PIRAMIDA.ID- Bukit Barisan Selatan adalah satu dari tiga taman nasional di Sumatera yang mendapat penghargaan bergengsi dari UNESCO pada 2004. TNBBS bersama Taman Nasional Gunung Leuser [TNGL] dan Taman Nasional Kerinci Seblat [TNKS] dinobatkan sebagai Tropical Rainforest Heritage of Sumatera [TRHS] atau Situs Warisan Dunia Hutan Hujan Tropis Sumatera.
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan [TNBBS] membujur dari Bengkulu hingga Lampung. Luasnya sekitar 355.511 hektar. Secara administratif, wilayahnya meliputi Kabupaten Tanggamus [10.500 ha] dan Kabupaten Lampung Barat serta Pesisir Barat seluas 280.300 hektar untuk Lampung, dan di Kabupaten Kaur, Bengkulu sekitar 64.711 hektar
Awalnya, tahun 1935, TNBBS adalah Suaka Margasatwa yang ditetapkan melalui Besluit Van der Gouvernour-Generat Van Nederlandseh Indie No 48 stbl. 1935. Namanya, Sumatra Selatan I [SSI] seluas 356.800 hektar. Wilayahnya, Reg. 49B Krui Barat, Reg. 46B Sekincau, Reg. 47B Bukit Penetoh, Reg. 22B Kubunicik, Reg. 49 SSI bagian Selatan, dan Reg. 52 Kaur Timur.
Selanjutnya, pada 14 Oktober 1982, Suaka Margasatwa Sumatera Selatan I ini dinyatakan sebagai kawasan TNBBS melalui Surat Pernyataan (SP) Menteri Pertanian No. 736/Mentan/X/1982.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. P.03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Februari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional, Balai TNBBS ditetapkan menjadi Balai Besar TNBBS.
Apa yang menarik dari taman nasional ini? Selain sebagai habitatnya bunga Rafflesia arnoldii, wilayah ini juga merupakan habitatnya tiga mamalia terancam punah. Gajah sumatera [Elephas maximus sumatrensis], harimau sumatera [Panthera tigris sumatrae], dan badak sumatera [Dicerorhinus sumatrensis] hidup di sini.
Khusus badak, pada November 2005, badak Rosa yang saat itu berumur empat tahun, dan kini berada di Suaka Rhino Sumatera [SRS], Taman Nasional Way Kambas, Lampung, dulunya sering keluar masuk permukiman penduduk di TNBBS. Sebelum diselamatkan, Rosa diperkirakan sudah berkeliaran agak lama di wilayah masyarakat itu.
Badak sumatera merupakan satwa langka bercula dua. Berdasarkan IUCN statusnya Kritis [Critically Endangered] atau satu langkah menuju kepunahan di alam liar. Keberadaannya tersebar di Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Taman Nasional Way Kambas, dan Kutai Barat, Kalimantan Timur. Jumlahnya diperkirakan tidak lebih 100 individu. TNBBS tentu saja beruntung memiliki satwa dilindungi ini.
Menjaga habitat
Terganggunya habitat satwa liar akibat konversi hutan menjadi pemukiman dan perkebunan adalah ancaman ancaman utama kelestarian TNKS saat ini.
Pembukaan hutan juga mendatangkan ancaman serius yaitu adanya perburuan liar. Dampaknya, peningkatan populasi badak sumatera maupun harimau sumatera terganggu.
Menetapkan mata pencaharian yang ramah lingkungan bagi kelompok masyarakat, dan meningkatkan penghasilan melalui Conservation Conscious Community Network [3CoNet] atau Jaringan Masyarakat Sadar akan Pelestarian dapat dilakukan.
Selain itu juga dapat mendidik dan menumbuhkan kesadaran para pengambil keputusan, para penegak hukum, dan masyarakat umum mengenai pelestarian dan perundang-undangan keanekaragaman hayati. Tentunya, terkait TNBBS.
Destinasi menarik
Ada beberapa destinasi wisata menarik di TNBBS yang dapat kita nikmati keindahan alamnya.
Sukaraja Atas
Kawasan ini merupakan bagian hulu Sungai Pemerihan, merupakan habitat penting bagi jenis-jenis tumbuhan berbunga unik dan langka seperti Rafflesia arnoldii dan Bunga Bangkai [Amorphophallus sp].
