PIRAMIDA.ID- Saat tanaman jenis Prosopis juliflora baru saja diperkenalkan ke Kabupaten Baringo di Kenya pada 1980-an, tanaman itu digembar-gemborkan karena...

Ekologi

Ikan Mas: Disantap di Indonesia, Dianggap Hama di Australia

26/03/2021

PIRAMIDA.ID- Sebuah penelitian di Australia menemukan, sebanyak 360 juta ekor ikan mas tinggal di saluran air Australia di tahun yang...

Ekologi

Webinar PP PMKRI: Program Food Estate jangan Sampai Rusak Keseimbangan Ekologis

15/03/2021

PIRAMIDA.ID- Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia (PP PMKRI) mengadakan Webinar dengan mengangkat topik ‘Food Estate dan Ancaman Ketahanan...

Ekologi

PP PMKRI: Penghapusan Limbah Batubara Dari Kategori B3 Merupakan Bentuk Pengabaian Terhadap Kemanusiaan dan Lingkungan Hidup

12/03/2021

PIRAMIDA.ID- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghapus limbah batubara dari kategori limbah berbahaya dan beracun (B3). Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP)...

Ekologi

Pentingkah Konsep Ketahanan Maritim untuk Indonesia?

09/03/2021

PIRAMIDA.ID- Wilayah laut Indonesia yang menjadi perbatasan antar negara, dinilai menjadi wilayah maritim yang sangat rawan terhadap ancaman berbagai aksi...

Ekologi

Keadilan Ekologis dan Pembangunan Berkelanjutan

06/03/2021

Alboin Samosir* PIRAMIDA.ID- Ruang publik kita akhir-akhir ini kembali ramai membicarakan tentang keadilan ekologis. Hal ini tidak terlepas dari serangkain...

Ekologi

Tahun Terakhir Inpres Moratorium Sawit, Perlu Perpanjangan?

06/03/2021

PIRAMIDA.ID- Kebijakan Inpres Moratorium Sawit memasuki tahun ketiga alias tahun terakhir. Dalam Instruksi Presiden Nomor 8/2018 itu memandatkan penundaan, evaluasi...

Ekologi

Satu Tahun Pandemi: Bagaimana COVID-19 Membawa Kutukan dan Berkah bagi Lingkungan

05/03/2021

PIRAMIDA.ID- Setahun berlalu, COVID-19 masih mengancam kesehatan, membatasi pergerakan, dan mengubah seluruh aspek kehidupan manusia di Bumi. Bagi lingkungan, virus...

Surel
Twitter
Facebook
LinkedIn
Cetak

Perubahan iklim berdampak pada siapa saja, termasuk para petani.

Perubahan iklim yang sering mengakibatkan kekeringan dan banjir bisa menimbulkan ancaman gagal panen dan juga mengakibatkan penurunan produksi beras nasional.

Beberapa kajian menunjukkan bahwa petani di berbagai belahan dunia, seperti di India, Pakistan, Ghana dan negara-negara di Afrika Timur tidak memiliki kemampuan melakukan adaptasi menghadapi perubahan iklim karena rendahnya sumber daya ekonomi dan terbatasnya pilihan baik berupa teknologi maupun infrastruktur.

Namun, berdasarkan hasil penelitian saya menunjukkan bahwa petani di kawasan Indramayu, Jawa Barat, mampu melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim secara kolektif.

Sebagai negara yang sangat mengandalkan padi sebagai pangan pokok, survei ini penting untuk melihat ketahanan petani dalam beradaptasi atas dampak perubahan iklim yang sedang terjadi.

Apabila petani dapat membangun ketahanan secara mandiri, maka mereka dapat mencapai kesejahteraan dan berkontribusi positif terhadap keberlanjutan pasokan pangan nasional.
Peran pemimpin, petani, dan tradisi adaptasi kolektif

Kabupaten Indramayu merupakan lumbung beras terbesar di provinsi Jawa Barat karena menyumbang produksi beras sebesar 1.391.928 ton pada tahun 2018.

Namun, cuaca tidak menentu akibat perubahan iklim menjadi ancaman yang serius bagi petani lokal.

Dari hasil survei yang saya lakukan pada tahun 2019, setidaknya 70% dari 296 responden petani di Desa Nunuk menyatakan mereka tidak bisa lagi menentukan musim tanam.

Sebagai contoh, mereka sulit untuk menentukan awal musim tanam padi karena ketidakpastian terjadinya musim penghujan.

Selain itu, 58% petani menyatakan musim kekeringan semakin sering terjadi dan 69% mengakui bahwa musim penghujan semakin tidak menentu, baik waktu maupun intensitas.

Namun hasil survei saya juga menunjukkan bagaimana para petani desa Nunuk, Indramayu mampu beradaptasi terhadap ketidakpastian iklim melalui mekanisme partisipasi mereka dalam menentukan waktu tanam padi.

