Novi Gabriella Haria*
PIRAMIDA.ID- Lagi dan lagi, kasus teror terjadi di Indonesia. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah melakukan rilis terkait dengan pelaku teroris di Mabes Polri pada Rabu, 31 Maret sekitar pukul 16.30 WIB.
Di hadapan pers Kapolri menceritakan kronologi terorisme yang teridentifikasi seorang wanita yang sekarang diketahui identitasnya bernama Zakiah Aini yang lahir pada tahun 1995.
Kapolri menjelaskan bahwa si pelaku masuk dari pintu belakang yang kemudian tidak dilakukan pengecekan oleh penjaga, lalu mengarah ke pos gerbang utama yang ada di Mabes Polri kemudian menanyakan di mana keberadaan kantor pos, setelah diberi layanan oleh anggota, si pelaku tersebut melakukan penyerangan terhadap anggota dengan melakukan penembakan sebanyak 6 kali.
Identifikasi dua kali tembakan mengarah kepada anggota yang berada di dalam pos 2 kali tembakan kepada anggota di luar kotak dan 2 kali tembakan kepada anggota yang berada di belakang si pelaku. Kapolri menyatakan bahwa sudah dilakukan tindakan tegas terhadap pelaku yang sebenarnya hanya ingin dilumpuhkan saja namun dikarenakan mendesak wanita tersebut mati di tempat.
Hal ini menjadi ramai diperbincangkan terlebih saat setelah adanya kasus bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada Minggu lalu pukul 10.30 WITA.
Kejadian beruntun ini dihubung-hubungkan ditengarai adanya persamaan antara isi surat wasiat yang ditinggalkan Zakiah Aini dan isi surat wasiat yang ditinggalkan pasutri pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
Persamaan isi surat wasiat keduanya, yaitu sama sama meminta maaf, meminta orang tua nya untuk berhenti berhubungan atau berutang kepada bank karena dinilai riba, karena tidak diberkahi Allah. Keduanya juga meminta kakak dan atau adik menjaga orang tua mereka.
Deddy Corbuzier sendiri di dalam kanal You Tube-nya ikut memberikan tanggapan mengenai hal ini. Ia menyatakan bahwa kemungkinan senjata yang dibawa oleh si pelaku adalah airsoft gun dikarenakan di bawah pistolnya ada CO atau gas dan bulir pelurunya metal bulat.
Lebih lanjut lagi Deddy Corbuzier mengatakan, hal ini menarik karena pertanyaannya adalah kalau ini benar apakah seseorang ini tahu kalau ternyata senjata yang dia bawa ini adalah seperti senjata mainan.
“Nih senjata, masuk ke Mabes Polri, tembakin polisi nanti masuk surga, gua ga habis pikir ya. Kalau tentang duit, nanti duitnya buat siapa, kalau kita manusia otak dan akal berpikir kita mengacungkan senjata ke polisi pasti saya ditembak balik dan pasti mati. Jadi kalau dapat duit juga buat siapa. Menurut gue ini bukan masalah duit, ini masalah believe, ini masalah kepercayaan yang ditanamkan oleh orang radikal,” ucapnya dalam video You Tube-nya.
Paham-paham radikal ini merupakan pemikiran dan gerakan anti-terhadap ideologi Pancasila (dan konstitusi UUD 1945) dan aksi-aksi kekerasan, baik kolektif maupun individual, baik yang mengarah pada terorisme seperti penyerangan Mabes Polri dan bom bunuh diri di Makassar.
ZA ini melakukan aksi menembak di Mabes Polri seorang diri yang kemudian dikenal dengan istilah lone wolf. Ia didoktrin untuk membawa senjata dan menembak polisi yang bahkan dia tidak mengerti bagaimana cara menembak dengan benar dan tidak mempunyai kartu izin menembak yang resmi.
Deddy berkata, “Kalau dia wanita, dijanjikan 72 bidadari di surga buat apa Anda dengan bidadari itu. Anda tidak akan masuk ke surga lalu jadi 73 bidadari.”
Aksi teror ini kemudian membuat ketakutan di masyarakat dikarenakan jika kejadian seperti ini bisa terjadi di kantor polisi yang artinya polisi ceroboh tidak memastikan yang lalu lalang di sekitar Mabes Polri membawa senjata tajam atau tidak; artinya hal seperti ini kemudian juga bisa terjadi di mall atau di jalanan.
Oleh sebab itu kita yang berpikiran waras, kita yang memegang teguh persatuan sebagai NKRI kita harus melawan tindakan terorisme ini, kita harus berani speak up. Hal itu juga disampaikan Deddy Corbuzier.
“Paham radikal dan terorisme seperti kasus penyerangan di Mabes Polri akan terus berkembang kalau kita diam saja,” ucap Deddy Corbuzier.
Karena kalau begini terus Indonesia mau jadi apa. Yuk, teman-teman artis, selebritis, selebgram yang punya tempat untuk bicara, bicaralah tentang NKRI, tentang persatuan jangan cuma diam aja. Jangan takut, karena mereka merajalela, karena mereka tahu kita takut.
Mari menjadi warga negara yang baik agar kita dapat bersosialisasi dengan nyaman dan dapat melakukan ibadah keagamaan tanpa ada rasa takut.(*)
Penulis merupakan mahasiswa Umrah angkatan 2020. Saat ini tinggal di Batam, Kepri. Untuk info dan diskusi dapat menghubungi kontak penulis: 0812-9081-5751.