PIRAMIDA.ID- Cipayung Plus Sumatera Utara menggelar konferensi pers pascaaksi demonstrasi Jumat (31/3/2023) lalu, di Kantor Wali kota Medan.
Disampaikan mereka, aksi yang digelar Cipayung Plus Sumatera Utara beberapa waktu lalu merupakan akumulasi dari keresahan kelompok mahasiswa terhadap apa yang sedang terjadi di Kota Medan.
Dalam konferensi persnya, Cipayung Plus Sumatera Utara mengungkapkan kekecewaannya terhadap absennya Wali kota Medan Bobby Nasution untuk menerima aspirasi yang disampaikan mahasiswa.
“Pertama kami ingin menyampaikan kekecewaan kami kepada Wali kota Medan yang absen ketika kami menyampaikan aspirasi. Ayo kita buka data janji-janji kampanye wali kota dahulu, dengan apa yang sudah terealisasi hari ini, sangat banyak yang tidak terealisasi,” ujar Tarmizi Ketua PKC PMII Sumut, di Medan, Selasa (4/4/2023).
Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Arifuddin Bone, juga menambahkan bahwa masih sangat banyak janji kampanye wali kota yang tidak kunjung direalisasikan, di antaranya pemberantasan narkoba, insfrastruktur mantap yang justru pekerjaannya di lapangan amburadul. Pekerjaan infrastruktur bukan by design tapi by project.
“Jangan sampai kami memberikan simbol kepada Wali kota Medan sebagai wali kota yang bisanya cuma menebar janji alias asbun. Tak mengerti bagaimana harus mengeksekusi segala yang sudah dijanjikan. Narkoba misalnya, berdasarkan data yang disampaikan Kepala BNN Sumut, ada 200 sampai 300 ribu anak di Kota Medan menggunakan narkoba. Wajar saja, Sumatera Utara menjadi provinsi nomor satu dengan kasus narkoba, ternyata Kota Medan menjadi penyumbang terbesar dalam kasus narkoba. Kami sangat prihatin dan sangat sayangkan itu,” ungkap Arifuddin Bone.
Komda PMKRI Sumut, Ceperianus menambahkan, Wali kota Medan saat ini ternyata bukanlah seperti sosok yang dahulu diharapkan masyarakat, di mana masyarakat mengganggap menantu Presiden Jokowi tentunya mampu bekerja lebih baik dan bisa menuntaskan segala persoalan yang ada.
“Ternyata anggapan itu bullshit. Bobby Nasution kami minta mundur dari jabatannya sebagai Wali kota Medan. Kalau tidak mampu segera sajalah lempar haduk. Kami akan turun aksi dengan gegap gempita dalam beberapa hari ke depan mendesak agar Bobby Nasution turun dari jabatannya. Kami akan lakukan aksi masif tarik mandat berjilid-jilid,” pungkas Ceperianus.
Sementara Wira Putra, Ketua Umum KAMMI Sumut, juga menyayangkan pendidikan tidak menjadi program prioritas dalam pembangunan Kota Medan.
“Pendidikan merupakan faktor penentu utama kemajuan sebuah bangsa. Kami sangat menyayangkan, dalam lima program prioritas Bobby Nasution, pendidikan tidak termasuk di dalamnya. Wajar saja jika masih banyak kita melihat anak-anak terlantar yang tidak sekolah, padahal dalam janjinya akan memberikan jaminan hidup bagi fakir miskin dan anak terlantar. Ternyata itu adalah janji yang cuma menjadi pelengkap narasi saat masa kampanye,” tambah Wira.(*)