Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Kamis, Juli 3, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Hari Perempuan Internasional: Perjuangan Kita Masih Panjang!

by Redaksi
08/03/2022
in Dialektika
136
SHARES
969
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Oleh: Irma Thobias*

PIRAMIDA.ID- Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day setiap tahunnya selalu diperingati pada tanggal 8 Maret oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia.

Perayaan ini bermula dari sejarah panjang yang dilacak pada awal tahun 1900-an, ketika dunia sedang bergejolak dengan industrialisasi sehingga menempatkan posisi perempuan ada dalam tekanan yang besar serta mengalami diskriminasi atau pelanggaran hak-hak perempuan. Hal ini berujung pada aksi protes oleh sekitar 15.000 pekerja perempuan yang melakukan aksi dengan menuntut adanya hak untuk memilih, jam kerja yang manusiawi dan upah yang lebih layak.

Gerakan yang berbasis di New York ini kemudian menjadikan gerakan perempuan mulai jadi sorotan. Banyak peristiwa ikutan terjadi setelah itu, bahkan perayaan Hari Perempuan Internasional mulai dilakukan pertama kali pada tahun 1911 di Austria, Denmark, Jerman dan Swiss di tanggal 19 Maret. Secara resmi baru di tahun 1975, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadikan Hari Perempuan Internasional sebagai perayaan tahunan.

Jika diulas satu per satu, begitu banyak catatan sejarah yang menggambarkan nilai perjuangan perempuan. Bahwasanya kesetaraan gender adalah milik setiap manusia yang tinggal di bumi.

Tahun ini, UN Women mengangkat tema kampanye International Women’s Day 2022, yakni #BreakTheBias, dengan tujuan meningkatkan kesadaran terhadap bias gender agar tercipta dunia yang terbebas dari bias, stereotip, dan diskriminasi; dunia yang beragam, adil, dan inklusif; serta dunia ketika ada perbedaan dihargai dan dirayakan. Untuk mewujudkannya tentu saja dengan perjuangan yang masih panjang.

Di Indonesia banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi, berkaca dari data yang ada, masih banyak kesenjangan dan ketimpangan yang terjadi.

Pertama, indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia menunjukkan adanya perbedaan antara laki-laki (76.2) dan perempuan (69.5), untuk jumlah penduduk di atas 10 tahun yang buta huruf jauh lebih besar perempuan, yakni 4.9, sedangkan laki-laki 2.3, untuk indikator rata-rata lama sekolah lebih tinggi pada laki-laki, yakni 8.9, sedangkan perempuan 8.1 (Data BPS, 2021). Hal ini menunjukkan bahwa kesempatan dan akses pendidikan lebih besar ada pada laki-laki, terbukti dengan indeks pembangunan manusia laki-laki yang lebih tinggi dibanding perempuan.

Kedua, kasus kekerasan terhadap perempuan masih sangat tinggi. Dalam catatan tahunan Komnas Perempuan 2021, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan sepanjang tahun 2020 sebesar 299.911 kasus, di mana kekerasan diranah personal paling menonjol, yakni 79%.

Di akhir tahun 2021, begitu banyak kasus pelecehan menghebohkan terjadi baik di lingkungan agama, sekolah, keluarga dan masyarakat umum. Kasus kekerasan berbasis cyber pun mengalami peningkatan. Sayangnya payung hukum yang komprehensif berpihak pada korban, belum jelas nasibnya.

Ketiga, perkawinan anak yang masih tinggi di Indonesia. Ada sekitar 2 juta dari 7,3 perempuan Indonesia di bawah umur 15 tahun sudah menikah dan putus sekolah. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 3 juta orang di tahun 2030 (Unicef, 2020).

Budaya patriarki dan bias gender yang terjadi di masyarakat membuat posisi perempuan menjadi terpojok dalam kasus pernikahan dini. Mereka tidak memiliki kebebasan untuk melakukan penolakan karena stigma dan pandangan negatif masyarakat.

Keempat, kesehatan perempuan dan anak. Angka kematian ibu dan anak yang tinggi, risiko stunting menjadi dampak panjang ketimpangan yang terjadi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting atau kondisi gagal tumbuh yang mempengaruhi perkembangan otak.

Dalam masyarakat patriarki, laki-laki merupakan pengambil keputusan dan merupakan asset keluarga, sehingga tidak heran pola makan dan pola asuh antara laki-laki dan perempuan berbeda. Beberapa hal ini merupakan sebagian kecil dari dampak bias gender yang terjadi di masyarakat, hal-hal lainnya mencakup aspek politik, sosial, ekonomi, pendidikan, teknologi dan lain sebagainya tentu akan semakin menambah catatan panjang uraian benang kusut dalam mewujudkan kesetaraan gender.

Setiap ketimpangan, setiap ketidakadilan, setiap diskriminasi yang terjadi harus terus memacu perempuan untuk lebih aktif menyuarakan perubahan. Euforia perayaan Hari Perempuan Internasional yang meningkat dan beragam gencar dilakukan lewat berbagai media, semoga menjadi spirit baru dalam perjuangan, bukan hanya semata “ikut arus”.

Hari ini ada dan dirayakan, mengingatkan kita bahwa perjuangan kesetaraan gender adalah demi masa depan yang lebih baik. Bahwasanya dunia yang beragam, adil dan inklusif semestinya tumbuh subur di era serba modern ini. Oleh karenanya, suara-suara perjuangan masih harus terus digaungkan hingga semua insan sadar bahwa diskriminasi dalam bentuk apapun tidak dibenarkan. Selamat Hari Perempuan Internasional!


Penulis merupakan Sekfung Pemberdayaan Perempuan PP GMKI.

Tags: #biasgender#Perempuan#tantangan
Share54SendShare

Related Posts

Pidato Lengkap Jefri Gultom di Dies Natalis GMKI ke-74: Bangkit Ditengah Pergumulan

26/02/2024

Bangkit Ditengah Pergumulan Pidato 74 tahun GMKI Jefri Edi Irawan Gultom Para peletak sejarah selalu berpegang pada prinsip ini, ‘’perjalanan...

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025

Populer

Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Pojokan

Aku dan Sejuta Masalah Hidupku

17/06/2021
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba