Jeremy J. Damanik*
PIRAMIDA.ID- Komunikasi interpersonal adalah interaksi verbal dan nonverbal antara 2 orang atau lebih yang saling ketergantungan. Komponennya terdiri dari; 1) komunikator (sender), 2) komunikan (receiver), 3) pesan (message), 4) saluran (channel), dan 5) media.
Manusia sebagai komunikator dan komunikan merupakan komponen utama dalam komunikasi interpersonal.
Faktor manusia – komunikator dan komunikan – merupakan faktor utama keefektifan komunikasi interpersonal, karena sentra seluruh kehidupan adalah manusia. Faktor manusia merupakan sentral seluruh kehidupan.
“The human being is the center and yardstick of everything, Ernesto Imbassahy de Melo.”
“If you dig very deeply into any problem, you will get people, J. Watson Wilson.”
Apapun persoalan kehidupan, jika menggali secara mendalam setiap persoalan maka akan menemukan akar masalahnya adalah manusia. Oleh sebab itu, bukan what (apa) yang dikomunikasikan, atau how (bagaimana mengkomunikasikannya, melainkan who (siapa) yang mengkomunikasikan.
Komunikasi interpersonal dibedakan dengan komunikasi intrapersonal. Interpersonal adalah komunikasi antarpribadi, sementara intrapersonal adalah komunikasi dengan diri sendiri (pengenalan diri). Komunikasi intrapersonal, seperti memahami diri sendiri, kemampuan mengelola diri sendiri untuk kemudian memiliki empati dalam membina hubungan dengan orang lain sangat penting dalam proses komunikasi interpersonal.
Komunikasi interpersonal dimulai dari ide (idea) komunikator, kemudian ide itu di-encoding menjadi sebuah pesan, lalu komumikator mengirimkan (transmitted) melalui saluran (channel) dan diterima (received) komunikan. Oleh komunikan diinterpretasi (decoded) untuk kemudian melahirkan ide (idea) bagi komunikan, setelah itu peran komunikan berubah menjadi komunikator pada saat memberi respon.
Idenya kemudian di-encoding menjadi pesan dan dikirim (transmitted) melalui saluran (channel), diterima (received) dan interpretasi (decoded) oleh komunikan yang sebelumnya berperan sebagai komunikator. Demikian komunikasi interpersonal berlangsung dan masing-masing pihak berganti peran, sebagai komunikator dan untuk kemudian berubah peran menjadi komunikan.
Dalam proses komunikasi ini sangat dibutuhkan peran 3-H.
Head, Heart, dan Hand dalam komunikasi Interpersonal
Head (kepala) adalah simbol pikiran. Karakteristiknya rasional, dan mengabaikan perasaan. Dalam komunikasi interpersonal komunikator (sender) menyampaikan pesan secara rasional, tanpa menghiraukan perasaan, berfikir kritis, terkesan meremehkan dan ingin menjadi superman, mereka ini sulit diajak bekerjasama ketika berbeda pendapat.
Heart (hati) adalah simbol hati. Karakteristiknya suprarasional, dan selalu mempertimbangkan perasaan. Dalam komunikasi interpersonal, komunikator menyampaikan pesan (message) secara suprarasional dan selalu mempertimbangkan perasaan. Mengedepankan heart dalam komunikasi interpersonal, empati, sikap positif sehingga mudah menjadi super tim, altruis. Ingat, tidak ada kesuksesan jenius yang tampil sendirian.
Hand (tangan) adalah simbol perbuatan. Komunikasi interpersonal disimbolkan sebagai hand, ditentukan interelasi head dan heart. Mengedepankan head berarti yang bersangkutan lebih menonjolkan diri sendiri, egois (super man). Akibatnya komunikasi interpersonal menjadi kurang baik. Mengedepankan heart berarti komunikasi interpersonal mendorong terbangunnya super tim. Buta pikiran, adalah kebodohan, buta hati adalah kejahatan.