Di bawah kepemimpinan kepala desa, para petani lokal dapat menetapkan waktu tanam padi dengan menghitung siklus pertumbuhan hama dan mempertimbangkan informasi iklim dari ilmuwan.

Pengetahuan tentang hama ini didapatkan setelah mereka mengikuti program Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) di Kabupaten Indramayu pada tahun 1994 hingga 1996.

SLPHT merupakan program nasional pemerintah pusat dengan bantuan teknis dari Badan Pangan Dunia (FAO), dan Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu sebagai pendamping para petani. Program ini digelar karena daerah tersebut terkena serangan hama secara masif pada tahun 1994 hingga 1995.
Petani desa Nunuk Kabupaten Indramayu tengah memanen padi pada September 2018. Ica Wulansari
Petani Kabupaten Indramayu menanam padi di lahan persemaian pada Desember 2018. Ica Wulansari

Sejak itu, komunitas petani di desa Nunuk secara konsisten menerapkan pengetahuan dari SLPHT tentang hama dan skenario dalam menentukan masa tanam padi.

Selain itu, mereka mendapatkan informasi terkait iklim dari Warung Ilmiah Lapangan, program yang digagas oleh ahli agro-metereologi Cornelius J. Stigter (Wageningen University di Belanda) dan antropolog Yunita T. Winarto (Universitas Indonesia), tahun 2008.

Program ini membentuk suatu jaringan petani dan ilmuwan yang membantu meningkatkan kapasitas petani dalam melakukan antisipasi terhadap perubahan iklim.

Dalam kasus desa Nunuk, ilmuwan memberikan informasi iklim untuk membantu petani dalam menentukan awal masa tanam padi.
Lokasi lahan sawah yang menerapkan percepatan tanam padi di Gabus Wetan, Kabupaten Indramayu. Foto diambil pada September 2018. Ica Wulansari

Ekologi

Bagaimana Petani Indonesia mampu Beradaptasi Hadapi Krisis Iklim

28/02/2021

Ica Wulansari* PIRAMIDA.ID- Perubahan iklim berdampak pada siapa saja, termasuk para petani. Perubahan iklim yang sering mengakibatkan kekeringan dan banjir...

Ekologi

Sampah dan Refleksi Peradaban Kita

23/02/2021

PIRAMIDA.ID- Sampah tidak hanya identik dengan bau busuk. Mungkin lebih pas kalau sampah diartikan cermin kehidupan. Dengan hanya melihat sampah...

Page 3 of 6 Prev 1 2 3 4 … 6 Next

No Result

View All Result

Menelusuri Asal Usul Makna Warna Hijau & Gerakan Lingkungan

Perspektif Sosiologi terhadap Permasalahan Eksistensi Nelayan Skala Kecil

Di Jambi Penyelesaian Konflik Agraria Dinilai Setengah Hati, WALHI Ungkap Sejumlah Persoalan

Apa yang Terjadi jika Kita Berhenti Menggunakan Plastik?

Ekologi

Saat Menanam Pohon Lebih Bawa Mudarat Dibanding Manfaat

Ikan Mas: Disantap di Indonesia, Dianggap Hama di Australia

Webinar PP PMKRI: Program Food Estate jangan Sampai Rusak Keseimbangan Ekologis

PP PMKRI: Penghapusan Limbah Batubara Dari Kategori B3 Merupakan Bentuk Pengabaian Terhadap Kemanusiaan dan Lingkungan Hidup

Pentingkah Konsep Ketahanan Maritim untuk Indonesia?

Keadilan Ekologis dan Pembangunan Berkelanjutan

Tahun Terakhir Inpres Moratorium Sawit, Perlu Perpanjangan?

Satu Tahun Pandemi: Bagaimana COVID-19 Membawa Kutukan dan Berkah bagi Lingkungan

Bagaimana Petani Indonesia mampu Beradaptasi Hadapi Krisis Iklim

Sampah dan Refleksi Peradaban Kita

Terkini

Kabeh, Tempat Nongkrong di Pematangsiantar yang Punya Segalanya

Kabeh: Tempat Nongkrong Favorit di Pematangsiantar dengan Sajian Wedang, Kopi, dan Minuman Kekinian

EL ONE: TEMPAT NONGKRONG PALING ASIK DI SIANTAR!

EL ONE HADIRKAN PENGALAMAN NONGKRONG TERBAIK DI SIANTAR: BEER, COFFEE, NON-COFFEE, DAN VARIAN MAKANAN LEZAT DENGAN SUASANA ROOFTOP YANG KEKINIAN

NGP Law Firm, Pilihan Tepat untuk Layanan Hukum Profesional di Jakarta

Tokoh Pemuda Dukung JR Saragih dan Efarina Group Akuisisi PSMS Medan: Demi Kebangkitan Sepak Bola Sumatera Utara