Oleh: Dian Sany Siagian*
PIRAMIDA.ID- Sebagai warga yang tinggal di negara hukum dan keseharian yang diatur oleh politik, sudah sepatutnya melek akan pengertian dan tuntas tentang etika politik sesungguhnya. Maka dari itu, kita ulas Kembali satu persatu tentang etika politik, agar kita tahu bagaimana nanti memilih pemimpin dengan melihat etikanya bukan melihat seberapa kuat partainya.
Politik merupakan pembahasan yang kompleks yang tak habis untuk dibahas, kita mulai dari pengertian politik. Politik adalah urusan atau kegiatan bagi dan acuan kepada kepentingan masyarakat. Bertindak, berembuk, merencanakan untuk kebaikan masyarakat, seluruh masyarakat.
Sedangkan etika merupakan kesadaran dalam diri ketika bertindak untuk mengetahui apakah yang diri lakukan baik atau tidak, benar atau salah, jahat atau tidak jahat. Gambaran baik ada pada etika, karena setubuh dengan moral yang notabene berbicara bagaimana memperlakukan seseorang selayaknya manusia yang mempunyai hak dan semua sederajat tanpa pebedaan.
Eika politik
Etika politik bisa didefenisikan sebagai hal merencakanakan, bertindak hal-hal yang baik untuk seluruh masyarakat. Etika politisi, menyangkut moralitas politisi, mutu moral politisi sebagai manusia, yang mampu memberikan terbaik bagi masyarakat. Tapi, saat ini memang tantangan terbesar kita adalah banyak sekali politisi yang baik di awal ketika memohon suara pada rakyat, mempertontonkan tingkat elektabilitas karena kuatnya dan besarnya partai, bukan tentang kualitas, visi misi dan cara kerja baik dan benar yang dapat ditunjukkan atas prestasi sebelumnya, padahal hal seperti itulah yang menunjukkan politisi tersebut beretika atau tidak.
Maka dari itu, mari kita membuka hati dan terdorong untuk belajar serta mengetahui bagaimana seharusnya wakil kita beretika, agar ke depan tidak dikecewakan dan kecewa kembali, karena pada dasarnya ketika salah memilih, penderitaan kembali lagi pada kita dan seperti biasa politisi yang kita pilih dengan salah tadi tidak akan ambil pusing akan penderitaan kita, justru tega, tega melihat kesengsaraan itu bersarang dan menggerogoti masyarakat. Ada beberapa yang harus kita tuntut dari politisi yang memang ingin menjadi perwakilan rakyat, beberapa etika yang harus mereka punya dan tanam dalam diri, yakni:
1. Berlaku jujur
Seorang pemimpin atau dan wakil rakyat haruslah bersikap jujur pada rakyat, karena rakyat berhak untuk mengetahui segala sesuatu tentang negara dan bangsanya;
2. Dedikasi
Wakil rakyat haruslah berkorban tentang pikiran, tenaga, dan segala sesuatunya untuk kepentingan rakyatnya;
3. Memikirkan Lingkungan
Saat ini juga, haruslah kita menggaungkan tentang rumah kita bersama, tentang lingkungan. Pemimpin harus menjaga dan memikirkan rumah segala makhluk hidup, yaitu lingkungan.
Etika politik memuat atau mematokkan agar sistem perpolitikan terlaksana dengan etis.
Politik tak lepas dengan hukum. Hukum merupakan penataan masyarakat normative, artinya bagaimana seharusnya membawa diri dalam bermasyarakat. Negara harus berprinsip subsidiaritas menegaskan bahwa pemerintah dan negara adalah untuk masyarakat dan bukan sebaliknya; begitu juga masyarakat adalah untuk anggota-anggotanya dan bukan sebaliknya.
Negara Indonesia adalah negara hukum, negara yang harus dikuasai secara demokratis, rakyat yang berdaulat atas negara, tidak ada kelompok yang menguasai masyarakat atau agama yang menguasai masyarakat. Maka dari itu, rasa kebangsaan, manusia akan seimbang apabila dihayati dengan prinsip kedaulatan rakyat, sekelompok ideologi berdasarkan kesadaran mereka yamg dipimpin menentukan siapa yang mereka memimpin dan kemana dipimpin, karena Indonesia sadar bahwa manusia semua derajatnya, demokrasi adalah kedaulatan rakyat dalam perwakilan rakyat.
Ditentukan secara nyata oleh rakyat, demokrasi baik jika dengan hak asasi manusia, secara mutlak masyarakat yang berfungsi mengawasi segala sesuatu menyangkut negara, haruslah bergerak dan merasa bertanggung jawab untuk memilih pemimpin yang akan memimpin yang mengarahkan arah gerak dari pemilihnya.
Secara tanggung jawab moral, layaklah masyarakat tahu bagaimana akana memilih wakil yang punya etika, etika politik.(*)
Penulis merupakan Mahasiswa Prodi PGSD Univ. HKBP Nommemsen Siantar dan saat ini sebagai PGK PMKRI.