Oleh: Aneta
PIRAMIDA.ID- Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah cara interaksi manusia pada saat ini, keberadaan internet dan media sosial memudahkan untuk mengakses informasi dan hiburan media sosial juga menjadi tempat berbagi, kolaborasi, saling berkenalan, dan sharing, dan dapat ditemukan barbagai perikau di sosial media.
Perilaku yang sering ditemukan dan dilakukan di sosial media adalah perikau oversharing yang berdampak negatif pada kehidupan. Tulisan ini membahas apa dampak negatif dari perilaku oversharing di media sosial.
Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah cara interaksi manusia pada saat ini, keberadaan internet meberikan banyak kemudahan untuk penggunanya terdapat beragam akses dari informasi dan hiburan dapat dicari melalui internet, internet juga daat digunakan sebagai sarana komunikasi yang dapat diakses melalui telepon cerdas (smartphone).
Dan dengan adanya smartphone, fasilitas media sosial yang disediakan dalam berkomunikasipun beragam, seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, dan Tumblr.
Menurut Van Dijk dalam Nasrullah (2015) mengatakan bahwa media sosial adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu media social dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus sebuah ikatan sosial. (Ahmad Setiadi: 2016 )
Menurut Meike dan Young dalam Narasullah (2015) mengartikan kata media sosial sebagai konvergensi antara komunikasi personal dalam arti saling saling berbagi di antara individu (to be shere one-to-one) dan media publik untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada kekhususan induvidu. Pada intinya, dengan adanya sosial media dapat dilakukan berbagai aktivitas dua arah dalam berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi, dan saling berkenalan dalam bentuk tulisan, visual maupun audio-visual. (Ahmad Setiadi: 2016)
Namun, masih banyak orang yang salah dalam menggunakan dan memanfaatkan sosial media ini tanpa berpikir panjang dan cenderung tidak bijak. Terbukti ada banyaknya aksi saling menghujat, membullying, penipuan, berita yang tidak benar, dan berbagai informasi negatif. Tak sedikit pula yang menggunakannya untuk mengumbar berbagai cerita pribadi atau oversharing.
Oversharing adalah terlalu banyak mengumbar atau berbagi kehidupan pribadi mereka di sosial media atau diartikan sebagai perilaku terlalu banyak memberikan informasi detail tentang kehidupan pribadi diri sendiri atau orang lain, baik itu untuk memamerkan aktivitas harian, atau sekadar iseng.
Tentu saja, perilaku ini bukan hal yang baik, dan sebagian besar orang yang melakukan oversharing itu mereka tidak menyadari bahwa mereka telah melakukannya.
Pew Research Center Study, AS menemukan bahwa alasan individu suka berbagi (sharing) di media sosial ialah untuk mendapatkan perhatian, pujian, dan komentar dari setiap postingan atau informasi yang dibagikan sehingga akan membuat individu merasa populer. Alasan berikutnya untuk menunjukkan citra atau kesan diri yang positif dan berharap orang lain akan memandang dirinya seperti yang diharapkan.
Hingga akhirnya, perilaku ini akan membuat individu mengalami kecanduan dan terjebak dalam lingkaran media sosial. Para ahli kontemporer menyebut fenomena ini sebagai perilaku oversharing. (DETaK Unsyiah.com)
Webster’s New World College Dictionary (2008) mengartikan oversharing sebagai kegiatan mengekspos terlalu banyak informasi, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Di sisi lain, Hoffman (2009) mengatakan bahwa oversharing merupakan bentuk pengungkapan informasi secara berlebihan dan tidak sesuai dengan konteks tertentu.
Lebih lanjut, Griffiths (2013) dalam kajiannya menjelaskan bahwa perilaku oversharing dapat menimbulkan efek adiktif, sehingga membutuhkan terapi dengan pendekatan biologis, psikologis, dan sosial. Perilaku ini juga dapat memicu timbulnya ketakutan akan kehilangan informasi dari media sosial atau internet (fear of missing out) (Przybylski et al., 2013) dan adiksi internet (Kuss & Lopez-Fernandez, 2016). (Sumber: DETaK Unsyiah.com)
Dampak oversharing
Oversharing tidak hanya dinilai dari apa yang dibagikan ke orang lain, baik melalui lewat media sosial maupun bercerita secara langsung. Justru, oversharing terjadi ketika seseorang tidak bisa menghormati batasan dirinya sendiri.
Sebab, mustahil bisa mengendalikan reaksi orang lain terhadap sesuatu yang dibagikan di media sosial, karena semua Itu sudah masuk ke ranah publik. Yang artinya, suatu yang bisa kita kendalikan adalah diri kita sendri yang harus bisa memilih apa yang baik kita bagikan dan tidak baik kita bagikan di sosial media. Berikut adalah dampat negatif dari perilaku oversharing di sosial media
1. Kejahatan siber
Data pribadi kita jika dibagikan secara berlebihan di media sosial akan membuka peluang terjadinya kejahatan siber. Contohnya mulai dari nama lengkap, alamat, tanggal lahir, hingga nomor identitas.
