PIRAMIDA.ID- Webinar internasional yang diselanggarakan Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI) Bidang Hubungan Internasional membahas tentang persoalan konflik antara palestina dan Israel pada kamis, 27 Mei 2021 dengan tema diskusi ini adalah “Palestina-Israel Dalam Perspektif: Human Rights and Justice”.
Dalam opening speech, Ketua Umum GMKI, Jefri Gultom dengan tegas menjelaskan bahwa konflik ini jangan dilihat dari perspektif keagamaan saja, melainkan harus cermat dan komprehensif dalam melihat konflik yang terjadi. Konflik Israel-Palestina juga mengaburkan fokus kita terhadap beberapa persoalan, di antaranya teror di Poso, ekskalasi konflik di Papua dan penanganan pandemi yang masih saja belum usai sampai hari ini.
Indonesia tidak boleh larut dalam konflik Israel-Palestina saat ini. Sebab persoalan yang terjadi tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi, tetapi harus dilihat dari pendekatan sejarah, sosiologi, budaya dan hukum internasional yang berlaku.
“Kita secara etis harus berdiskusi secara cerdas, mendudukan perkara secara kritis dan mencari solusi yang terbaik bagaimana keterlibatan kita untuk menemukan jalan damai bagi Palestina-Israel,” tegas Jefri.
Mr Ahmed Metani (Depuy Ambassador Palestina untuk Indonesia), menjelaskan bahwa permasalahan Israel-Palestina ini adalah permasalahan yang paling banyak memakan korban sipil.
“Dibutuhkan peran aktif masyarakat internasional untuk ikut andil dalam upaya perlindungan HAM,” tambahnya.
Hal senada yang disampaikan oleh Theofransus Litaay (Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan RI), Indonesia tentunya harus terlibat dalam perdamaian Israel-Palestina, sebab dalam UUD 1945 ditegaskan bahwa Indonesia sebagai penegak keadilan dan perdamaian serta kemerdekaan adalah hak segala bangsa.
Angel Damayanti (Pakar Konflik, Perdamaian dan Terorisme), juga menjelaskan bahwa tanggung jawab terbesar negara adalah memastikan konflik ini dapat diselesaikan secara damai dan tidak berkelanjutan. Kedua belah pihak harus bisa saling menghormati kedaulatan masing-masing dan menjaga keamanan teritorial mereka terutama di daerah perbatasan dan wilayah Yerusalem yang menjadi kepentingan banyak pihak.
Dalam kesempatannya juga, Harsen Boy Tampomori (Tenaga Ahli MPR RI), mengatakan bahwa berhenti memanfaatkan isu untuk kepentingan kelompok maupun pribadi, karena korban sebenarnya rakyat sipil kita tidak bisa memihak salah satu negara.
Namun pandangan berbeda disampaikan oleh Choirul Anam, Ketua Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia se-dunia bahwa tindakan yang dilakukan Israel ini sangat tidak pantas dan segera harus dihentikan karena kekejaman yang dilakukan oleh isreal ini sudah merenggut hak aaasi manusia (HAM) rakyat Palestina .
Di akhir webinar tersebut, baik narasumber dan peserta memberikan kesimpulan bahwa:
1. Informasi terkait isu Palestina-Israel harus berdasar fakta yang terjadi di lapangan yang kemudian disampaikan kepada masyarakat;
2. Bersepakat bahwa keadilan bagi semua korban baik di Israel maupun Palestina;
3. Perlu adanya win-win solution dan pandangan secara menyeluruh mengenai eskalasi konflik yang terjadi antara Israel-Palestina;
4. Solidaritas dan dukungan internasional bagi saudara kita di Israel-Palestina yang telah menjadi korban dari ego pemerintahan sangatlah penting.
Artinus Hulu selaku moderator webinar, menyampaikan terima kasih kepada narasumber dan peserta telah mengikuti kegiatan dengan penuh antusias.
“Kita adalah agen perdamaian yang bertugas membawa perdamaian di dunia ini tanpa melihat suku, bangsa, ras ataupun agama,” tutupnya.(*)