Oleh: C Gideon Purba*
PIRAMIDA.ID- Apa Itu ghosting dan siapa pelakunya? Istilah asing ini viral karena kisah percintaan KP dan FT yang baru baru ini viral. Di dalam pengertian ghosting tidak memiliki defenisi yang baku, tetapi pada umunya ghosting bisa dipahami ketika seseorang yang kamu dekati atau pacari tiba-tiba mengakhiri hubungan dengan memutus komunikasi tanpa menjelaskan apa-apa.
Dikutip dari laman detik.com, di dalam survei yang dilakukan Elle US terungkap ada 26% wanita dan 33% pria pernah melakukan ghosting maupun menadi korban ghosting, sementara 24% wanita dan 17% pria mengaku pelaku ghosting, tetapi tidak pernah di-ghosting.
Kisah Ghosting di dalam Alkitab
Salah satu ghosting yang diceritakan dalam Alkitab adalah kisah Tamar. Kisah ini diduga sebenarnya adalah etiologi kabilah Yehuda, dibumbui narasi tersembunyi oleh si ibu pendongeng mengenai protes kaum ibu yang tidak diberi akses memiliki keturunan dalam suku-suku patrilineal.
Kabilah Yehuda adalah separuh Kanaan (Pheonicia). Pertama, melalui Shua, bercabang tiga: Er, Onan dan Selah. Kabilah Er punah akibat karma yang tidak diceritakan apa, menyebabkan Tamar tidak berputra, sedangkan kabilah Onan punah karena enggan memberikan penerus bagi kabilah Er. Yehuda kemudian berjanji memberikan Selah bagi Tamar. Tetapi, Yehuda melakukan ghosting terhadap Tamar.
Konon, Tamar juga adalah perempuan Kanaan. Dia ingin melakukan protes saat mengetahui Yehuda (yang sudah menduda) lewat di suatu tempat. Mereka bertemu di tempat para perempuan sundal biasanya mempromosikan jasa mereka. Yehuda mengira Tamar adalah salah satu dari perempuan sundal sehingga melakukan mutah dengan Tamar yang pada waktu itu memakai cadar, sehingga tidak dikenali sebagai menantunya. Tamar melihatnya sebagai kesempatan untuk menjadi ibu. Maka, dari pernikahan mutah tersebut lahirlah Perez dan Zerah, sepasang kembar, seakan-akan hendak menunjukkan dua kabilah yang hilang kini digantikan dua kabilah yang setara.
Dalam silsilah sampradaya Perez kemudian, kita menemukan nama mata rantai parampara terkemuka, yaitu Yesus Kristus. Jadi, kedua, melalui Tamar, kabilah Yehuda adalah separuh Kanaan.
Dari sini kita dapati bahwa menceritakan persoalan seperti etiologi atau asal-muasal kabilah dan bagaimana mereka berjuang untuk menyintas, menceritakan para perempuan dalam suku-suku patrilineal yang harus berjuang untuk diakui keberadaannya, serta menceritakan dosa kemanusiaan bilamana tidak mau menyintaskan suatu kabilah dalam masyarakat patriarki, memang tidak mudah tanpa melalui dongeng dan mitologi drama cinta dan seks.
Pertannyaanya:
Dari kisah Tamar, apakah boleh melakukan ghosting dalam sebuah hubungan pacaran atau PDKT? Sementara kan kita cuma pacaran atau PDKT, jadi wajar, dong kalau ghosting? Kan kita sudah gak suka lagi. Toh, dia gak rugi apa-apa kan?
Sebenarnya dari sisi pelaku, ghosting itu bentuk ketidakmampuannya untuk jujur terhadap pasangan dan menyampaikan perasaannya. Padahal orang yang kamu dekati atau pacari berhak mendapatkan penjelasan tentang perasaan atau keadaanmu.
Dalam kisah Alkitab tadi dan konteks Indonesia kita dapat melihat bahwa menjujung tinggi etika sopan santun, ghosting sebenarnya tindakan yang tidak etis dan harus dihindari. Kenapa?
Karena ghosting menunjukan sikap tidak menghargai pasangan kita. Kita memperlakukan mereka hanya sebaga objek yang tidak perlu terlalu dipikirkan perasaannya seperti kisah Tamar tadi, nih.
Penulis juga mengatakan bahwa ghosting juga dapat:
a. Merusak kepercayaan orang lain kepada kita;
b. Merusak rekam jejak kita sendiri dan berpotensi menghantui kita dimasa depan;
c. Menunjukkan bahwa kita kurang dewasa dalam membangun hubungan karena tidak mampu menyelesaikan (paling tidak mengkomunikasikan) masalah yang menyebabkan ghosting terjadi.
Nah, penulis juga menawarkan cara penyelesaian dalam masalah ghosting antara lain:
a. Hadapi realita
Kenapa? Karena orang yang melakukan ghosting adalah orang yang tidak menghargai perasaaanmu, karena itu hadapi realita dan kembali kepada Tuhan dengan cara minta ampun dan mengintropeksi diri pada Tuhan (Mazmur 118:8).
b. Lepaskan amarahmu
Artinya ambilah waktumu untuk meluapkan emosi yang ada di dalam diri namun harus ada batas ya, guys ( Mazmur 51:19b).
c. Jangan isolasi diri atau terpuruk
Yang terakhir, artinya coba dong bersosialisasi dan mencobaa untuk keluar supaya mengalihkan masalah. Jadi, boleh tidak ghosting, nih? Dan bagi korban yang sudah di-ghosting seduh kopi dan semangat, ya.(*)
Penulis merupakan seorang mahasiswa di STT GMI Bandar Baru. Aktif di dalam berorganisasi sebagai ketua bidang di GMKI Cabang Sibolangit, pemuda di Perdagangan, Sumatera Utara. Penulis juga tertarik dengan isu isu agama, sosial dan politik. Penulis bisa dihubungi di [email protected].
Mantuuul…semangat penulis.Lebih rajin nulis lagi ya,biar tulisannya semakin mantap
Mantap Tul, semangat terus meningkatkan karya