Dari Sukaraja Atas, kita dapat menikmati hawa sejuk dan melihat Teluk Semangka. Penjelajahan sungai dan hutan, pengamatan flora dan fauna, berkemah dapat dilakukan.
Objek Wisata Alam Sukaraja Atas terletak di timur TNBBS yang secara administratif beradai di Kabupaten Lampung Barat. Dapat ditempuh dengan rute Bandar Lampung-Kotaagung-Wonosobo-Sukaraja Atas sepanjang 129 km.
Geoheritage Suoh
Letaknya di Kabupaten Lampung Barat yang dapat ditempuh dari Bandar Lampung-Kotaagung-Wonosobo-Banding-Suoh, sejauh 148 kilometer.
Suoh berbatasan dengan enclave Suoh yang terbentuk dari letusan Gunung Ratu tahun 1933. Potensi uniknya adalah ada empat danau berdekatan, yang hanya dipisahkan padang rumput dan rawa.
Danau tersebut adalah Danau Asam [airnya terasa asam], Danau Lebar, Danau Minyak [airnya seperti mengandung minyak], dan Danau Belibis [habitat burung air].
Lembah Suoh memiliki potensi berupa sumber panas bumi di Gunung Loreng dan letupan-letupan lumpur panas.
Tambling
Wisata Alam Tampang-Belimbing [Tambling] terletak di ujung selatan TNBBS, yang masuk Kabupaten Tanggamus [Tampang] dan Kabupaten Lampung Barat [Belimbing].
Kawasan ini terdiri ekosistem hutan pantai dan hutan hujan dataran rendah yang penting sebagai habitat rusa, kerbau liar, dan burung.
Di muara Way Sleman terdapat pulau endapan yang didoininasi jenis Nypa fruticans dan habitat kalong yang jumlahnya ribuan ekor. Selain itu ada pantai pasir yang panjang dan indah, pantai karang Sawang Bajau, Savana Kobakan Bandeng, Way Sleman, Way Blambangan, dan Danau Menjukut.
Kawasan ini dapat dicapai melalui jalur laut ke Tampang sekira 4 jam dan ke Belimbing sekira 6 jam. Jalur udara dapat ditempuh dengan pesawat dari Bandara Raden Intan II, Bandar Lampung, langsung ke Belimbing, selama setengah jam.
Muara Canguk-Pemerihan
Lokasinya di Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat. Di kawasan ini dapat dilakukan kegiatan penjelajahan hutan dan pantai, susur sungai, pengamatan flora fauna, juga hunting foto.
Kawasan ini dapat dicapai melalui Kotaagung-Sukaraja Atas-Suniberejo-Muara Pemerihan sekitar 52 kilometer. Dari Sukaraja Atas hingga Muara Pemerihan masih berupa jalan tanah sepanjang 20 kilometer.
Kubu Perahu
Kawasan ini masuk wilayah enclave Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat.
Di Kubu Perahu terdapat dua air terjun yaitu Sepapa Kanan [20 m] dan Sepapa Kiri [60 m].
Kawasan ini dapat dicapai melalui rute Bandar Lampung-Kotabumi-Bukit Kemuning-Liwa sejauh 218 kilometer. Dengan kendaraan roda empat sekitar 6 jam.
Keramat Menula
Obyek wisata alam ini berada di Kabupaten Pesisir Barat, perbatasan Provinsi Lampung dengan Bengkulu.
Di sini merupakan habitatnya berbagai jenis primata dan burung. Terdapat juga makam keramat Syech Aininullah yang cukup terkenal di Lampung dan Bengkulu. Jelajah hutan, pengamatan flora dan fauna serta berburu foto alam bisa kita lakukan.
Kawasan ini dapat dicapai melalui rute Bandar Lampung-Kotaagung-Krui-Menula sepanjang 334 kilometer. Bisa juga melalui rute alternatif jalan lintas tengah, Bandar Lampung-Kotabumi-Bukit Kemuning-Liwa-Krui-Menula sejauh 336 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 9 jam.
Sumber: Mongabay Indonesia/Christian Heru Cahyo Saputro. Mengenai informasi aktual tentang lingkungan, silakan kunjungi situs mongabay.co.id