PIRAMIDA.ID- Hujan deras yang terjadi belakangan ini menyebabkan terjadinya banjir dan longsor di daerah Parapat dan Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten simalungun, pada Kamis (13/05/2021).
Terlihat dari video amatir yang beredar bahwa air bercampur dengan lumpur telah memenuhi badan jalan bahkan rumah-rumah warga juga ikut terkena banjir. Kini pusat Kota Parapat penuh dengan air yang membawa batu sehingga arus lalu lintas yang menghubungkan antara 3 kabupaten ini menjadi terhambat bahkan lumpuh total.
Saat ini dari kepolisian dan pihak terkait telah berkoordinasi untuk membersihkan banjir dan bebatuan sisa longsor yang menutupi jalan lintas.
Melihat hal tersebut, Kelompok Studi Pendidikan Merdeka (KSPM) menyampaikan keprihatinan terhadap banjir yang melanda tersebut.
“Kita menyadari bahwa kawasan Danau Toba terkenal dengan kekayaan hutani yang luas, sehingga sangat minim untuk terjadinya banjir, pada bulan ini telah terjadi kurang lebih 3 kali hujan deras dan menyebabkan volume air tidak dapat ditahan lagi oleh saluran pembuangan dan hutan pun tidak dapat menyerap,” ungkap partisan KSPM, Daniel Edonta Perangin-angin.
Ia juga tidak memungkiri banjir tersebut terjadi karena ekosistem alam yang mulai terkikis.
“Hal ini tidak kita pungkiri dapat terjadi karena telah terkikisnya ekosistem alam sehingga tidak sebanding dengan penyerapan air hujan yang deras oleh hutan,” lanjutnya.
“Peristiwa ini merupakan sebuah bencana alam yang tidak tahu kapan saja akan terjadi, kami dari Kelompok Studi Pendidikan Merdeka (KSPM) berharap peristiwa ini mendapat tindak lanjut dan perhatian penuh dari pemerintah Kabupaten Simalungun, dan kiranya ada solusi yang akan diberikan untuk menghindari dampak yang lebih meluas lagi, dan bahkan mengakibatkan korban jiwa,” pungkasnya.(*)