Frengki Simanjuntak*
PIRAMIDA.ID- Dalam kehidupan manusia, tak terlepasnya yang namanya soal ekonomi. Ekonomi sendiri adalah ilmu yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan distribusi, produksi, dan konsumsi terhadap jasa dan barang.
Namun cerita soal ekonomi, pada saat keadaan sekarang, masa pandemi COVID-19 ini, hampir 90 persen orang terdampak dan mengalami kemerosotan pendapatan dalam hal bisnisnya atau pendapatannya masing-masing.
Dampak keadaan ini kita contohkan saja kepada para penggiat UMKM yang turut mendapat tamparan keras. Sebagai salah satu pelaku UMKM, saya tidak dapat pungkiri begitu pandemi virus ini muncul, semua orang sangat ketakutan akan virus yang satu ini, di mana semua manusia diimbau – atau terpaksa – mengurangi aktivitasnya hampir 80 persen dan hal tersebut menyebabkan laju perputaran ekonomi macet, di mana berdampak pula pada pendapatan para penggiat UMKM seperti saya yang sangat turun drastis.
Bahkan ada yang sampai tidak memperoleh pendapatan. Terlebih begitu keluar kebijakan pemerintah yang mengimbau dan melarang masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang mengundang banyak orang. Sebagai pelaku usaha yang bergerak di bidang ulos dan segala pernak-perniknya, tentu saja kami salah satu usaha yang terimbas langsung dari kebijakan ini.
Dengan ditiadakannya pesta pernikahan, pesta kelahiran, atau apapun kegiatan yang menyebabkan orang untuk berkumpul-kumpul, praktis, kami tidak memiliki pemasukan, di mana kegiatan tersebut merupakan “mitra” dan sumber perputaran ekonomi kami.
Tentu saja situasi dan kebijakan ini sangat meresahkan, terlebih keadaan ini jua mengharuskan tempat usaha kita di tutup sementara. Walau demikian, harus kita lakukan untuk mengurangi penularan dan laju penyebaran virus ini.
Orang yang sempat memiliki tabungan pun secara berangsur-angsur terkikis tabungan mereka mulai habis karena aktivitas yang mereka kerjakan terhenti akibat COVID-19 ini. Tidak ada lagi aktivitas yang menghasilkan uang.
Tetapi seiring berjalannya masa pandemi yang sudah sampai 3 bulan dan belum tahu kapan hilangnya virus ini, ketakutan akan virus tersebut seakan-akan hilang di saat orang orang tidak memiliki pendapatan/uang untuk untuk membeli makanan untuk kehidupan sehari-hari. Iya, tanpa kita sadari, ketakutan kita akan pandemi COVID-19 juga “terganti” dengan ketakutan atas tidak mampunya kita nanti untuk memenuhi makan sehari-hari.
Maka tak heran, banyak pelaku usaha membanting harga terhadap produk mereka.
Bahkan sampai-sampai setiap orang merelakan setiap produk yang mereka jual dengan harga modal ataupun di bawah harga modal untuk mendapatkan pemasukan, supaya bisa membutuhi kehidupan sehari hari.
Akibat dari kejadian tersebut harga dari hulu sampai ke hilir sudah tidak normal atau sangat jauh dari harga pasaran. Orang yang memiliki modal yang kecil akan berangsur-angsur harus rela mengikutkan harga agar produk yang sudah tidak normal tersebut untuk mencegah tutupnya usaha mereka.
Memang di masa COVID-19 ini pengaruh terhadap perekonomian sekarang ini sangat kejam. Semua masyarakat pedagang berlomba-lomba menurunkan harga dan ini akan berefek kepada hilirnya dari setiap produk. Semoga saja masa pandemi berlalu dan aktivitas kembali normal sediakala.
Penulis merupakan pelaku usaha UMKM. Pemilik UD. Ulos Simatupang.
Editor: Red/Hen