PIRAMIDA.ID- Bisakah satu generasi menjadi pelupa? Memang benar bahwa generasi yang lebih tua dapat gagal mengingat apa artinya menjadi muda.
Seiring bertambahnya usia, munculah cemoohan pada kaum muda oleh setiap kelompok demografis di atas usia 35 tahun atau lebih.
“Mencemooh suatu generasi adalah perilaku manusia yang abadi,” kata novelis Douglas Coupland dalam sebuah esai untuk The Guardian awal bulan ini.
Dan dia tahu benar: dia adalah orang yang menciptakan istilah “Generasi X”.
Generasi baby boomer, kenangnya, pernah melontarkan cemoohan pada Gen-X seperti dia.
Gen-X kemudian sering mengkritik milenial yang sering pamer memakan roti panggang dengan selai alpukat.
Sekarang giliran Generasi Z, para penggemar Tiktok dengan politik identitas mereka, yang dihakimi oleh orang yang lebih tua.
Anak zaman sekarang
Sebenarnya ada istilah ilmiah untuk ini yakni “efek anak-anak zaman sekarang” (kids these days effect), yang dapat ditelusuri sampai ke masa Yunani Kuno.
“Setidaknya sejak 624 SM, orang-orang telah meratapi generasi muda yang dianggap kurang dibandingkan dengan generasi sebelumnya,” menurut psikolog yang menamai fenomena tersebut.
“Meluasnya keluhan tentang ‘anak-anak muda hari ini’ selama ribuan tahun menunjukkan bahwa kritik ini tidak akurat atau karena ada budaya yang aneh – melainkan ini mewakili ilusi kemanusiaan.”
Salah satu alasannya, kata para peneliti, adalah bahwa orang cenderung lupa bahwa mereka sendiri telah berubah dari waktu ke waktu, dan dengan demikian menganggap bahwa sikap orang-orang yang lebih muda akan tetap seperti itu.
Namun, itu bukan satu-satunya jenis lupa yang sering terjadi.
Ada jenis lain yang kurang terlihat, yang disebut “amnesia generasi”, yang memiliki efek mendalam pada cara kita melihat dunia.
Sayangnya, kita semua mengalaminya, tidak peduli seberapa muda atau tua kita.
Setiap generasi diberikan dunia yang telah dibentuk oleh para pendahulu mereka – dan kemudian tampaknya melupakan fakta itu.
Coba pikirkan soal teknologi.
Ide generasi saat ini tentang teknologi berarti ponsel pintar, cryptocurrency, atau internet, tetapi teknologi tidak selalu demikian.
Teknologi pernah berpusat pada pneumatik atau tenaga uap, bukan silikon.
Seorang ilmuwan komputer pernah mengatakan bahwa teknologi harus didefinisikan sebagai “segala sesuatu yang ditemukan setelah Anda lahir”.
Namun, kita sering lupa bahwa suatu objek adalah bentuk teknologi.
Seperti yang pernah ditunjukkan oleh penulis Douglas Adams: “Kita tidak lagi menganggap kursi sebagai teknologi; kita hanya menganggapnya sebagai kursi. Tetapi ada suatu masa ketika kita tidak mengetahui berapa banyak kaki yang harus dimiliki kursi, seberapa tinggi seharusnya kursi itu.”
Rata-rata orang saat ini menjalani kehidupan dengan kemajuan dan kemewahan yang bahkan hanya bisa diimpikan oleh generasi paling istimewa di masa lalu.
Jika Cleopatra atau Elizabeth I melakukan perjalanan waktu hingga hari ini, mereka akan mengagumi dunia yang kita anggap remeh, dengan vaksin dan antibiotik, dan toilet modern, serta lemari es di setiap rumah.
Generasi baru juga memiliki kebiasaan untuk secara kolektif melupakan bagaimana perubahan sosial yang positif terjadi melalui aktivisme kelompok minoritas yang pernah dijauhi, seperti Emmeline Pankhurst dan kampanye hak pilih untuk perempuan. Fakta ini jarang diingat.
Namun, jika generasi terbaru lupa tentang langkah-langkah positif dan perubahan yang diberikan kepada mereka oleh leluhur mereka, maka mereka juga dapat gagal untuk memperhatikan bagaimana para pendahulu itu juga telah merusak dunia.
Amnesia pada satu generasi
Amnesia pada sebuah generasi, salah satunya diamati pada 1990-an, oleh para peneliti yang mempelajari ikan.
Suatu hari, ahli perikanan Daniel Pauly melihat sesuatu yang aneh, bahwa para koleanya melihat populasi ikan tertentu yang menurun sebagai hal yang biasa.
