PIRAMIDA.ID- “Setiap hari mahasiswa Harvard Law School setidaknya harus wajib belajar 8 jam setiap hari, itu pun di luar jam kuliah,” kata Andhika Sudarman sembari mengingat pengalamannya saat kuliah.
Ialah Andhika Putra Sudarman, merupakan satu-satunya orang Indonesia yang berpidato pada wisuda kelulusan dari Harvard Law School, almamater mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Apakah itu prestasi bagi Indonesia? Iya, Andhika merupakan orang pertama kali yang mampu berpidato dalam kelulusan di Harvard University. Untuk dapat menembus masuk melalui jalur beasiswa saja tidak mudah, namun Andhika mempu menembus hingga menjadi pembicara utama saat kelulusan.
“Untuk bisa berpidato saat lulus bukan perkara mudah, sebab harus melalui seleksi yang ketat dari setiap individu mahasiswa di Harvard Law,” katanya kepada Antara.
Pria kelahiran Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau, tersebut mengaku telah melewati lebih dari tiga tahap serangkaian tes. Dari mula kuliah di Harvard, Andhika memang sudah terpilih untuk menjadi “Class Marshal” di angkatannya, atau pembawa bendera di barisan depan. Kala itu hanya terdapat 6 orang Class Marshal yang mewakili sekitar 800 orang.
Selama ini, secara kebiasaan hal tersebut kerap dilakukan dan disematkan pada orang Amerika dan Amerika Latin. Dalam menempuh pendidikan pasca sarjana di Harvard, Andhika mengaku tertarik menjadi pembicara sejak beberapa seniornya menekankan bahwa sebagai pembicara pada level pidato kelulusan adalah hal yang hebat.
“Awalnya ya cuma ingin keren saja, sebab saya tahu proses seleksinya tidaklah mudah. Karena mahasiswa seluruh dunia juga hadir pada seleksi tersebut ingin menjadi pembicara utama,” katanya.
Sebelumnya, Andhika sempat mengenyam ilmu sarjana di Fakultas Hukum Universitas Indonesia melalui ujian tertulis tahun 2011. Bahkan, pada saat menempah ilmu di kampus kuning, ia pernah menyandang predikat Juara 1 Mapres (Mahasiswa Berprestasi) Tingkat Nasional Tahun 2014.
Pada saat berpidato, Andhika membicarakan mengenai tentang pentingnya menanamkan kekeluargaan dan menjaga lingkungan hidup. Menurutnya, rasa kekeluargaan adalah salah satu ciri khas kebaikan dari masyarakat Indonesia yang pantas diperkenalkan pada dunia.
“Saya rasa, sifat kekeluargaan adalah salah satu ciri khas Indonesia, dan kebaikan tersebut harus kita sebarkan kepada dunia, agar mereka mengetahui dan minat terhadap Indonesia,” ujarnya.
Meski ia berpidato hanya melalui sistem daring, tidak berwisuda secara langsung disebabkan adanya pandemi covid-19, ia mengaku cukup puas atas penapaiannya. Ia berharap mampu menginspirasi anak-anak muda yang ada di Indonesia untuk dapat menempuh ilmu di manapun dan setinggi mungkin.
Penuh Adrenalin
Kisah kebanggaan Andhika menjadi pembicara utama di Harvard dalam sejarah Indonesia, nampaknya bukanlah kisah pendek yang dilalui dengan mudah. Menuntut ilmu di Universitas Harvard, khusunya Harvard Law School, memiliki tantangan tersendiri.
“Adrenalin saya selalu terpacu, sebab selain beban menyandang beasiswa LPDP, mahasiswa di Harvard sangatlah kompetitif, apalagi merupakan almamater mantan Presiden AS Barrack Obama,” katanya.
Ia menuturkan, tidak seperti mahasiswa Indonesia yang kerap saling bersosialisasi dan saling membantu, di lingkungan Harvard, karakternya adalah individual, di mana setiap mahasiswa hanya fokus pada pencapaian prestasi akademik masing-masing.
Waktu belajar di luar jam kuliah, adalah minimal delapan jam per harinya. Jika hal tersebut tidak diterapkan, maka akan mudah tertinggal oleh mahasiswa lainnya yang tentu saja juga kompetitif.
“Jangankan jalan-jalan, waktu bersantai selain kuliah pun, jarang bisa dinikmat, walaupun lingkungan kampus di Massachusetts, Amerika Serikat, cukup menarik untuk dijelajahi,” kata Andhika.
Selain itu, Andhika sempat merasa bosan dengan makanan di Amerika Serikat yang menurutnya cukup membosankan dan tidak senikmat makanan Indonesia. Ia kerap memakan makanan yang sama hampir setiap harinya. Kemudian, udara dingin yang kerap menusuk membuat perkara lain, yaitu stres berkepanjangan.
“Saya merasakan ketika dingin itu ternyata bisa membuat lebih stres. Dan adrenalin kemudian memunculkan tekanan tersendiri saat tugas serta kewajiban kuliah harus segera diselesaikan,” katanya.
Perasaan malu terhadap masyarakat Indonesia jika tidak lulus, rupanya membuat pacu semangat Andhika bisa memuncak. Andhika mengaku akan malu jika nantinya dikenal sebagai mahasiswa yang tidak lulus dengan baik di Harvard, sebab biaya kuliahnya merupakan berkah dari pajak rakyat Indonesia yang disalurkan melalui LPDP.
Kisah sedihnya sudah ia tutup dengan pretasi yang cukup membanggakan bagi masyarakat Nusantara. Tidak berhenti sampai di situ, Andhika memiliki cita-cita, yaitu membuka mata pemuda Indonesia untuk bisa memberikan suntikan motivasi dalam mencari pendidikan atau kesuksesan, agar dapat bersaing di kancah global.
Saat ini Andhika tengah membangun gerakan rintisan dari start up yang memiliki konten-konten dalam menyebarkan semangat pemuda Indonesia. Konten rintisan tersebut, menurutnya, saat ini masih dalam tahapan pengembangan.
“Setidaknya saya menjadi bukti, bahwa pemuda Indonesia juga mampu bersaing di kancah internasional, khusunya di bidang pendidikan,” ujarnya.
Melihat capaian dari Andika, Koordinator Jaringan Sustainable Development Solutions Network (SDSN) Youth Indonesia, Rahyang Nusantara mengingatkan agar Andika tetap konsisten dalam kepedulian terhadap lingkungan dan kemajuan Indonesia.
“Anak muda indonesia yang berkuliah di kampus-kampus Ivy League di Amerika Serikat jangan terlalu cepat merasa bangga dengan pencapaian tersebut.
Kesempatan yang diberikan kepada mereka, terlebih lagi mendapatkan beasiswa dari negara, menjadi lebih besar dibanding mayoritas anak muda lainnya di Indonesia yang bahkan lulus SMA pun merupakan sebuah privilese,” kata Rahyang yang juga pegiat lingkungan.
Rahyang juga meminta bagi pemuda yang memiliki kesempatan seperti Andika dapat memanfaatkan peluang tersebut untuk membangun negeri. “Apapun perannya di masyarakat. Anak muda Indonesia akan melihat kalian sebagai role model, tampilkan,” ujarnya.
Sumber: antaranews.com