PIRAMIDA.ID- Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia gelar Dialog Inspiratif dengan tema “Aktivis, Politisi dan Negarawan Sejati; Sabam Sirait dalam Kenangan”, Sabtu malam, 15 Oktober 2022.
Acara berlangsung dengan keynote speaker H. Bambang Soesatyo, S.E., M.B.A., sebagai Ketua MPR RI, dan pembicara Burhanuddin Muhtadi (Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia), Jefri Gultom (Ketua Umum PP GMKI), Raihan Ariatama (Ketua Umum PB HMI), M. Abdullah Syukri (Ketum Umum PB PMII), Abdul Musawir Yahya (Ketua Umum DPP IMM), Tri Natalia Urada (Ketua Presidium PP PMKRI), Wiryawan (Ketua Umum HIKMABUDHI), Zaky Ahmad Rivai (Ketua Umum PP KAMMI), Muhammad Asrul (Ketua Umum LMND), Ilham Nur Hidayatullah (Ketua Umum HIMA PERSIS), I Putu Yoga Saputra (Ketua Presidium KMHDI) dengan moderator Irmawati Thobias.
Dalam pandangan Sabam Sirait politik tidak seharusnya dikonotasikan sebagai sesuatu yang sepenuhnya negatif, justru sebaliknya bagi Sabam Sirait politik itu suci. Kesucian politik akan ditentukan oleh kemurnian motif dan implementasi dalam memperjuangkannya.
“Bagi saya dan kebanyakan politisi, Sabam Sirait adalah imam dalam dunia politik. Pandangan, sikap dan perilaku beliau yang senantiasa mengedepankan keberadaban dalam berpolitik adalah sebuah legacy politik yang harus terus menerus kita wariskan kepada generasi penerus bangsa,” ungkap Bambang Soesatyo.
Bagi Sabam, politik adalah medan perjuangan karena akan diwarnai dengan pergumulan gagasan dan kontestasi pemikiran untuk mencapai tujuan dan dimaknai untuk kebaikan kita bersama karena muara dari politik adalah kemaslahatan masyarakat bukan semata-mata syahwat pribadi atau golongan.
“Bagi saya pribadi beliau adalah sahabat, guru dan sekaligus teladan dalam kehidupan berpolitik, berbangsa dan bernegara. Melalui dialog inspiratif pada malam hari ini menjadi pengingat bagi kita untuk tidak pernah lelah memperjuangkan idealisme, mempertahankan integritas, dan meneguhkan komitmen kebangsaan dalam berpolitik. Semoga kita dapat menjadikan kiprah dan pemikiran pak Sabam Sirait dalam memajukan demokrasi, tidak hanya menjadi sebuah inspirasi semata melainkan juga mewujudkannya dalam sikap dan tindakan nyata,” tambah Bambang Soesatyo selaku Ketua MPR RI.
Warisan politik seorang Sabam Sirait yang pantas untuk kita ingat adalah konsistensi pilihan politik yang bersifat ideologis, bukan semata-mata politik pragmatis.
“Pilihan Sabam Sirait untuk tetap bersama ibu Mega ketika rezim memberikan restu politik kepada Suryadi, itu adalah pilihan ideologis. Bung Sabam Sirait memberikan pelajaran bahwa dalam kehidupan bernegara, pluralisme, komitmen terhadapan keanekaragaman dan kemajemukan bangsa itu harus diletakkan di atas segalanya,” ungkap Burhanuddin Muhtadi.
Karenanya dia mengkritik keras negara kalau gagal untuk menjamin dan memberikan garansi pluralisme dapat berdiri tegak di republik ini.
“Dalam demokrasi tidak ada tirani mayoritas, sehingga setiap kelompok seminoritas apapun jumlahnya secara statistik punya nilai yang sama untuk mendapatkan hak hidup dan itu harus dijamin oleh negara. Itulah yang menjadi alasan bung sabam sampai akhir hayatnya sangat menolak politik identitas dan bekerja seumur hidup untuk menjalankan politik berbasis nilai. Pelajaran yang lainnya dari Sabam Sirait, yaitu politik itu adalah implementasi dari komitmen ideologis yang suci.
Hal senada seputar kepribadian Sabam Sirait juga disampaikan oleh sepuluh ketua umum organisasi kemahasiswaan.
