Oleh: Evan Augustin*
PIRAMIDA.ID- Bahan pokok merupakan barang yang di mana keberadaannya sangatlah dibutuhkan dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar pangan, bagi masyarakat terutama kalang menengah ke bawah.
Bahan pangan pokok tersebut menjadi kebutuhan utama setiap warga, akan tetapi mahalnya tersebut perlu dilakukan proses penyelidikan terhadap harga kebutuhan pokok dan juga harus disikapi serius oleh segala unsur elemen pemerintah, sehingga diharapkan supaya tidak lagi semakin memberatkan ekonomi masyarakat terutama kelangan Menengah kebawah yang akan semakin terbebani.
Konflik menjadi bagian dari gejala sosial yang selalu hadir dalam kehidupan manusia. Marx melihat konflik di masyarakat berkaitan dengan adanya kelompok yang berkuasa dan dikuasai. Konflik kelas timbul karena adanya pertentangan kepentingan ekonomi.
Kenaikan harga pangan saat ini didorong oleh lonjakan harga BBM seperti halnya: harga pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter; harga solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter; harga pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.
Kenaikan harga ini dapat mempengaruhi kenaikan bahan pokok yang di mana dapat menyulitkan konsumen sehingga membuat mereka mengurangi pembelian bahan pokok sehari-harinya.
Menurut Ralf Dahrendorf, konflik hanya muncul melalui relasi-relasi sosial dalam sistem. Maka itu, konflik tidak mungkin melibatkan individu ataupun kelompok yang tidak terhubung dalam sistem.
Dalam pandangan Dahrendorf, dapat menjelaskan konflik kepentingan menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan dari relasi antara pemilik kekuasaan dan mereka yang tidak berkuasa ialah di mana seperti halnya sebagai berikut adanya kepentingan pemerintah menaikkan harga BBM dikarenakan menaiknya jumlah pengeluaran khas negara serta juga terdapat meningkatnya inflasi serta tidak pas sasaran yang dimana negara mengadakan subsidi BBM bagi masyarakat menengah kebawah namun tidak tepat sasaran hal tersebut membuat pemerintah melakukan kebijakan menaikan harga BBM, yang dimana naiknya harga BBM berimbas kepada faktor pemenuhan kebutuhan bahan pangan pokok yang menyulitkan masyarakat terutama masyarakat ekonomi Menengah kebawah tersebut.
Coser mengelompokkan konflik sosial, yaitu konflik realistis, konflik realistis adalah konflik yang berdasar dari kekecewaan individu maupun kelompok atas berbagai bentuk permasalahan dalam hubungan sosial dapat disimpulkan bahwasanya padangan Coser tersebut berkaitan dengan permasalahan kekecewaan masyarakat terhadap kenaikan bahan pangan pokok yang memberatkan masyarakat terutama masyarakat ekonomi menengah kebawah dengan adanya kebijakan kenaikan BBM yang dilakukan oleh pihak pemerintah tersebut.(*)
Penulis merupakan Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji Prodi Sosiologi.