Oleh: Al Bayati*
PIRAMIDA.ID- Keterbatasan kewenangan pemerintah daerah membangun jaringan telekomunikasi, tidak membuat Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA) kehilangan semangat.
Diskominfotik KKA (Kabupaten Kepulauan Anambas) yang secara geografis merupakan daerah perbatasan yang berbatasan langsung dengan negara asing yang sekarang ini semakin memanas dengan adanya konflik di Laut Cina Selatan, sehingga dengan adanya hal tersebut perlu perhatian serius dalam peningkatan kebutuhan jaringan internet yang sudah menjadi suatu kebutuhan utama bagi masyarakat di Kabupaten Kepulauan Anambas, terlebih lagi para mahasiswa sebagai pengguna utama dalam melakukan perkuliahan online (daring).
Baru-baru ini gangguan sinyal internet sudah mulai bermasalah lagi tepatnya di Kecamatan Palmatak mengalami gangguan sejak beberapa hari yang lalu. Saat ini penyebab yang pastinya belum diketahui dengan jelas, namun dengan gangguan sinyal ini membuat mahasiswa yang berada di daerah yang mengalami gangguan tersebut merasa tertekan karena sulitnya untuk mengakses jaringan internet.
Dengan adanya gangguan tersebut, banyak mahasiswa yang terkendala dalam mengikuti kegiatan perkuliahan online, seperti Zoom Meeting, Google Meet, Classroom bahkan mereka juga kesulitan dalam mengakses aplikasi WhatsApp sebagai media utama dalam perkulihan online ini. Ditambah lagi pada saat ini sebagian mahasiswa sedang melaksanakan UAS (Ujian Akhir Semester).
Demi mendapatkan koneksi internet yang bagus, mereka rela pergi ke luar desa hanya untuk mengakses sinyal internet agar dapat mengikuti UAS yang sedang berlangsung. Terlebih lagi, jika mereka tidak dapat mengakses internet maka mereka tidak dapat mengikuti UAS dan hal itu akan berdapak pada nilai IPK mereka sendiri.
Selain terkendala dalam mengerjakan UAS, sering juga terjadi di mana dosen kurang bisa mengerti dan memahami keadaan mahasiswa yang mengalami gangguan tersebut sehingga sering kali memberikan tugas dengan deadline yang sangat singkat dan harus dikerjakan secepat mungkin dan dikirim sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Selain itu juga masalah ini tidak hanya berdampak pada mahasiswa saja, tapi berdampak pada masyarakat lainnya yang sering mengakses di sinyal internet. Dampak yang berkelanjutan ini membuat mahasiswa menjadi tidak nyaman karena mereka harus berusaha untuk membuat tugas yang semakin menumpuk dengan terkendalanya sinyal tadi, habis itu mereka juga harus mencari ke titik-titik yang ada sinyalnya.
Dengan terkendalanya sinyal internet tersebut, sebagagian mahasiswa yang sangat membutuhkan jaringan tersebut hanya bisa memanfaatkan jaringan Wi-fi yang berada di sekolah dan sejumlah kantor pemerintahan desa, meskipun kapasitas yang sangat terbatas. Dalam hal ini pemerintah daerah terus berupaya melakukan pemanfaatan program strategis nasional dalam pemerataan akses telekomunikasi di wilayah perbatasan Kepulauan Anambas.
Tak hanya itu bahkan mereka pun rela pergi ke desa lainnya agar bisa mengakses sinyal internet tersebut agar bisa mengikuti proses perkuliahan online mereka. Selain itu, pemerintah juga telah berupaya dalam mengatasi hal tersebut salah satunya adalah terus melakukan evaluasi terhadap kinerjanya operator agar bagian telepon seluler terus melakukan perkembangan dan memperluas komponen digitalnya ke daerah daerah yang Anambas tepatnya yang sering mengalami gangguan internet.
Sementara itu tim teknis dari provider juga sudah meninjau ke beberapa lokasi dan telah menemukan persoalan yang dialami dan mereka juga sudah bertindak untuk segera melakukan perbaikan terhadap gangguan tersebut, namun butuh waktu yang lama karena proses perbaikan tersebut agak begitu rumit.
Di dalam pers yang dilakukan pada tahun lalu pun sempat disinggungkan bahwa sejumlah kementerian terkait seperti Kementerian Kominfo, Kementerian Maritim, Kementerian Polhukam dan Kementerian BUMN guna mendorong operator membangun layanan jaringan telekomunikasi di kawasan strategis perbatasan wilayah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T).
Upaya itu telah diungkapkan oleh Kepala Diskominfotik KKA, Jeprizal, S.Kom. MA, saat pemaparan dan pembahasan Rencana Strategis Renstra (Renstra), Diskominfotik, pada Senin (31/5/2021) lalu di Ruang Media Center Kantor Bupati Pasir Peti. Menurut Jeprizal, guna mewujudkan visi-misi kepala daerah sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021 s/d 2026, maka pihaknya sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD), harus bekerja keras dan berupaya semaksimal mungkin.
Ia menyebut, kerja keras itu mesti dilakukan lantaran banyak pokok dan akar permasalahan yang menjadi kendala dalam mewujudkan visi-misi tersebut. “Salah satu cara untuk mewujudkan Anambas merdeka sinyal 2023 maka dinas tentu harus kerja keras, melalukan koordinasi kepada operator seluler untuk terus melakukan perluasan dan peningkatan jaringan telekomunikasi di pelosok wilayah Kepulauan Anambas,” kata Jeprizal tanpa menyebut pokok dan akar masalah dimaksud.
Yang pastinya harapan mahasiswa saat ini agar ke depannya pemerintah dapat mencari penyebab koneksi internet yang kurang bagus agar para mahasiswa yang terkena dampak bisa beraktivitas mengikuti kegiatan perkuliahan dengan baik dan juga lancar tanpa ada hambatan lagi.
Selain memperbaiki koneksi yang kurang bagus ini mereka juga mengharapkan kualitas sinyal internet ini menjadi fokus bersama agar lokasi-lokasi di Kabupaten Kepualauan Anambas dapat mendapatkan koneksi internet yang stabil untuk memenuhi kebutuhan internet dalam melayani masyarakat baik dalam bidang kesehatan pendidikan dan pelayanan publik lainnya.(*)
Penulis merupakan Mahasiswa Program Studi Sosiologi Fakultas Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Raja Haji Tanjung Pinang.