Oleh: Agung Baster*
PIRAMIDA.ID- Sejarah manusia yang kita ketahui hari ini sebenarnya tidak lebih dari 1% dari sejarah spesies bedes bijak (homosapiens) yang ada. Hampir 99% sejarah spesies bedes bijak tidak kita ketahui.
Cerita spesies kita ini berawal sekitar 6.000.000 tahun yang lalu, di mana saat itu keluarga homini terpecah, karena ada satu jenis kera ini yang agak nyeleneh turun dari pohon dan mencari makan sendiri di permukaan tanah.
Lalu sekitar 3.000.000 tahun yang lampau, salah satu keturunan kera yang berjalan di atas tanah ini semakin nyeleneh, karena mereka mulai berjalan dengan 2 kaki. Mereka diberi nama homo.
Sekitar 200.000 tahun yang lalu keturunan homo ini semakin banyak dan mulai belajar menggunakan alat dari batu dan tumbuhan. 2 golongan homo yang paling terkenal adalah Neanderthals yang jago berburu karena memiliki kekuatan fisik yang besar, serta Sapiens yang cerdas.
Golongan homosapiens mengembangkan kemampuan bicara untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Sampai suatu ketika homosapiens ini menemukan api yang berasal dari sambaran petir pada sebatang pohon. Homosapiens sangat menyukai api karena memberikan kehangatan dan terang, lalu mereka juga menemukan ternyata daging hewan buruan maupun sayuran menjadi lebih enak dan lebih mudah dimakan kalau dibakar dengan api.
Dari sinilah nanti para homosapiens menyebarkan pengetahuan mereka tentang api ini kepada homosapiens lainnya dengan cara bicara. Akhirnya semakin banyak homosapiens yang mengetahui kegunaan api. Bahkan mereka akhirnya bisa membuat api sendiri dengan saling memukulkan batu atau dengan mengesek-gesekkan ranting kering tanpa perlu menunggu adanya petir.
Karena penguasaan kepada api inilah nantinya otak spesies homosapiens jauh lebih berkembang dari saudaranya yang lain, seperti Neanderthal. Hal ini karena bahan makanan yang dimasak memiliki kandungan protein dan gizi yang lebih bagus, sekaligus api juga membunuh bakteri dalam makanan yang meningkatkan kesehatan spesies homosapiens.
Akhirnya homosapiens menjadi spesies dominan di kalangan keluarga homo lainnya. Dominasi homosapiens inilah salah satu penyebab spesies homo lainnya, seperti Neanderthal punah pada 10.000 tahun yang lalu. Sekaligus ini juga mengawali era pertanian homosapiens karena tidak lagi memiliki pesaing. Zaman ini disebut sebagai era Revolusi Pertanian.
Akhirnya sejak sekitar 8.000 tahun yang lalu para homosapiens ini memuja api karena memberikan banyak manfaat dalam kehidupannya. Lambat laun para homosapien ini berpikir kalau api tersebut berasal dari langit dan pasti diberikan oleh ‘Sosok Maha’ di atas langit sana, yang menandai inilah mitologi dan agama-agama awal tercipta.
Lambat laun mereka juga ada yang menyembah matahari karena mereka berpikir panas api itu pasti berasal dari panas matahari sedangkan saat malam hari mereka melihat langit yang bertaburn bintang yang ternyata bisa dipakai sebagai panduan musim maupun arah.
Dari kenyataan ini, lama kelamaan para homosapiens menciptakan agama yang lebih kompleks yang memuja para dewa atau sosok abstrak, seperti roh atau spirit sebagai perlambang dari kekuatan alam.
Pada sekitar 6.000 tahun yang lalu para spesies homosapiens ini saling berebut untuk menjadi penguasa antar sesamanya, karena hal inilah mereka mengorganisir diri mereka untuk membentuk perkampungan untuk melindungi sesamanya.
Lalu pada sekitar 5.000 tahun yang lalu perkampungan homosapiens ini menjadi semakin besar dan menjadi semacam kerajaan yang memiliki hierarki untuk melindungi sesamanya dan untuk menyerang kelompok lainnya yang berbeda.
Pada sekitar 4.000 tahun yang lalu kerajaan-kerajaan homosapiens ini saling bergabung dan membentuk imperium pertama dalam sejarah manusia yang kita kenal sebagai peradaban Sumeria Kuno atau kerajaan-kerajaan Mesopotamia.
Pada masa ini homosapiens mulai mengembangkan kemampuan menulis dan menghitung, serta mulai mempelajari konsep penanggalan dan waktu. Hampir semua konsep tanggal dan waktu hari ini yang merupakan pecahan dari 360 atau 12, 24, maupun 30 itu adalah konsep waktu sejak zaman Mesopotamia Kuno ini.
