PIRAMIDA.ID- Ecole Nationale d’Administration (ENA) didirikan pada tahun 1945 oleh Presiden Prancis, Charles de Gaulle, sesaat setelah Perang Dunia II. Lokasinya berada di Paris dan sekarang dibuka juga di Strasbourg.
ENA dibuat dengan “semangat rekonstruksi dan renovasi negara,” ucap Antropolog Irène Bellier dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis.
ENA memiliki ideologi untuk membesarkan sekelompok orang yang yang mampu bertindak untuk kepentingan publik.
Sebelum ada ENA, setiap kementerian memiliki proses dan standar perekrutan sendiri-sendiri. Menghasilkan jaringan yang tertutup, hampir secara ekslusif menguntungkan kelas atas.
Pada perekrutannya, ENA berharap menarik lebih banyak mahasiswa dari provinsi lain selain Paris, dengan lebih sedikit mahasiswa borjuis, ungkap ilmuwan politik yang telah mempelajari ENA secara ekstensif, Prof Jean-Michel Eymeri-Douzans.
Meski begitu, penelitian menunjukan bahwa orang tua dari para mahasiswa ENA kebanyakan berasal dari kalangan pegawai negeri sipil senior atau bahkan seorang CEO. Sangat sedikit yang berasal dari latar belakang kelas pekerja.
“Ini sekolah elit,” kata Eymeri-Douzans dalam BBC.
Beberapa siswa yang diterima masuk di ENA adalah lulusan pascasarjana. Sementara yang lain berasal dari pegawai negeri tingkat rendah atau profesi lainnya. Mereka cenderung berusia pertengahan hingga akhir 20-an dengan bekal kualifikasi dari lembaga pendidikan tinggi sebelumnya, termasuk “grandes écoles” elit Prancis lainnya.
“Begitu banyak menteri, presiden, perdana menteri Prancis adalah lulusan ENA. Banyak CEO perusahaan besar Prancis juga alumni sekolah ini,” kata Eymeri-Douzans.
Dia menekankan bahwa kekayaan bukanlah kiasan yang menentukan siswa ENA.
“Masalahnya adalah budaya…Ini adalah dunia kecil keluarga borjuis. Jika Anda orang kaya baru, penuh uang tetapi tanpa budaya, tanpa pendidikan, Anda tidak akan berada di sana.”
ENA dikenal sebagai sekolahnya para pemimpin. Termasuk mantan Presiden François Hollande dan Jacques Chirac, CEO Orange Stéphane Richard dan presiden asing lainya.
Calon siswa harus lulus ujian masuk yang sangat sulit. Ratusan pengajuan permohonan datang setiap tahun, tetapi hanya sekitar 10% yang sampai pada tahap akhir.
Sistem penerimaan dibagi menjadi tiga bagia komponen tertulis dan lisan. Kandidat akan diuji tentang pengetahuan berbagai masalah. Termasuk ekonomi, hukum, dan hubungan internasional.
Sistem penerimaan tiga bagian memiliki komponen tertulis dan lisan yang menguji kandidat tentang pengetahuan mereka tentang berbagai masalah termasuk ekonomi, hukum dan hubungan internasional.
Sumber: National Geographic Indonesia/ Fikri Muhammad