“Pencapaian Sabam Sirait sebagai aktivis, politisi, negarawan butuh perjuangan panjang dan konsistensi. Beliau hadir sebagai sosok multikultural yang patut diteladani perjuangannya,” terang Raihan Ariatama Ketum PB HMI.
Tri Urada selaku Ketum PP PMKRI menyebutkan, semangat, spiritualitasnya, intelektualitasnya, perjuangannya dan kecintaan Sabam Sirait kepada negara ini harus terus dilanjutkan. Sosok Bang Sabam Sirait yang sederhana tetap konsisten menyuarakan keberagaman, yang di mana keberagaman merupakan salah satu nilai penting dari negara kita.
Sabam Sirait dinilai hidup bersama rakyat dan hidupnya selalu bersosial dan tidak hanya teori buku saja.
“Bapak Sabam Sirait mengajarkan kita bahwa turun dan hidup bersama rakyat merupakan pembelajaran hidup bersosial yang lebih penting daripada hanya sekedar teori di buku,” pungkas Yoga Saputra Ketum KMHDI.
Zaky A. Rivai Ketum PP KAMMI menyampaikan pada forum dialog bapak Sabam Sirait hadir menggunakan kendaraan pribadi untuk turun di aksi membela palestina, hal ini merupakan bukti bapak Sabam Sirait sangat membela keadilan dan menjunjung tinggi demokrasi di negara ini.
Perjalanan hidup Sabam Sirait mampu menjadi teladan untuk anak-anak muda Indonesia saat ini.
“Bapak Sabam Sirait merupakan negarawan sejati. Terlihat dari banyaknya teladan yang ditinggalkan kepada kami kaum muda, baik sebagai aktivis maupun sebagai politisi,” ucap Wiryawan Ketum PP Hikmahbudhi.
Muh. Asrul selaku Ketum EN LMND juga menambahkan, bahwa sosok Sabam Sirait merupakan sosok yang paling komplit, dikarenakan memiliki prinsip, gagasan dan keberanian semenjak masih jaman aktivis, politisi hingga menjadi negarawan. Gagasan-gagasan pak Sabam Sirait harus diteladani dan diteruskan oleh gerakan mahasiswa terkhusus kelompok Cipayung Plus.
Bapak Sabam Sirait telah melakukan yang terbaik untuk negeri ini
“Beliau tidak hanya berbicara satu agama atau satu suku namun lebih kepada pentingnya menghargai keberagaman. Pancasila sebgai amalan bernegara itulah yang patut kita teladani dari bapak Sabam Sirait,” sebut Ilham Nurhidayatullah Ketum PP Hima Persis.
Sama halnya yang disampaikan Ketum DPP IMM Abd. Musawir. “Banyak nilai-nilai bangsa yang bisa dipetik dari sosok Sabam Sirait. Kami banyak belajar dari cerita-cerita senior tentang bapak Sabam Sirait, salah satunya Politik sebagai komitmen idealis,” sebutnya.
Beliau menjadi role model atau teladan bagi seluruh aktivis gerakan, khusunya Cipayung Plus.
“Nilai yang dapat dipelajari dari bapak Sabam adalah politik itu suci demi menggapai tujuan-tujuan yang mulia untuk pengembangan kehidupan bangsa dan nilai lainnya yang dapat diteladani dari bapak Sabam Sirait, yaitu membangun politik dengan spirit kebhinekaan. Adanya sensifitas untuk terus membangun jembatan antara generasi tua dan generasi muda merupakan hal penting lainnya yang ditinggalkan oleh Bapak Sabam Sirait,” tutur M. Abdullah Syukri Ketum PB PMII.
Ketum GMKI juga mengatakan bahwa dirinya banyak membaca perjalanan hidup bang Sabam Sirait.
“Saya juga banyak membaca perjalanan hidup bang Sabam Sirait, banyak buah pikirnya yang menjadi pengangan kami kader-kader GMKI saat ini, kita juga sangat senang kegiatan ini disambut baik dengan kehadiran Bapak Ketua MPR RI dan juga sahabat-sahabat saya semuanya, ada sepuluh orang pimpinan organisasi kemahasiswaan, forum ini merupakan bentuk kebanggaan kita kepada bang Sabam Sirait tokoh bangsa, hal inilah yang membuat saya tidak pernah ragu sedikit pun untuk mendukung Sabam Sirait menjadi Pahlawan Nasional,” tutup Jefri Edi Irawan Gultom.(*)