Sekitar 3.000 tahun yang lalu akhirnya peradaban manusia berhasil mengolah tembaga sebagai peralatan yang sangat berguna, baik sebagai senjata maupun sebagai alat pertanian, karena hal inilah akhirnya semakin banyak imperium dan kerajaan-kerajaan besarnya lainnya yang bermunculan, seperti Mesir Kuno, Yunani Kuno, Cina Kuno, Babilonia Kuno, dll. Zaman ini disebut Bronze Age (Zaman Perunggu).
Sekitar 2.000 tahun yang lalu manusia akhirnya bisa mengolah besi yang kualitasnya jauh lebih baik dan lebih kuat dari perunggu, dan memungkinkan imperium dan kerajaan-kerajaan kuno semakin besar. Agama-agama juga semakin berevolusi pada zaman ini; konsep penguasa tunggal langit dan bumi alias Samawi semakin diterima luas karena lebih simple dan lebih mudah diterima otak homosapiens yang semakin berevolusi juga karena perkembangan zaman yang semakin maju. Zaman ini disebut sebagai Iron Age (Zaman Besi).
Pada 1.000 tahun yang lalu peradaban homosapien mulai marak mengembangkan pemikiran logis dan seni, di mana zaman ini ilmu pengetahuan awal dan seni berkembang pesat. Homosapiens mengembangkan pemikiran filsafat, matematika, teologi, kimia, pengobatan, kedokteran, dll.
Pada 500 tahun yang lalu, karena semakin maraknya ilmu pengetahuan, berbagai peradaban di dunia semakin mempercayai kalau bumi bundar dan mulai berhubungan dengan kerajaan-kerajaan jauh di belahan bumi lainnya. Para homosapiens ini berlomba-lomba ini menjadi penjelajah dan penakluk daerah baru atau lebih dikenal sebagai Masa Imperialisme.
Masa Imperealisme salah satu masa terburuk dalam peradaban homosapiens karena melahirkan penjajahan, perbudakan, perang, dan kematian yang luas. Tapi dampak baiknya juga ada, di mana para homosapiens akhirnya bisa bertukar pengetahuan dan komuditas berharga yang membuat peradaban homosapiens semakin berkembang dengan sangat pesat di seluruh penjuru dunia.
Lalu pada 300 tahun yang lalu dimulainya Revolusi Industri, di mana homosapiens akhirnya berhasil menciptakan mesin-mesin untuk memperingan kerja mereka. Hal ini bisa terwujud karena homospaiens sudah menguasai pengetahuan tentang pengolahan bahan, seperti logam, kayu, maupun batubara, serta pemikiran yang semakin logis.
Lalu pada 200 tahun yang lalu terjadi perubahan besar sistem ekonomi dan pemerintahan di dunia, di mana sistem kerajaan yang hierarki tertingginya cuman dikuasai oleh raja akhirnya berubah menjadi dikuasai oleh rakyat. Di saat inilah muncul negara republik dan demokrasi, di mana kekuasaan suatu negara ada di tangan orang banyak bukan hanya di tangan satu orang.
Selain perubahan sistem pemerintahan sistem ekonomi juga berubah, di mana sistem perbankan dan ekonomi kapitalis mampu menggerakan berbagai industri.
Lalu pada sekitar 100 tahun lalu terjadi Perang Dunia I & II homosapiens yang menewaskan puluhan jutaan orang. Ini adalah perang terburuk selama spesies homosapiens muncul di muka bumi ini. Tapi perang ini juga merupakan katalis terbaik kemajuan peradaban homosapiens karena saat perang ini homosapiens akhirnya menguasai teknologi canggih, seperti teknologi nuklir dan penerbangan.
Tidak sampai seabad atau sekitar 50 tahun yang lalu berkat katalis zaman Perang Dunia dulu, spesies homosapienS untuk pertama kali bisa ke luar angkasa bahkan bisa berjalan di bulan.
Akhirnya homosapiens memahami kalau alam semesta ini sangat luas dan mereka bukanlah spesies istimewa. Homosapiens akhirnya menyadari mereka cuma salah satu dari hewan lemah penghuni sebuah batu mengambang yang bernama bumi dan sangat tergantung kepada sebuah bintang yang bernama matahari, padahal di luar sana ada jutaan-trilunan bintang serupa matahari ini.
Akhirnya dalam 10 tahun belakangan ini para homosapiens ini kembali memulai era revolusi selanjutnya, yaitu revolusi penjelajahan luar angkasa.
Jadi bisa dilihat dari sekitar 6.000.000 tahun sejarah spesies homosapiens, peradaban modern kita tidak lebih dari 10.000 tahun doang menguasai bumi ini. Bahkan kalau dibandingkan dengan usia bumi yang sekitar 4.000.000.000 tahun sebenarnya sejarah spesies kita tidak ada apa-apanya di muka bumi ini.(*)
Penulis merupakan freethinker. Banyak menulis opini berbagai tema, seperti politik, agama, sains, satire, dan lainnya. Uraian opini penulis dapat ditemui di laman Facebook pribadinya: Agung Baster.