Oleh: Lidya Putri*
PIRAMIDA.ID- Konflik sosial adalah pertentangan antar anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan. Konflik berasal dari kata kerja latin “configere”. Artinya saling memukul. Secara sosiologi, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih, di mana salah satu pihak berusaha yang ingin menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya.
Konflik sering kali berubah menjadi kekerasan terutama ada upaya-upaya dengan pengelolaan konflik tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh pihak yang berkaitan. Konflik selalu menjadi bagian hidup manusia yang bersosial dan berpolitik serta menjadi pendorong dalam dinamika dan perubahan sosial politik.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun Poerwadarminta (1976), konflik berati pertentangan atau percekcokan. Pertentangan sendiri bisa muncul ke dalam bentuk pertentangan ide maupun fisik antara dua belah pihak berseberangan.
A) Pengertian Konflik Sosial Menurut Para Ahli
1. Menurut Lewis A. Coser, konflik adalah perjuangan nilai atau tuntutan atas status dan merupakan bagian dari masyarakat yang akan selalu ada, sehingga apabila ada masyarakat maka akan muncul konflik.
2. Menurut Soerjono Soekanto, konflik adalah suatu keadaan pertentangan antara dua pihak untuk berusaha memenuhi tujuan dengan cara menentang pihak lawan.
3. Menurut Taquiri dan Davis, konflik adalah warisan kehidupan sosial yang terjadi dalam berbagai keadaan sebagai akibat dari bangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi, dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih secara terus-menerus.
4. Menurut Alabaness, konflik adalah keadaan masyarakat yang mengalami kerusakan keteraturan sosial yang dimulai dari individu atau kelompok yang tidak setuju dengan pendapat dan pihak lainnya sehingga mendorong terjadinya perubahan sikap, perilaku, dan tindakan atas dasar ketidaksetujuannya.
5. Menurut Ralf Dahrendorf, konflik adalah suatu kedaan pertentangan karena adanya hubungan sosial yang tidak harmonis di antara anggota kelompok atau antar kelompok dalam suatu masyarakat.
B) Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Sosial
1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian kemudian perasaan.
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
4. Perubahan-perubahan nilai yang ekspres dan mendadak dalam penduduk.
5. Kurangnya keharmonisan dalam hal interaksi sosial.
C) Jenis-Jenis Konflik Sosial
1. Konflik individu, yakni konflik yang terjadi antara individu dengan individu atau dengan kelompok masyarakat.
2. Konflik rasial, yakni konflik yang terjadi antara dua ras atau lebih yang berbeda.
3. Konflik agama, yakni konflik yang terjadi antara kelompok-kelompok yang memiliki agama dan keyakinan berbeda.
4. Konflik antara kelas sosial, yakni konflik antara kelas atau kelompok masyarakat yang berbeda.
5. Konflik politik, yakni konflik yang terjadi karena adanya perbedaan pandangan di dalam kehidupan politik.
6. Konflik sosial, yakni konflik yang terjadi di dalam kehidupan sosial masyarakat.
7. Konflik internasional, yakni konflik yang terjadi antarnegara di dunia secara global.
D) Ciri-Ciri Konflik Sosial
Berikut ini adalah ciri-ciri konflik sosial :
1. Terjadi perebutan sesuatu dengan kekerasan
2. Terjadi interaksi sosial yang tidak harmonis dan saling curiga satu sama lain
3. Timbul rasa benci, antipati, dan dendam satu sama lain
4. Timbul usaha-usahan saling menjatuhkan
5. Usaha melerai lewat cara damai telah gagal
6. Terjadi benturan fisik, kerusuhan sosial atau perang.
E) Upaya Penyelesaian Konflik Sosial
1. Mediasi , merupakan cara penyelesaian konflik yang melibatkan bantuan pihak ketiga (bersifat netral) sebagai penengah (kasih anjuran).
2. Arbitrase , Pengendalian konflik dengan cara arbitrase berarti menyelesaikan konflik dengan bantuan pihak ketiga (bersifat netral) yang bertindak sebagai pemberi keputusan. Keputusan-keputusan yang dibuat disertai dengan perjanjian tertulis dari pihak yang berkonflik.
3. Adjudikasi , merupakan cara penyelesaian konflik melalui jalur pengadilan (sidang).
4. Kompromi , bentuk penyelesaian konflik dengan adanya upaya masing-masing pihak untuk mengurangi tuntutan.
5. Konsiliasi , bentuk penyelesaian konflik dengan adanya upaya mempertemukan pihak yang berkonflik.
6. Koersi , bentuk akomodasi dengan menggunakan ancaman, baik fisik maupun psikologis agar pihak lain bertindak sesuai yang diharapkan.
7. Stalemate , situasi di mana ketika kedua belah pihak yang berkonflik memiliki kekuatan yang seimbang sehingga konflik terhenti pada titik tertentu.
F) Contoh Konflik Sosial Yang Terjadi di Indonesia
1. Konflik Sosial Jawa Barat Berlanjut ke konflik sosial Jawa Barat dengan organisasi yang berbeda. Kasus ini, melibatkan front pembela Islam alias FPI dan gerakan masyarakat bawah Indonesia atay GMBI pada 2017. Meskipun tidak sampai menelan korban jiwa, tetapi banyak kerugian material yang ditimbulkan dari konflik sosial tersebut.
2. Konflik Sosial Pengusiran Mahasiswa di Yogyakarta Konflik sosial berikutnya berasal dari Yogyakarta, ketika muncul kasus diusirnya mahasiswa yang mendukung kemerdekaan Papua Barat. Kondisi tersebut memantik emosi tinggi pada masyarakat Yogyakarta untuk mengusir mahasiswa dari Papua Barat.
3. Konflik Sosial Ambon Di Ambon juga pernah terjadi konflik sosial di dalam masyarakat karena kesenjangan sosial yang berlebihan antara warga beragama Islam dengan Kristen protestan pada tahun 1998.
4. Konflik Sosial Situbondo Jawa timur tepatnya di Situbondo juga pernah terjadi konflik sosial yang disebabkan karena persoalan agama yang terjadi pada tahun 1996. Dimana terjadi penghinaan terhadap agama islam dan terjadilah konflik.
G) Dampak Konflik Sosial
1. Dampak Negatif Konflik Sosial :
* Merusak integrasi sosial masyarakat.
* Menyebabkan trauma secara sosial dan psikologis.
* Menimbulkan kerusakan harta benda dalam masyarakat.
* Timbulnya rasa dendam dan tidak bisa menciptakan kehidupan harmonis.
2. Dampak Positif Konflik Sosial :
* Konflik sejatinya memperjelas berbagai aspek kehidupan yang masih belum tuntas.
* Terjadinya konflik menimbulkan penyesuaian kembali serangkaian norma dan makna nilai yang berlaku dalam masyarakat.
* Konflik mampu mendorong solidaritas mekanik dan solidaritas organik di antara angota kelompok yang ada di masyarakat perkotaan serta pedesaan.
* Konflik dapat mengurangi rasa ketergantungan terhadap individu atau kelompok.
* Terjadinya konflik dapat memunculkan kompromi baru yang dikenal dengan akomodasi dalam sosiologi.(*)
Penulis merupakan Mahasiswa Universitas Raja Ali Haji (UMRAH) Prodi Sosiologi Semester V