Semuanya bisa saja disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggungjawab, kejahatan siber terjadi bukan hanya ketika kita berbagi foto atau video saja, unggahan Instagram story yang akan hilang dengan sendirinya setelah 24 jam pun bisa disalahgunakan lewat modus malware, phishing, ransomware, dan semacamnya.
2. Dampak bagi anak-anak
Orangtua yang berlebihan mengunggah foto atau video anak-anak mereka juga bisa membuat mereka terancam. Kerap kali, orangtua belum tahu batasan yang sehat untuk berbagi hal personal ke media sosial. Secara psikologi, idealnya yang diunggah secara online adalah informasi yang berdampak positif pada anak, bukan sekadar eksistensi orangtua. Belum lagi jika orangtua memaksa anak tampil sempurna demi konten di media sosial, saatnya berpikir ulang dan segera menghentikan kebiasaan ini.
Orangtua bisa juga belajar dengan tidak sembarangan mengunggah setiap momen anak bahkan ketika mereka terlelap secara online. Anak berhak memberikan consent ketika dirinya diunggah ke media sosial. Jika anak masih di bawah umur untuk melakukan itu, orangtua tetap harus menghormatinya.
3. Pencurian identitas
Oversharing juga rentan dimanfaatkan oleh pencuri identitas, ini adalah praktik kriminal ketika seseorang meniru identitas seseorang demi keuntungan dirinya sendiri. Mulai dari menyebarkan fitnah, membentuk persepsi negatif, hingga penipuan.
4. Akses lokasi
Sering kali, seseorang memberikan keterangan lokasi seperti alamat rumah, alamat kantor, alamat daycare, atau tempat dia berada saat itu saat berbagi secara real time di media sosial. Ini juga berbahaya karena memberikan peluang seseorang untuk mengintai pola rutinitas setiap harinya.
5. Pembobolan kata sandi
Memasang password yang mudah sekali ditebak seperti tanggal lahir atau kombinasi lainya akan sangat mudah untuk pelaku cyber crime untuk membobol aspek kehidupan kita.
6. Perundungan
Oversharing di media sosial sperti masa lalu, pengalaman buruk, trauma masa kecil, penampilan, bahkan menyampaikan pendapat bisa dijadikan bahan perundungan atau bullying. Apa yang kita rasa benar ternyata justru diserang oleh netizen, karena tidak ada satu opini yang seragam terhadap sebuah topik. Dan dampak dari perundungan ini luar biasa,bahkan bisa berlangsung cukup lama dan berdampak buruk pada kesehatan mental.
Dampak oversharing pada kesehatan mental
A. Kesehatan Mental Menurun
Ketika sesorang oversharing dan mendapatkan respon yang tidak baik atau negatif dan bahkan mengabaikan ini bisa membuat sesorang tersebut mersa tertekan dan tidak berharga karena tidak diperhatikan, dan sudah bnyak terjadi kasus bunuh diri keran disebab kan respon atau komen yang negatif di sosial media.
B. Menyebabkan Kecemasan
Respon yang negatif dari orang lain tentang postingan dibagikan di sosial media bisa membahayakan kondisi mental diri sendiri, menimbulkan kecemasan kerena membadingkan diri dengan orang lain.
Kesimpulan
Perilaku oversharing di media masa sangat berpengaruh dan menimbulkan dampak yang negatif kepada kehidupan baik dari kehidupan kita sehari-hari bahkan bagi kesehatan mental kita dan tampa sadar perilaku overshering juga mebawa diri kita dalam bahaya.
Saran
Untuk mengunggah atau memposting sesuatu di sosial media kita harus pintar-pintar apa lagi itu menyangkut data pribadi kita atau masalah pribadi kita, kita harus bisa memilih apa yang baik dan yang tidak baik untuk kita sharing di sosial media karena semua itu berdamapk pada diri kita.(*)
Daftar Pustaka
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/cakrawala/article/download/1283/1055
https://www.halodoc.com/artikel/kecanduan-media-sosial-hati-hati-oversharing
https://www.kompas.tv/article/148059/oversharing-di-media-sosial-apa-bahayanya
18 Feb 2021
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/cakrawala/article/view/1283
http://journal.uad.ac.id/index.php/CHANNEL/article/view/3270
https://www.sehatq.com/artikel/oversharing-perilaku-yang-wajib-dihindari-di-media-sosial
https://detak-unsyiah.com/artikel/oversharing-di-media-sosial-tinjauan-literatur-psikologi
https://m.klikdokter.com/amp/3648632/bahaya-oversharing-di-media-sosial-untuk-kesehatan-mental.(*)
Penulis merupakan Mahasiswa Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Tanjungpinang.