PIRAMIDA.ID- Masih teringat di benak kita, kala takbir berkumandang di seluruh dunia, tetapi dentuman keras roket-roket Israel kian membabi buta menyerang penduduk Palestina. Berhari-hari penuh dengan tangis dan menyelamatkan diri, kini perlahan Palestina kembali bangkit dengan senyum dan pelukan penuh makna. Pelukan yang penuh makna meski hanya sesaat. Sesaat tetapi membahagiakan mereka.
Berpelukan tidak bisa diremehkan keberadaannya. Sebuah penelitian di University of Kansas, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa berpelukan selama 10 hingga 20 detik mampu melancarkan sirkulasi darah dan oksigen. Hal ini bisa membuat tubuh menjadi jauh lebih segar. Fakta mengejutkan mengenai berpelukan juga disampaikan oleh Virginia Satir, seorang ahli terapis keluarga.
“Kita membutuhkan empat pelukan per hari untuk bertahan hidup. Kita membutuhkan delapan pelukan per hari untuk menjaga kestabilan emosi. Kita membutuhkan 12 pelukan per hari untuk tumbuh.”
Sebuah angka yang cukup mencenangkan untuk berpelukan. Manusia merupakan makhluk sensitif yang memerlukan banyak dukungan, baik ketika merasa sedih maupun bahagia. Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Michael L. M Murphy dari Departemen Psikologi, Universitas Carnegie Mellon, yang dimuat dalam jurnal Plos One, menunjukkan bahwa memeluk dapat mengurangi perasaan buruk.
Penelitian yang melibatkan 404 orang selama dua pekan dilakukan dengan cara mencatat kegiatan sehari-hari, suasana hati setiap individu, dan interaksi fisik. Menariknya, penelitian ini mengungkapkan bahwa lebih rendah tingkat stress individu yang mengalami konflik ketika menerima pelukan.
Berbanding terbalik dengan individu yang tidak menerima pelukan ketika mengalami konflik. Akan banyak pengaruh negatif terhadap mental mereka seperti, meningkatnya stres dan rasa cemas. Melihat pentingnya makna sentuhan ajaib dari berpelukan, banyak bermunculan pekerjaan tak biasa di dunia, salah satunya tukang peluk professional.
Melansir dari Daily Mail, di wilayah Texas, Amerika Serikat terdapat tukang peluk professional yang mampu menghasilkan US$1.600 atau 21 juta rupiah per minggu. Profesi ini dilakukan oleh seorang wanita bernama Janet Trevino. Janet mengatakan banyak sekali orang yang sudah mengalami kesepian dan membutuhkan kasih sayang untuk waktu yang lama. Hal ini dilakukan Janet untuk membantu banyak orang. Sungguh pemikiran yang terbuka.
Berpelukan memang menjadi hal yang biasa di beberapa negara, tetapi kemudian bagaimana makna berpelukan di negara kita, Indonesia?
Seorang anggota komunitas pencegahan bunuh diri, Into the Light Indonesia, Benny Prawira, mengatakan bahwa berpelukan bisa menurunkan stres. Namun, berpelukan masih menjadi hal yang tabu dibicarakan bahkan dilakukan di Indonesia.
Budaya di Indonesia dianggap masih kaku sehingga membuat masyarakat cenderung sulit untuk melakukan sentuhan-sentuhan kecil bahkan berpelukan. Padahal ada banyak manfaat dari berpelukan.
Namun, sekali lagi, berikan pelukan yang tulus dan ikhlas untuk membantu orang lain. Jangan tambahkan bumbu-bumbu tidak baik di dalam pelukan. Karena pelukan tulus kamu bisa membantu banyak orang.(*)
National Geographic Indonesia