PIRAMIDA.ID- Seorang Jerman dengan pemikirannya, gliadganzes, memercayai bahwa anak adalah pribadi yang unik, sehingga perlu memperoleh tempat yang baik untuk tumbuh kembangnya dalam masyarakat.
Ia adalah Friedrich Wilhelm August Fröbel (baca: Froebel), seorang tokoh pendidikan dunia berkebangsaan Jerman. Ia dibesarkan di desa Oberweißbach, yang kaya di Hutan Thuringian dan telah dikenal berabad-abad lamanya untuk pengobatan herbal alami, sabun, dan salepnya.
Pada tahun 1811, Fröbel sekolah di Göttingen dan Berlin. “Diduga dari sini, dia mendapatkan banyak pencerahan tentang pemikiran-pemikiran pendidikan yang cemerlang,” tulis Kahr. Bart Kahr menulisnya dalam jurnal ACS Publications.
Ia menjelaskan tentang lika-liku perjuangan awal Fröbel dalam memperjuangkan pendidikan anak-anak. Ia menulis dalam jurnalnya berjudul Crystal Engineering in Kindergarten, dipublikasikan pada tahun 2004.
Pasca lulus, Fröbel menjadi guru di Plamannsche Schule di Berlin, sebuah sekolah asrama untuk anak laki-laki. Dari sana, ia menajamkan pemikiran dan pengalamannya, melatih kemampuan pedagogis dan patriotiknya.
“Perjalanan hidupnya rumit, hingga dia terlibat dalam kampanye perlawanan dengan Napoleon,” tambah Kahr.
Setelah Waterloo dan Kongres Wina, ia menjadi asisten di Museum Mineralogi di bawah Christian Samuel Weiss selama 1814–1816, mempelajari dan membuat katalog kristal mineral.
Agaknya perantauan intelektualnya semakin matang manakala bekerja sebagai asisten di Museum Mineralogi. “Geologi dan kristalografi tidak hanya membuka bagi saya lingkaran pengetahuan dan wawasan yang lebih tinggi, tetapi juga menunjukkan kepada saya tujuan yang lebih tinggi untuk penyelidikan, spekulasi, dan usaha saya,” lanjutnya.
Menurut Kahr, ia telah memiliki kemampuan yang luar biasa dalam kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan dan sains. Namun, prinsipnya dalam membangun pendidikan untuk anak, mendorongnya untuk memilih mendirikan sebuah sekolah.
“Pada tahun 1816, ia ditawari jabatan profesor di Stockholm, tetapi ia menolaknya dan malah mendirikan Allgemeine Deutsche Erziehungsanstalt (Institut Pendidikan Umum Jerman) di Griesheim dekat Arnstadt di Thuringia,” imbuh Kahr.
Tak berhenti disitu, pada tahun 1828 dan 1829, ia membuat rencana untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan rakyat (Volkserziehungsanstalt) di Helba, meskipun hal itu tidak pernah terwujud.
Kemudian, dari tahun 1831 hingga 1836, Fröbel sekali lagi tinggal di Swiss. Pada tahun 1831 ia mendirikan sebuah lembaga pendidikan di Wartensee (Lucerne). Sampai akhirnya kembali lagi ke Jerman.
“Di Jerman, ia mendedikasikan dirinya hampir secara eksklusif untuk pendidikan anak prasekolah dan mulai memproduksi bahan bermain untuk anak di Bad Blankenburg,” sambung Kahr.
Baginya, pendidikan anak akan sangat menentukan arah kehidupan. Melalui pendidikan, permainan spontan, dan konsep menarik lainnya, anak diarahkan sebagai pembelajar yang siap beradaptasi pada masa depannya.
Pada tahun 1837, ia mendirikan lembaga pengasuhan, permainan, dan kegiatan untuk anak-anak kecil di Bad Blankenburg. Ini yang kemudian menjadi cikal bakal kindergarten atau pendidikan anak usia dini.
“Dia merancang materi permainan pendidikan yang dikenal sebagai Hadiah Fröbel atau Fröbelgaben,” tulis University of Roehampton London dalam laman resminya, berjudul Froebel History: Friedrich Froebel.
“Fröbel membuka Anstalt für Kleinkinderpflege, Lembaga pengasuhan anak-anak kecil di Thuringia pada tahun 1837 yang ia beri nama Taman Kanak-kanak pada tahun 1840,” tambahnya.
Alih-alih menerapkan pembelajaran formal sebagaimana sekolah pada umumnya, ia menempatkan permainan dalam fokus pembelajarannya dan mendorong kreativitas dan spontanitas bagi anak-anak.
Fröbel menyadari, pada anak usia dini, permainan adalah pembelajaran penting bagi tumbuh kembang anak. Begitu juga pendidikan yang lebih berfokus dengan kurikulumnya, mengarahkan anak kepada pertumbuhan yang ideal.
Bagi Fröbel, permainan spontan untuk anak dan pola permainan lainnya, pada tahap ini bukanlah hal yang sepele, itu sangat serius dan sangat penting, sehingga memengaruhi kehidupan masa depan anak.
Nahas, setelah kampanye oleh otoritas Prusia melawan gerakan demokrasi pada akhir 1840-an, pendidikan taman kanak-kanak Fröbel dilarang di negara bagian Jerman pada tahun 1850.
“Para pendukung pemikiran Fröbel, akhirnya menerapkan teori-teori pendidikan anak Fröbel, dengan mendirikan ‘gerakan Fröbel’ di Inggris,” lanjutnya. Mereka setuju akan gagasannya tentang pendidikan yang bergantung pada usia dini sebagai pondasi bagi masa depan anak.
Pada tahun 1874, Froebel Society for the Promotion of the Kindergarten System dibentuk. Komunitas ini bertujuan mempromosikan kerjasama di antara mereka yang terlibat dalam pembelajaran anak usia dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak (TK).
“Mereka mulai menyebarkan konsep pengetahuan dan praktik mengajar, serta mempertahankan standar efisiensi yang tinggi antara guru PAUD dan TK di Inggris,” pungkasnya.
Hari ini, konsep pendidikannya tak pernah usang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak (TK) menjadi sistem yang diterapkan hampir di semua negara, termasuk Indonesia.
Pemerintah Hindia-Belanda dianggap membawa pengaruhnya dari Eropa. Hal itu dibuktikan dengan mendirikan Fröbel School untuk anak-anak Belanda di Indonesia dan berkembang terus hingga kini.(*)
Source: National Geographic Indonesia