Andry Napitupulu*
PIRAMIDA.ID- Lestari! Demikian kata yang diucapkan oleh kaum pemuda-pemudi yang suka berpetualang dengan alam. Mengapa hanya segelintir orang yang mengucapkan? Iya, mungkin mereka belum mengerti apa arti dari kata ‘lestari’.
Timbul pertanyaan kenapa ada kata ‘lestari’ dalam berpetualang? Kata ‘lestari’ memiliki makna bahwasanya ‘lestari’ merupakan pedoman bagi kaum pemuda-pemudi yang ingin tetap menjaga dan mengagumi keindahan alam yang Allah ciptakan.
Awal pertama kali saya sendiri berpetualang tepatnya di bulan September 2016, di mana saat itu saya masih kelas 10 duduk di bangku SMA Negeri 1 Bakti Raja, Kabupaten Humbang Hasundutan.
Air Terjun Sipoltak Hoda merupakan air terjun yang jarang dikunjungi oleh masyarakat setempat. Hal ini ditengarai karena jalan menuju air terjun tersebut cukuplah ekstrim dan berjurang.
Kala itu, timbul pertanyaan dari hati paling dalam, akankah saya sampai ke tempat tersebut? Cukup berat rasanya untuk sampai ke sana, namun niat dan tekad untuk memberanikan diri cukuplah besar.
Singkat cerita, akhirnya saya sampai ke sana dan di sana saya berkomitmen untuk melanjutkan perjalanan berpetualang kemana pun.
Cukup banyak perjalanan yang sudah saya kunjungi pada saat tinggal di Humbang Hasundutan — Kabupaten yang mencakup pinggiran Danau Toba.
Sedih juga untuk untuk meninggalkan tempat tersebut dikarenakan orangtua angkat saya pindah kerja.
***
Pada tahun 2018, tepatnya bulan Agustus, saya tiba di Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah, meninggalkan Kabupaten Humbang Hasundutan, karena saya akan melanjutkan pendidikan saya di SMA Negeri 1 Kolang.
Mungkin Kabupaten Tapanuli Tengah tidak asing lagi, tentu tempat tersebut berada di pinggiran laut terbuka.
Di sana saya juga kembali melanjutkan hobi petualangan di beberapa tempat yang berada di Kabupaten Tapteng tersebut.
Singkat cerita, saya hanya 1 tahun di sana. Saya kemudian ‘merantau’ ke Siantar untuk melanjutkan pendidikan saya ke perguruan tinggi di Politeknik Gihon, Pematangsiantar.
April 2019, dengan beraninya saya menginjakkan kaki dengan gagah berani di Pematangsiantar untuk melanjutkan pendidikan D3 Manajemen Informatika (Amd, Kom).
Di samping kesibukan perkuliahan, saya mencuri waktu untuk berpetualang, karena itu jiwa yang sudah mendalam dari diri saya.
Satu waktu, saya curi-dengar sekelompok pemuda-pemudi berbicara tentang Sibuatan, timbul kembali pertanyaan, apa sih Sibuatan?
Saya buka Google dan saya searching, sempat tidak percaya bahwa mereka mau berbicara untuk menaiki gunung Sibuatan yang perjalanannya 10 jam dan cukup parah menuju ke gunung Sibuatan.
Namun, di situ saya kembali bertekad untuk menaiki gunung tersebut. Saya sendiri sebelumnya sudah pernah menaiki gunung Sibayak, namun dari penuturan mereka, ternyata gunung Sibuatan ini lebih ekstrem dan tempatnya bisa dikatakan angker, karena berada di tengah hutan rimba.
Akhirnya, kami pergi ke sana dengan personil 10 orang di mana komposisinya terdiri dari 7 pemuda dan 3 pemudi memberanikan diri menaiki gunung tertinggi di Sumatera Utara tersebut.
Sesampainya di base camp desa Pancur Baru, kami harus terlebih dahulu mendaftarkan diri untuk menaiki Sibuatan.
Singkat cerita, sampai di posko 1 kami semua berkumpul, dan salah satu dari teman saya mengatakan sebelum kita menaiki ada baiknya kita berdoa agar kita sampai dengan selamat.
Saya kemudian diunjuk untuk memimpin doa. Selepas berdoa, kami kemudian mulai mendaki dan hingga 10 jam kemudian kami sampai di atas puncak Gunung Sibuatan yang berketinggian 2457 mdpl.
Banyak pelajaran yang saya dapat ketika menaiki Sibuatan di mana saya diajak untuk menjadi orang yang memiliki prinsip hidup yang jelas, semakin kuatnya saya berkomitmen untuk berpetualang ke tempat di mana saya belum pernah mengunjungi nya.
Di samping saya memiliki jiwa dalam dalam berpetualang, saya juga memiliki sifat bersosialisasi yang cukup. Sampai saat ini saya masih menjalani kehidupan saya sebagai mahasiswa, berjiwa berpetualang, dan berjiwa bersosialisasi, karena setiap manusia pasti membutuhkan seseorang.
Prinsip saya hanya satu, hidup itu pilihan, jadi selagi masih bisa, gunakan waktumu sebaik mungkin.
Banyak pelajaran dan pengalaman yang saya dapat dari alam, tapi saya tidak ingin menyombongkan diri dalam hal tersebut.
Saya hanya bisa berpura-pura diam di depan publik, karena saya tidak memiliki hobi untuk berkata-kata banyak di depan banyak orang, tetapi jika saya diminta untuk angkat berbicara, saya siap untuk memberikan dan berbagi cerita sesama yang lain.
Penulis merupakan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Siantar. Hobi berpetualang dan mencari tantangan. Saat ini aktif di GMKI Pematangsiantar-Simalungun.
Kapan-kapan naik bareng yok
Ayok kak.
Ini WA saya
082273375692
Boleh kak