Ciciana*
PIRAMIDA.ID- Pentingnya pendidikan pada anak dan remaja saat ini agar bisa mengurangi angka perilaku penyimpang yang ada pada lingkungan masyarakat. Tetapi siapa sangka ternyata ada saja celah dan pengaruh sehingga anak bisa melakukan penyimpangan walaupun sudah terdidik di rumah maupun di sekolah.
Nah, berarti sosialisasi yang diberikan itu tidak sampai kepada mereka sehingga masih tetap saja melakukan perilaku yang menyimpang.
Miris sekali bukan? Yang seharusnya fokus terhadap sekolah malah terpengaruh pada hal-hal negatif. Sepatutnya hal yang dilakukan remaja atau anak itu adalah belajar baik di rumah maupun di sekolah, tetapi sangat disayangkan untuk anak zaman sekarang pornogarfi ini sudah dikonsumsi sejak dini dengan cara yang salah, yang pada akhirnya bisa merusak pola pikir dan psikisnya anak.
Penyimpangan sosial merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku dalam masyarakat, sehingga perilaku setiap individu yang dianggap menyimpang tersebut seringkali dinyatakan sebagai pelanggaran dari aturan, nilai, dan norma dalam masyarakat.
Lalu, apa saja media atau perantara yang bisa membuat seseorang melakukan tindakkan penyimpangan?
1). Keluarga
Perilaku anak akan terbentuk baik jika berasal dari keluarga yang baik. Begitu juga sebaliknya perilaku anak akan buruk jika terlahir dari keluarga yang kacau balau tanpa ada aturan dengan banyak permasalahan yang tidak ada habisnya. Dengan begini orang tua sudah gagal dalam mensosialisasikan norma dan nilai yang baik kepada anak.
2). Lingkungan Tempat tinggal
Pada dasarnya lingkungan tempat tinggal ini juga sangat penting, karena jika individu tinggal di lingkungan yang buruk, misalnya warga masyarakat yang sering melakukan tindakan kriminalitas maka cenderung akan membentuk kepribadian yang buruk.
3). Kelompok Bermain
Kita ambil contoh sekolah, jika beteman dengan anak yang rajin, pintar maka akan membentuk kepribadian yang baik. Tetapi jika teman di sekolahnya adalah anak-anak bandel maka perilakunya akan mengikuti temannya.
4). Media Massa
Media Massa baik cetak dapat memicu maraknya perilaku menyimpang. Seperti menipu secara online, menonton tayangan yang bersifat pornografi dan lain sebagainya, akan membuat individu terpengaruh hingga melakukan perilaku menyimpang. Pornografi merupakan salah satu bentuk tindakan penyimpangan sosial, di mana merupakan tindakan yang tidak bermoral. Pornografi bisa bersifat tulisan, vidio, gambar dan hal-hal lain yang barbau seksual.
Akibat terjerumus dalam pornogarfi ini banyak menimbulkan tindak kejahatan lainnya seperti pelecehan seksual, seks bebas, pencabulan dll.
Pornografi utamanya disebabkan oleh era keterbukaan saat ini dan lemahnya pengawasan orang tua dan guru terhadap perilaku anak juga masih minim. Padalah, anak usia sekolah merupakan asset bangsa dalam menghadapi fenomena bonus demografi.
Dalam sosiologi kita mengenal Teori Diferensiasi Asosiasi yang dikembangkan oleh Sutherland pada tahun 1947. Sutherland mengemukakan penyebab seseorang melakukan perilaku menyimpang adalah konsekuensi dari kemahiran atau penguasaan atas suatu sikap atau tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang menyimpang.
Perilaku menyimpang dipelajari dalam lingkungan sosial eksternal. Artinya Suterland mengatakan kejahatan itu tidak timbul sejak lahir, melainkan dampak pada lingkungan sekitarnya. Misalnya dalam lingkungan bermain, ketika si anak bergaul dengan orang yang jahat maka otomatis akan rentan untuk mengikutinya.
Sesuai yang dikatakan oleh Sutherland tindakan kejahatan itu tidak timbul sejak lahir melainkan mendapat pengaruh dari lingkungan sosialnya. Khusus pornografi ini bisa terjadi karena mendapat pengaruh buruk dari teman bermainnya atau bisa saja karena tersedianya alat-alat elektronik yang semakin canggih seperti handphone sehingga membuat pengaruh yang buruk kepada individu. Dampak dari pornografi ini sangat berbahaya bagi anak dan individu untuk perkembangan sosial dan psikologisnya.
Dalam tindakan pornografi ini perbuatan yang didapatkan setelah melalui proses belajar. Proses belajar yang dimaksud disini adalah mempelajari dan memahami norma-norma yang menyimpang dari subkultur. Jadi, penyimpangan perilaku pornografi ini dipelajari seseorang dari orang lain, teman bermain, atau yang lebih memungkinkan adalah melalui media massa.
Oleh karena itu maraknya kasus seperti ini, semua harus ikut bergerak untuk mengantisipasinya baik dari eksternal (lingkungan luar) maupun internal (dari dalam, seperti orang tua). Harus tegas dalam mendidik, menjaga, serta mengontrol perilaku anak di rumah maupun di luar.
Atas kasus seperti ini supaya tidak terus berlanjut kepada anak-anak, pihak polisi pun harus ikut andil untuk masalah ini agar bisa menimbulkan efek jera kepada anak yang berperilaku menyimpang dan memiliki rasa takut untuk berbuat jahat kedepannya lagi dan harus diproses secara hukum.(*)