PIRAMIDA.ID- Dewan Pengurus Komisariat (DPK) GMNI Trituntas UNJA bersama dengan Kohati HMI Komisariat (P) Ilmu Budaya, PMII Rayon KIP Komisariat Universitas Jambi, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Cabang Jambi, dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Cabang Jambi, menggelar diskusi online dalam rangka memperingati Hari Kartini, Sabtu (24/04/2021).
Gelaran diskusi online ini bertujuan untuk menyatukan pemahaman dalam pengambilan langkah terbaik untuk membangkitkan semangat perempuan sebagaimana yang diharapkan oleh Kartini dalam ajaran-ajarannya.
Diskusi online ini mengambil tema “Refleksi Perjuangan Kartini dan Realitas Kehidupan Perempuan Indonesia Saat Ini” yang mengambil titik fokus pada kekerasan terhadap perempuan dan urgensi pendidikan pada perempuan.
Pada diskusi yang diselenggarakan melalui zoom cloud meeting ini, Ados Aleksander selaku Ketua DPK GMNI Trituntas UNJA dalam kata sambutannya menyampaikan bahwasanya perempuan haruslah segera bertindak dan melawan bentuk ketidakadilan yang terjadi pada perempuan di saat ini.
“Di zaman yang serba canggih ini masih banyak stigma negatif yang menyasar pada kaum perempuan. Stigma-stigma ini menjadi salah satu faktor utama pendorong terjadinya budaya yang menempatkan posisi perempuan selalu di bawah laki-laki,” tuturnya.
“Perempuan dan laki-laki hanya dibedakan oleh bentuk fisik dan anatomi tubuh, secara kapasitas pemikiran bisa saja perempuan lebih hebat daripada laki-laki. Maka daripada itu, tidak ada alasan buat masyarakat terutama kaum laki-laki untuk melakukan diskriminasi terhadap perempuan dan menempatkan perempuan pada posisi di bawah laki- laki. Perempuan harus segera bangkit dan bergerak menuntaskan segala ketidakadilan yang menimpanya,” tandasnya.
Pada diskusi online ini, diisi oleh pemateri-pemateri yang berasal dari Cipayung yang berbasis di Jambi, di mana diisi oleh Heddika Siregar selaku Srikandi GMKI Jambi, Istiqomah selaku Wakabid Kesarinahan DPK Trituntas Unja, Irma Safitri selaku Ketua Umum Kohati HMI Komisariat (P) IB, Irma Suryani selaku Ketua PMII Rayon KIP Komisariat Unja, dan yang terakhir adalah Maria Yacinta Ginting dari Biro Keperempuanan PMKRI Cabang Jambi.
Dalam pemaparannya Heddika Siregar menegaskan bahwasanya perempuan yang ingin bergerak melawan ketidakadilan utamanya harus mengubah diri sendiri dulu. Kemudian mengajak orang lain secara persuasif hingga bersama-sama menyuarakan keresahan mengenai ketidakadilan.
Selanjutnya, Istiqomah menyampaikan tentang angka kekerasan yang terjadi di Indonesia masih terbilang tinggi. Oleh karena itu perlu adanya pendidikan sebagai bekal utama untuk menghindari dan menuntaskan perlakuan tidak adil yang diterima perempuan.
Dalam hal ini sudah banyak ‘kartini-kartini’ zaman sekarang seperti Megawati Soekarnoputri, Najwa Shihab, dan lain-lain yang bisa dijadikan teladan sebagai teladan daripada wujud nyata semangat juang Kartini.
Kemudian disambung oleh Irma Safitri yang membahas tentang polemik kesetaraan gender. Gender merupakan masalah yang erat kaitannya dengan diskriminasi. Penuhnya pola pikir perempuan lemah dibanding laki-laki menempatkan perempuan sebagai manusia lemah yang harus terus dibantah.
Pemateri berikutnya Irma Suryani menyampaikan salah satunya mengenai urgensi pendidikan terhadap perempuan. Perempuan juga memerlukan pendidikan. Sebagai bagian dari masyarakat, perempuan berhak mengambil bagian di struktur-struktur sosial, baik politik maupun yang lainnya yang dalam hal ini pendidikan memiliki peran yang sangat penting.
Terakhir ditutup oleh Maria Yacinta Ginting yang membahas secara komprehensif segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dalam ruang lingkup kecil hingga ke ruang lingkup besar.
Partisipan yang mengikuti diskusi online ini mencapai angka 71 orang yang cukup aktif dan partisipatif.
Pada saat penutupan Melkia Purba selaku moderator menyampaikan bahwasanya peserta harus mengambil segala ilmu yang tertuang dalam diskusi sebagai bekal pemikiran peserta terlebih perempuan untuk bergerak dan menghancurkan segala bentuk penindasan terhadap perempuan.(*)