PIRAMIDA.ID- GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) mengadakan audiensi dengan Ephorus HKI (Huria Kristen Indonesia) Pdt. Firman Sibarani, M.Th pada Rabu, (30/06/2021) di kantor pusat HKI.
Audiensi yang berlangsung kurang lebih 2 jam tersebut dengan tujuan membicarakan program-program GMKI yang akan di-joinkan dengan HKI, yaitu Pendalaman Alkitab dan diskusi dengan jemaat (pemuda) HKI, serta ajakan GMKI untuk pemuda HKI agar ikut dalam Pendidikan dan Pelatihan Jurnalistik GMKI yang akan diadakan pada bulan Agustus mendatang, di mana para pesertanya, yaitu anggota GMKI Pematangsiantar-Simalungun, pemuda gereja, dan juga anggota GMKI Utusan dari cabang Se-Wilayah 1 (Sumut-Aceh).
Ephorus HKI mengatakan, program-program yang GMKI ingin joinkan adalah program yang sangat baik, dan HKI sendiri sangat setuju dengan kolaborasi program ini. “Harapanya GMKI dapat berkomunikasi lebih lanjut dengan pimpinan pusat pemuda HKI,” ucap Ephorus.
Saat audiensi tersebut, GMKI juga meminta tanggapan dari HKI terkait polemik masyarakat saat ini, yaitu masyarakat yang sedang berkonflik dengan perusahaan bubur kertas dengan nama PT Toba Pulp Lestari (PT TPL).
Dalam hal itu, Tulus Panggabean, S.T sebagai Sekretaris Cabang GMKI Pematangsiantar-Simalungun menanyakan, sebagai gereja (HKI) yang memiliki begitu banyak warga jemaat, baik itu jemaat yang berdampak positif maupun negatif ataupun sama sekali tidak berdampak akan kehadiran PT TPL bagaimana tanggapan dari HKI melihat isu yang sedang hangat saat ini, yaitu dengan isu penutupan PT Toba Pulp Lestari.
Pdt. Firman mengatakan, jika pemerintah telah sepakat bahwa Danau Toba adalah wisata prioritas dunia maka sudah seharusnya segala aktivitas yang menimbulkan kerusakan lingkungan di sekitaran Danau Toba dihentikan.
“Tidak hanya PT TPL, akan tetapi ada begitu banyak perusahaan yang merusak lingkungan di sekitaran Danau Toba. Pemerintah 7 kabupaten yang ada di sekitaran Danau Toba harus ikut gabung dalam menjaga lingkungan di mana keindahan Danau Toba menjadi wisata prioritas dunia,” ucap Firman.
“Namun untuk menyikapi hal ini kita juga harus punya data yang lengkap, agar tidak serta merta kita dipandang sebagai anti perusahaan,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Ephorus HKI juga mengakui bahwa gereja lah salah satu yang paling banyak menggunakan kertas dalam aktivitasnya. “Yang paling banyak menggunakan kertas adalah gereja. 1 truk setiap hari minggunya, hal itu saya buktikan pada waktu (dulu) saya melakukan pelayanan di Kota Medan,” terangnya.
Namun beliau juga mengatakan penggunaan kertas tersebut akan dikurangi dalam aktivitas pelayanan HKI karena HKI juga akan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
Gading S, sebagai Kabid Aksi dan Pelayanan di GMKI Pematangsiantar-Simalungun juga menambahkan bahwa, GMKI adalah anak kandung dari gereja.
“Untuk itu kami datang ke sini dalam bentuk ingin berdiskusi, berkolaborasi, dan meminta tanggapan sebagai anak dari gereja untuk sama-sama menyikapi isu yang ada baik itu isu Gereja, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat,” ujar Gading.
Dalam hal ini juga GMKI nantinya akan mengunjungi seluruh sinode gereja yang ada di Kota Pematangsiantar untuk meminta tanggapan akan polemik masyarakat dengan PT TPL yang nantinya akan mengadakan seminar setelah mendengarkan tanggapan dari seluruh sinode gereja yang ada di Pematangsiantar.
Audiensi tersebut dihadiri oleh Pdt. Firman Sibarani, S.Th (Ephorus HKI), Hotman Hutasoit (Sekjend HKI), Sihotang (Kadep Umum). Adapun perwakilan dari GMKI Pematansiantar-Simalungun adalah Tulus Panggabean (Sekretaris GMKI), Gading S (Kabid Akspel), Popiana Hutauruk (Kabid Organisasi), Armada Simorangkir (Sekbid Medkominfo), lenny Marbun (Sekbid Kewirausahaan), Katarina Manurung (Wakil Sekretaris), Vernando Siburian (Sekbid Organisasi), AngeL Gultom.
Di akhir audiensi juga Ephorus GMKI memberikan sebuah karya tulis dalam bentuk buku kepada GMKI Pematangsiantar-Simalungun.
“Audiensi ini akan menjadi awal yang baik untuk menjalin kembali hubungan antara seorang anak (GMKI) dengan ayah (gereja, HKI). Semoga ke depanya secara terus menerus GMKI dan juga HKI dapat saling berkolaborasi,” tutup Tulus.(*)