Mereka melakukan ini terlepas dari cerita bahwa generasi sebelumnya mengamati kehidupan laut yang sangat berbeda.
Sebagai contoh, Pauly mengingat bagaimana kakek dari seorang rekannya pernah mengungkapkan kekesalannya, yakni pada tahun 1920-an, tuna sirip biru sering terjerat dalam jaringnya di Laut Utara.
Namun, sekarang spesies itu sudah tak bisa ditemukan di sana.
Menurut Pauly dalam sebuah makalah singkat namun berpengaruh, para ilmuwan gagal untuk memperhitungkan spesies yang semakin lama semakin menghilang dan setiap generasi itu menerima hilangnya keanekaragaman hayati sebagai hal yang normal.
Hal itu terjadi di bidang lain, selain perikanan.
Beberapa tahun kemudian, psikolog Peter Kahn dari University of Washington menggambarkan efek yang sama dalam konteks yang sama sekali berbeda: komunitas kulit hitam di Houston, Texas.
Dia ingin tahu tentang persepsi anak-anak tentang kualitas lingkungan tempat mereka tinggal.
Melalui wawancara, dia menemukan bahwa anak-anak dapat dengan mudah menggambarkan apa itu polusi udara, misalnya, serta menyoroti kota-kota lain yang tercemar – tetapi secara bersamaan mereka gagal menyadari bahwa Houston telah menjadi salah satu kota paling tercemar udara di AS.
Mereka hanya menerimanya apa adanya. “Bagaimana mungkin anak-anak ini tidak mengetahuinya?
Salah satu jawabannya adalah karena mereka lahir di Houston dan sebagian besar tidak pernah meninggalkannya; sehingga mereka pikir itu keadaan yang normal,” tulis Kahn kemudian dalam sebuah makalah yang ditulisnya dengan Weiss.
Menurut Kahn dan Weiss, kita semua mengalami bentuk amnesia generasi ini.
Ini terjadi karena umat manusia secara kolektif “melupakan” alam yang dulu, ada seiring berjalannya suatu generasi.
“Masalah ini adalah salah satu masalah psikologis paling mendesak dalam hidup kita,” tulis mereka.
“Cukup sulit untuk memecahkan masalah, seperti penggundulan hutan, pengasaman laut, dan perubahan iklim; tetapi setidaknya kebanyakan orang mengenalinya sebagai masalah.”
Apa solusinya?
Ahli zoologi Lizzie Jones dari Royal Holloway, London dan rekannya baru-baru ini mewawancarai orang-orang yang tinggal di Inggris tentang persepsi dan ingatan mereka terhadap 10 spesies burung.
Mereka menemukan bahwa orang yang lebih muda, yang mendekati usia 18 tahun, kurang mampu menggambarkan perubahan ekologis jangka panjang yang sebenarnya telah terjadi di antara populasi burung Inggris.
Seperti yang ditunjukkan Jones dan rekan-rekannya, burung jalak pernah menjadi pemandangan umum di Inggris, tetapi jumlah mereka di Inggris saja menurun 87% antara tahun 1967 dan 2015.
Contoh lain mungkin adalah “fenomena kaca depan mobil”, yakni semakin sedikitnya serangga yang berceceran di kaca mobil seseorang, dibandingkan dulu.
Apakah ada cara untuk menghindari amnesia generasi seperti itu?
Kahn dan Weiss mengusulkan generasi yang lebih tua untuk mengembangkan apa yang mereka sebut “pola interaksi”, yakni pendekatan yang lebih berdasarkan pengalaman.
Melalui pola itu anak-anak dan remaja didorong untuk mengenali alam, di mana pun mereka dapat menemukannya.
Mereka tak harus mengunjungi hutan liar yang langka atau mendaki ke hutan belantara yang tidak dapat diakses.
Caranya, bisa sesederhana berjalan di sepanjang tepi badan air, mengidentifikasi buah beri di hari musim panas, atau bahkan hanya berbaring di rerumputan atau tanah.
Tidak masalah apakah Anda tinggal di kota atau pedesaan.
“Solusi yang kami kemukakan adalah, pada dasarnya, ‘satu interaksi kecil dengan alam pada satu waktu’,” tulis Kahn dan Weiss.
Seiring bertambahnya usia setiap generasi, mungkin mencemooh generasi yang lebih muda tampak sebagai suatu hal yang menggoda.
Namun, untuk memastikan bahwa kenangan terbaik kita tentang dunia tidak dilupakan, mungkin lebih baik kita menghabiskan energi untuk menceritakan pengalaman kita pada para generasi yang lebih muda, alih-alih menghakimi mereka.(*)
BBC Indonesia