PIRAMIDA.ID- Hari ini merupakan Hari Toleransi Internasional. Bila melihat kilas balik tentang Hari Toleransi Internasional ialah peringatan yang telah dirayakan sejak tahun 1996 dan yang ditetapkan oleh Majelis Umum PBB. Tentu peringatan ini dilatarbelakangi oleh peristiwa atau kejadian yang bersifat diskriminasi, konflik ras, intoleransi, dan sebagainya yang terjadi di berbagai dunia.
Berbicara tentang toleransi, di Indonesia masih saja banyak terjadi sikap-sikap yang bersifat intoleran terhadap suatu golongan tertentu. Yang terbaru adalah kasus penolakan pembangunan salah satu gereja di Cilegon, Banten. Hal tersebut membuktikan belum adanya sikap toleran bagi banyak individu atau kelompok masyarakat Indonesia.
Dalam peringatan ini, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Pematangsiantar Santo Fransiskus dari Assisi mengajak momentum hari ini untuk menghargai keragaman di dunia.
Evi Sipayung, selaku Presidium Hubungan Masyarakat Katolik PMKRI Cabang Pematangisantar menyampaikan, hari ini adalah momentum kita bersama untuk lebih menghargai ragam kelompok di dunia.
“Di momen kali ini, sangat penting bagi kita untuk senantiasa bersikap toleran, bukan hanya hari ini saja, tapi mari kita bersikap toleran setiap harinya. Tidak terkecuali kita yang berada di Kota Pematang Siantar yang merupakan salah satu kota yang cukup toleran, mari kita pertahankan dan lebih kita kuatkan lagi,” ucapnya.
Hal senada juga ditegaskan oleh Edis Galingging, selaku Ketua Presidium PMKRI Cabang Pematangsiantar Periode 2021-2022. “Indonesia adalah bangsa yang majemuk, tanpa adanya sikap toleran amatlah sulit dalam memajukan bangsa ini, pada parayaan besar ini, mari kita sampaikan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia dapat menjadi mercusuar toleransi dunia,” tuturnya.
“Daerah-daerah di mana kita berada juga amat berpengaruh dalam membangun sikap toleran, tidak terkecuali di Kota Pematangsiantar. Kota ini amatlah memiliki sejarah sebagai kota yang toleran, melalui perayaan ini, mari kita lebih saling terbuka untuk menerima perbedaan di antara kita, dengan langkah terkecil itu setidaknya kita telah membangun peradaban bangsa,” tutupnya.(*)