Piramida.id|Simalungun – Kekompakan di tubuh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) kabupaten Simalungun, diduga ‘kurang harmonis’ sejak menjelang penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Kurang harmonisan tersebut bahkan diduga telah sampai kepada ‘retaknya’ hubungan antara Sastro Joyo Sirait ketua DPC Gerindra Simalungun dengan Bonauli Rajagukguk selaku ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bapilu) Simalungun untuk partai berlambang Garuda itu.
Sebelumnya, diketahui pada saat Daftar Calon Sementara (DCS), Bonauli berada di nomor urut 1 untuk daerah pemilihan V (Dapil), yang meliputi kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, Tanah Jawa, Hatonduhan, Huta Bayu Raja.
Namun, beberapa minggu sebelum penetapan DCT tampak orang yang diduga merupakan tim Bonauli sibuk menurunkan Spanduk dan Baliho bergambar dirinya lengkap dengan nomor urut 1 tersebut.
Sekelompok pendukung ketua Fraksi Gerindra di DPRD Simalungun itupun bertanya tanya, mengapa Spanduk jagoannya diturunkan.
Setelah ditetapkannya DCT, Bonauli Rajagukguk berada pada nomor urut 4 persis dibawah Melisa Tarigan, istri ketua DPC Gerindra Simalungun.
Berbagai pendapatpun mencuat pasca penetapan DCT tersebut, dugaan bahwa Suara Bonauli akan anjlok di Pemilu 2024 nantinya pun tidak ketinggalan, hingga Sastro Joyo harus menurunkan istrinya sebagai Caleg di dapil V untuk tetap mempertahankan suara yang diperoleh Gerindra pada Pemilu 2019 lalu.
Pada Pemilu 2019 lalu Gerindra Simalungun memperoleh 8.947 suara dan berhasil mendapatkan 2 kursi di DPRD Simalungun untuk dapil V, masing masing Bonauli dengan suara 7.271 dan Juarsa Siagian 1.676 suara.
Sastro Joyo Sirait ketika dikonfirmasi Piramida.id pada hari Minggu (5/11) lalu tidak ingin berkomentar banyak.
“Lagi banyak tamu saya ini, sinyal pun putus putus,” bilang Sastro saat itu. Anehnya ketika dicoba dihubungi kembali beberapa jam kemudian, ketua DPC Gerindra Simalungun itu malah memblokir nomor kru media.
Terpisah, Bonauli yang juga anggota komisi I DPRD Simalungun enggan berkomentar pasca berubahnya nomor urut dirinya.
“Tanyalah sama ketua bang, dianya yang membuat, apa alasannya? Kalau aku gak tau apa sebabnya,” jawab Bonauli.
Akibat suasana yang kurang harmonis di tubuh Partai Gerindra Simalungun itu, warga pun berpendapat bahwa perolehan suara di Pemilu 2024 nantinya akan mengalami keanjlokan dan berpotensi berkurangnya perolehan jumlah kursi dari tahun 2019 lalu.(Lrt/Fas)