PIRAMIDA.ID- Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) mengadakan diskusi dengan tema: Menyoal Pancasila, Radikalisme, dan Kebebasan Berekspresi di Perguruan Tinggi dan Tantangan Implementasi Permenristekdikti nomor 55 tahun 2018, pada Sabtu (13/02/2021).
Diskusi ini dihadiri oleh narasumber di antaranya Rektor UNIPA, Wakil Rektor Unsrat, Rektor Uniera Halmahera, Mantan Rektor Maranatha, dan Akademisi USU.
Rektor Universitas Papua (UNIPA) Meky Sagrim menyampaikan untuk melawan paham radikal di dalam kampus, ia memiliki visi, yaitu Transformasi dan Restorasi menuju mahasiswa yang pancasilais dan berkompeten dengan cara tanamkan iman dan taqwa, cinta keberagaman dan cinta nasionalisme kepada mahasiswa agar kaidah keilmuan yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila hasilnya dapat bermanfaat untuk orang lain.
Sementara itu Ronny Gosal yang merupakan Wakil Rektor bidang kemahasiswaan dan alumni Universitas Sam Ratulangi Manado berpendapat, saat ini kenyataannya banyak kaum radikal masih mempertentangkan Pancasila dan radikalisme tumbuh subur di kampus melalui dogma atau pendekatan agama, sehingga Permenristekdikti ini merupakan pondasi yang kuat untuk melawan paham-paham radikal dan yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.
Rektor Uniera Halmahera, Herson Keradjaan menyampaikan, untuk mewujudkan dan mengimplementasikan UKM PIB sesuai perintah Permenristekdikti di kampus-kampus, GMKI atau organisasi kepemudaan harus berjalan beriringan bersama kampus agar dapat terlaksana.
Armein ZR Langi, Rektor Universitas Maranatha Bandung, periode 2016-2020 menyampaikan, sebaiknya GMKI harus membuat narasi suprakultur di abad ke-21 ini, agar dapat berperan besar dalam menyiapkan pengembangan manusia dan menyongsong masa depan dengan tetap menjaga nilai-nilai kebudayaan, karakter internal bangsa dan perkembangan profesionalitas, namun tetap tidak anti terhadap dengan perbedaan-perbedaan pandangan.
Sementara Badikenita Sitepu yang merupakan Akademisi USU sekaligus anggota DPD RI menegaskan, Pancasila itu membentuk sikap mental mahasiswa agar dapat selalu mencintai bangsa dan negaranya, dan kehadiran GMKI masih sangat dibutuhkan untuk membentuk UKM PIB agar dapat melawan dan menangkal paham-paham radikalisme di dalam kampus.
Sambil menutup acara, moderator sekaligus Sekfung Perguruan Tinggi PP GMKI, Agung Tamtam Sanjaya menyampaikan, ini bentuk keseriusan GMKI untuk mewujudkan UKM PIB dan melawan paham radikalisme di kampus-kampus.
PP GMKI juga mendorong pemerintah untuk lebih serius dan tanggap melihat persoalan radikalisme di kampus. GMKI berkomitmen untuk terus mengamalkan nilai Pancasila dan menjalakan gerakan berbasis ilmu pengetahuan di kampus.
“Hal ini merupakan arah juang dan komitmen GMKI di perguruan tinggi,” ujar Prima Surbakti.(*)