PIRAMIDA.ID- Apa itu pantomime? Dalam artikel kali ini, kita akan kembali merunut pantomime dari sejarahnya. Dengan mengikuti runut sejarah, maka akan semakin jelas untuk menyimpulkan apa itu pantomime.
Sejarah Pantomime
Pantomim adalah laku tanpa kata yang menjadikan gestur sebagai media komunikasi. Secara etimologis, pantomime berasal dari bahasa Yunani, yaitu pantomimus yang artinya menirukan segala sesuatu. Grolier Academik Encylopedia menjelaskan bahwa pantomime adalah cerita, tema atau kegiatan sehari-hari yang dikembangkan melalui gerak tubuh dan mimik wajah yang ekspresif (Hamzah, 1985:51). Rendra menambahkan bahwa pantomime adalah proses dari suatu kegiatan manusia yang dilakukan dengan gerak semata (Rendra, 1984: 46).
Banyak sumber yang meyakini bahwa bentuk awal pantomime adalah pertunjukan jenaka yang berkembang di kawasan Dorian dan Sparta. Pertunjukan tersebut dikenal dengan nama phlyake. Frisdo (2018) mengatakan bahwa cerita yang diangkat untuk phlyake adalah cerita yang bersumber dari mitologi dan cerita sehari-hari. Phlyake dipentaskan menggunakan kostum dan topeng yang aneh. Seni phlyake dipelopori dan dikembangkan oleh Epicharmus pada tahun 485-467 SM.
Sedangkan menurut Aristoteles yang dituliskan dalam buku Puitika (2017), pantomim telah dipentaskan sejak zaman Mesir kuno dan India, barulah kemudian menyebar ke Yunani. Pendapat tersebut didukung oleh temuan di relif-relif candi dan piramida yang menggambarkan seorang laki-laki dan perempuan sedang bergerak, namun tidak sedang menari.
Sedangkan berdasarkan penelitian Yudiaryani yang kemudian ditulisnya dalam buku Panggung Teater Dunia (2002), mengatakan bahwa seni pantomime dimulai dari seni mime yang muncul di Yunani pada abad ke 5 sebelum masehi. Mime mengangkat cerita komedi yang cenderung singkat dan bersifat improvisasi. Namun seni dramatik ini masih menggunakan dialog. Kemudian dikembangkan pada masa Romawi Klasik dengan nama pantomime.
Di Roma masa itu, seni pantomime sangat digemari oleh masyarakat. Gerakan yang dimainkan masih berupa tarian-tarian, namun sudah tidak menggunakan dialog. Agar ceritanya dapat ditangkap dengan jelas oleh penonton, cerita disampaikan oleh narator. Cerita yang diangkat berasal dari cerita mitologi. Aktor pantomime pada masa itu menggunakan topeng yang bagian mulutnya terbuka. Kepopuleran seni pantomime di Roma mampu mempengaruhi selera para penguasa dari tragedi ke komedi.
Di era modern, seni pantomime semakin berkembang dan dikenal secara luas melalui film bisu. Awal abad ke 20, gerak dan ekspresi dari seni pantomime mulai digarap secara serius. Bahkan kepopuleran dari seni pantomime membuat tahun 1927 menjadi “era tanpa kata”. Salah satu tokoh besar pantomime yang menjadi ikon dari seni pantomime adalah Charlie Chaplin (1889-1977). Berkat usaha dan dedikasi Chaplin, perkembangan seni pantomime terus meningkat hingga hari ini. (*)
Pojok Seni