Kwadran profil manusia atas dasar hati (heart) dan pikiran (head)
- Profil-1: Hati kurang baik, pikiran kurang pintar. Cirinya: 1) sulit memahami dan menyelesaikan masalah, 2) gagasan sangat lemah, 3) motivasi memimpin lemah, 4) energi berbuat lemah, 5) reseptif atas gagasan orang lain.
- Profil-2: Hati baik, pikiran kurang pintar. Ciri-cirinya: 1) sulit memahami dan menyelesaikan masalah, 2) gagasan sangat lemah, 3) motivasi memimpin lemah, 4) energi berbuat relatif kuat, 5) reseptif atas gagasan orang lain.
- Profil-3: Hati kurang baik, pikiran pintar. Ciri-cirinya: 1) cepat dan tepat memahami dan menyelesaikan masalah, 2) rasional dan obyektif, 3) kreatif membuat gagasan, 4) motivasi memimpin tinggi, cenderung keras, 5) energi kuat, tapi bisa lemah, 6) cenderung egois, 7) kritis destruktif, atas gagasan orang lain.
- Profil 4: pikiran pintar dan hati baik. Ciri-cirinya: 1) cepat dan tepat memahami dan menyelesaikan masalah, 2) suprarasional (obyektif dan etis), 3) gagasan cemerlang, 4) motivasi memimpin tinggi cenderung luwes, 5) energi berbuat kuat, 6) altruis dan 7) kritis konstruktif atas gagasan orang lain.
The inner beauty merupakan kekuatan dari dalam diri (the hidden power) yang membuat komunikasi interpersonal menjadi efektif. To change the world, we first, have to change ourselves. Jika ingin memperbaiki orang lain mulailah mengubah diri sendiri.
Bila ada cahaya di dalam hati, ada kecantikan di dalam pribadi. Bila ada kecantikan di dalam pribadi, ada harmoni di dalam rumah. Bila ada harmoni di dalam rumah, ada ketertiban di dalam masyarakat dan negara. Bila ada ketertiban di dalam masyarakat dan negara, ada kedamaian di dunia. Komunikasi interpersonal berlangsung dengan baik atas dukungan the inner beauty.
Hati memiliki kolestrol seperti marah, cemburu, tidak nyaman, dengki, kebencian, kasihan pada diri sendiri, cemas, depresi, jengkel, merasa bersalah, malu, menyesal, iri, dan emosi negatif lainnya. Kepribadian membutuhkan kolestrol ini, namun harus dikendalikan pada ambang batas yang tidak merusak.
Misalnya, marah, siapun bisa marah, dan itu manusiawi. Marah itu mudah. tetapi marah pada orang yang tepat dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat demi tujuan yang benar dan dengan cara yang baik, bukanlah hal yang mudah. Oleh sebab itu berhati-hati jika marah, tetapi jika ada seseorang yang tidak pernah lagi marah, secara emosional ada masalah. Kolestrol ini bisa terjadi dalam komunikasi interpersonal, oleh sebab itu dengan sikap positif kolestrol dapat dikendalikan.
Karakter komunikasi interpersonal didukung oleh kualitas (tingkatan) kompetensi berkomunikasi, dan kualitas (tingkatan) sifat-sifat kepribadian. Kualitas atau tingkatan kompetensi terdiri dari knowledge, skill dan attitude. Kualitas (tingkatan) sifat-sifat terdiri dari thought, action dan habit.
Membangun karakter komunikasi interpersonal baik kompetensi dan sifat-sifat kepribadian dilaksanakan melalui dua tahap. Tahap pertama pemahaman yang benar, tahap dua implementasi yang benar, sampai menuju karakter.
Oleh sebab itu, interelasi hati baik yakni sikap positif suprarasional dan pikiran cerdas yakni rasional menentukan kualitas komunikasi interpersonal.
Penulis merupakan alumnus STT GMI.