PIRAMIDA.ID- Bulan Oktober dikatakan sebagai Bulan Bahasa di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan 3 butir isi Sumpah Pemuda yang diikrarkan oleh berbagai pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928. Salah satu isi butir Sumpah Pemuda adalah mengukuhkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan Indonesia.
“Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”
Bulan Bahasa dan Sastra secara rutin diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada bulan Oktober sejak tahun 1980.
Jumlah bahasa daerah di Indonesia
Kemajemukan Indonesia di berbagai sisi sudah menjadi nilai yang dikenal luas, termasuk kemajemukan dalam sisi bahasa. Indonesia memiliki lebih dari 600 bahasa daerah yang tersebar di penjuru nusantara yang dipersatukan melalui bahasa Indonesia.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Badan Bahasa Kemendikbud) telah memetakan dan memverifikasi 652 bahasa daerah di Indonesia. Jumlah tersebut tidak termasuk dialek dan subdialek pada 2018 lalu.
“Dari tahun 1991 sampai 2017 kami telah memetakan dan memverifikasi bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Jumlahnya saat ini 652 bahasa daerah, yang tentunya bisa berubah seiring waktu,” kata Dadang Sunendar, dikutip kemdikbud.go.id (23/7/18).
Adapun laporan terbaru berjudul Statistik Kebahasaan 2019 dari Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah bahasa daerah di indonesia yang terverifikasi sejumlah 668 (terverifikasi dan termutakhir menurut dialektologi) dan ada 750 bahasa daerah yang dihitung dari akumulasi persebaran bahasa berdasarkan provinsi (terverifikasi dan termutakhir menurut sosiolinguistik).
Berdasarkan laporan tersebut, jumlah bahasa daerah di indonesia dapat dihitung berdasarkan persebaran bahasa di tiap provinsi indonesia. Dalam hal ini, Papua menjadi provinsi dengan jumlah bahasa daerah terbanyak, yakni ada 299 bahasa daerah atau hampir separuh dari jumlah bahasa daerah yang tercatat di pusat data dan statistik pendidikan dan kebudayaan.
Provinsi dengan bahasa daerah terbanyak ke-2 adalah Papua Barat dengan 96 bahasa daerah dan provinsi dengan bahasa daerah terbanyak ke-3 adalah Nusa Tenggara Timur dengan jumlah bahasa daerah sebanyak 69 bahasa.
Dapat dilihat bahwa wilayah timur indonesia memiliki banyak bahasa daerah yang cukup banyak. Meski demikian, dikutip dari laman resmi kemendikbud.go.id dikatakan bahwa Bahasa-bahasa di wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat belum semua teridentifikasi. Oleh sebab itu, tidak menutup kemungkinan akan adanya penambahan jumlah bahasa daerah di wilayah-wilayah tersebut jika dilakukan penelitian mendatang.
Hal tersebut juga dikarenakan adanya perbedaan jumlah bahasa daerah di indonesia dari beberapa penelitian yang dilakukan serta pengelompokkan bahasa daerah dengan indikator yang berbeda. Contohnya adalah jumlah bahasa daerah yang terdata dalam laporan oleh Summer Institute of Linguistics. Dalam laporan tersebut jumlah bahasa di Indonesia sebanyak 719 bahasa daerah dan 707 di antaranya masih aktif dituturkan.
Sementara itu, UNESCO baru mencatatkan 143 bahasa daerah di Indonesia berdasarkan status vitalitas atau daya hidup bahasa. Dan, mengacu pada laporan statistik kebahasaan yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, jumlah bahasa daerah di indonesia ada sebanyak 668 bahasa yang terverifikasi menurut dialektologi.
Ucapan “Terima Kasih” dalam beberapa bahasa daerah
Kata atau ungkapan terimakasih menjadi salah satu kata yang paling sering diucapkan oleh manusia, pun dengan masyarakat di indonesia. Ungkapan kata “terima kasih” meski terdiri dari dua kata yang sederhana namun nyatanya dapat membawa dampak yang besar baik secara personal hingga lingkungan sosial.
Dalam buku berjudul “Say Please, Say Thank You” karya Donald McCullough”, ungkapan “terima kasih” menjadi salah satu bentuk penerimaan diri atau rasa syukur untuk diri sendiri.
“Gratitude as an affective trait was measured with the self-report, 6-item Gratitude Questionnaire. Example items include, ‘I have so much in life to be thankful for,’ and ‘I am grateful for a wide variety of people.’ Cronbach’s alpha estimates for this measure ranged from 0.76 to 0.84.”
Selayaknya kata lain yang dapat dialih bahasakan ke dalam berbagai bahasa, kata “terima kasih” juga memiliki penyebutan yang lain di berbagai bahasa daerah di indonesia. Guna mengenal lebih dekat dan mendalami makna “terima kasih”, berikut adalah ucapan “terima kasih” dalam bahasa daerah di beberapa daerah indonesia.
Beberapa daerah memiliki kesamaan dan perbedaan dalam ejaan dan pengucapan kata “terima kasih”. Meski demikian, hal tersebut tidak mengurangi makna “terima kasih” itu sendiri bahkan memperkaya keberagaman yang dimiliki indonesia.
Mayoritas penduduk Indonesia menggunakan bahasa daerah dalam kesehariannya
Pada 2010 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mencatat persentase penduduk indonesia berdasarkan bahasa sehari-hari yang digunakan. Bahasa sehari-hari adalah bahasa yang biasa dipakai dalam komunikasi di rumah antar sesama anggota rumah tangga. Bahasa sehari-hari yang dipakai seseorang tidak selalu didasarkan keturunan, melainkan terbentuk karena proses interaksi sosial.
Dalam sensus penduduk (SP) 2010, bahasa sehari-hari dibagi menjadi tiga kelompok bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, dan Bahasa Asing. Berdasarkan SP 2010, persentase penduduk yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari meningkat dari sebesar 10,7 persen pada tahun 1990 menjadi sebesar 19,9 persen pada tahun 2010.
Kondisi ini menunjukkan bahwa selama dua dekade, jumlah penduduk Indonesia yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi sehari-hari di rumah tangga meningkat hampir dua kali lipat.
Pengguna bahasa daerah ada sebanyak 79,45 persen, bahasa indonesia 19,94 persen, bahasa asing 0,35 persen, tidak menjawab 0,26 persen.
Secara umum, mayoritas penduduk Indonesia masih tetap menggunakan bahasa daerah untuk komunikasi sehari-hari di rumah tangga. Hal tersebut diwakili dengan persentase penduduk yang menggunakan bahasa daerah untuk kesehariannya sebesar 79,5 persen dari seluruh populasi penduduk usia 5 tahun ke atas.
Keragaman bahasa yang ada di indonesia sudah sepatutnya dijaga dan dilestarikan oleh para penuturnya. Mengingat, ada beberapa bahasa yang terancam punah karena semakin sedikit jumlah penuturnya. Oleh sebab itu, mempelajari serta mempraktikkan bahasa daerah yang diketahui sudah selayaknya menjadi usaha tiap individu sebagai upaya pelestarian bahasa daerah.(*)
Good News From Indonesia