PIRAMIDA.ID- Teror di Sigi bukanlah kasus pertama dalam kasus terorisme di Indonesia pada saat menjelang hari besar, termasuk hari natal dan tahun baru. Kasus terorisme yang berada di Desa Lemba Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada hari Jumat, 27 November 2020 sekira pukul 09.00 WITA menewaskan 4 orang.
Dalam keterangan polisi, keempat korban itu, yakni Yasa, Pinu, Pedi dan Naka. Keempat korban merupakan anggota jemaat Pos Pelayanan Gereja Bala Keselamatan.
Pembunuhan itu sangat tidak manusiawi, para korban dipenggal dan satu korban dibakar dan beberapa rumah ikut dibakar. Tindakan yang tidak manusiawi itu jelas bertujuan untuk menciptakan provokasi dan teror di tengah masyarakat di mana ingin merusak persatuan dan kerukunan di antara warga bangsa.
Menanggapi hal ini, Harry David Levi Lingga, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Simalungun mengatakan, tindakan yang tidak manusiawi itu jelas bertujuan untuk menciptakan provokasi dan teror di tengah masyarakat yang ingin merusak persatuan dan kerukunan serta mengancam keamanan dan keselamatan di tengah masyarakat.
Dia juga menyampaikan agar pemerintah belajar dari kasus tersebut dan berharap agar pemerintah harus memberi rasa aman kepada masyarakat dalam merayakan Natal dan Tahun Baru 2021 nanti, terlebih di masa pandemi ini.
“Bukan hanya di Desa Lemba Tongoa, Kabubaten Sigi tapi di seluruh daerah di Indonesia. jangan sampai masyarakat dalam keadaan mencekam dan merasa terancam dalam beribadah memperingati kelahiran Yesus Kristus Sang Juru Selamat ke dunia serta merayakan Tahun Baru 2021,” terangnya.
Mantan Ketua GMKI Komisariat USI itu juga menyampaikan, pada saat pandemi Covid-19 pemerintah menganjurkan agar seluruh masyarakat untuk belajar bekerja dan beribadah dari rumah. Dan untuk melaksanakan anjuran pemerintah itu banyak gereja yang melaksananan perekaman (live streaming) ibadah yang dilakukan beberapa orang, termasuk pendeta dan majelis jemaat di dalam gereja sebagai panduan bagi jemaat jemaat yang berada di rumah dalam melaksanan ibadah online (dalam jaringan).
Karenanya, dia juga berharap apabila ada pengurus gereja yang meminta pengamanan dari pihak kepolisian dalam proses peliputan peribadahan di lingkungan gereja agar polisi dengan sigap dan dengan senang hati untuk mengawal dan memberikan kenyamanan dan keamanan kepada masyarakat (jemaat) dalam merayakan ibadah natal dan tahun baru nanti.
Pemuda yang saat ini mengemban amanah Ketua Namaposo (Pemuda) GKPS Resort Sondi Raya itu juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan menjaga persatuan dan mengingatkan agar taat protokol kesehatan.
“Sambil tetap meningkatkan kewaspadaan, saat merayakan natal dan tahun baru kita juga harus tetap menjalankan protokol kesehatan, baik rajin mencuci tangan, menggunakan masker dan selalu menjaga jarak,” tutupnya.(*)
Terimakasih piramida.id