Penulis: Pdt. Dr. Martongo Sitinjak*
Minggu Trinitatis
Kejadian 1:26-31
PIRAMIDA.ID – Allah telah menciptakan langit dan bumi dan segala isinya dengan kuasa Firman–Nya. Rancangan Allah dinyatakan oleh Firman Allah. Firman itu mengerjakan, mewujudkan apa yang dikehendaki Allah. Untuk segala ciptaanNya, Allah melihat bahwa semuanya itu baik (1:10,25). Keberlanjutan Kuasa Firman Tuhan ada dalam perancangan penciptaan manusia.Rancangan itu diawali dengan “Berfirmanlah Allah: Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi”.
Ada dua rancangan Allah dalam menciptakan manusia.
Yang pertama, Allah menciptakan manusia berdasarkan firmanNya, “maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia, laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya.” Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Dalam Kej 2:7 dikatakan, Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Allah sendiri menghembuskan nafasnya ke dalam diri manusia sehingga manusia menjadimakhluk yang hidup. Itulah yang membedakan manusia dari segala ciptaan lainnya. Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah dengan tujuan supaya Allah dapat dikenal dan diketahui melalui manusia ciptaanNya itu. Dalam diri manusia ada gambar dan rupa Allah, ada karakter Allah, ada sifat Allah, ada kepribadian Allah. Sesungguhnya dengan demikian dapat dipahami bahwa Allah dapat dilihat dan dialami dalam diri manusia.
Kesinambungan dari gambar dan rupa Allah terus terjadi dalam diri manusia dan keturunannya, maka Allah berfirman, sekali lagi Allah berfirman, kepada mereka beranak cuculah dan bertambah banyak. Firman ini telah diwujudkan Allah dulu, kini dan hingga pada masa yang akan datang. Dari generasi ke generasi firman ini telah berlangsung.
Setiap orang, nenek moyang kita hingga kita yang hidup pada zaman ini dan generasi yang akan datang adalah wujud nyata dari firman Allah kepada Adam dan Hawa: “Beranak cuculah dan bertambah banyak”.Itulah sebabnya pemazmur mengaku: “Apabila Engkau mengirim RohMu mereka tercipta dan Engkau membaharui muka bumi” (Mzm 104:30). Allah bekerja menciptakan kita di dalam Yesus Kristus yang menebus kita dan Roh Kudus yang memelihara hidup kita. Firman ini terus bekerja hingga kini dimana manusia masih terus tercipta dari hari ke hari di berbagai belahan bumi ini. Dalam diri manusia dapat dilihat kepribadian Allah.
Oleh karena itulah manusia harus terus menjaga dan memelihara gambar dan rupa Allah itu. Tidaklah baik manusia merusak diri manusia itu sendiri sebab dengan itu dia merusak gambar dan rupa Allah. Indahnya persekutuan manusia dapat berlangsung manakala setiap orang melihat temannya sebagai gambar dan rupa Allah yang harus dihormati dan dijaga.Manusia merusak gambar dan rupa Allah dalam dirinya setelah manusia jatuh ke dalam dosa.
Oleh karena itulah Allah sendiri datang menjadi manusia untuk memulihkan kembali gambar dan rupa Allah yang telah rusak oleh dosa manusia itu. Manusia itu ditebus dengan darah Kristus supaya manusia itu dapat hidup saling mengasihi sebagai gambar dan rupa Allah. Allah melahirkan kembali manusia itu bukan dengan benih yang fana melainkan dengan benih yang tidak fana oleh firman Allah, yang hidup dan kekal (1 Petrus 1:23). Firman Allah membuat manusia menjadi ciptaan baru, yaitu mereka yang hidup di dalam Kristus (2 Kor 5:17)
Allah juga memelihara hidup manusia itu supaya dapat hidup berkesinambungan di bumi mewujudkan kemuliaan Allah, melanjutkan gambar dan rupa Allah. Berfirmanlah Allah: Aku memberikan kepadamu segala tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji, itulah menjadi makananmu. Allah memelihara kehidupan manusia itu agar dapat hidup dengan memberikan mereka makanan untuk melanjutkan kehidupannya.
Dengan kesinambungan hidup itu, kemuliaan Allah semakin nyata, Kehormatan manusia bukan berasal dari dirinya tetapi dari Allah yang menciptakanNya.Semakin kuat penghayatan sebagai ciptaan Allah semakin nyata kemuliaan Allah dalam diriNya.
Yang kedua, manusia diciptakan supaya ada yang menguasai, mengatur dan melestarikan ciptaan Allah. Allah melihat segala sesuatu yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik. Inilah yang harus dilanjutkan oleh manusia untuk memelihara ciptaan Tuhan yang sungguh amat baik. Semua ciptaan Tuhan hidup rukun dan damai saling tergantung antara yang satu dengan yang lain.
Allah berfirman: “supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara dan atas ternak dan atas segala yang melata yang merayap di bumi. Allah memberi kuasa kepada manusia untuk memelihara ciptaan Allah yang sungguh amat baik. Konteks kuasa yang diberikan Allah adalah untuk ciptaan Allah yang sudah baik. Manusia tidak diberi kuasa untuk merusak, mengeksploitasinya hingga rusak yang mengakibatkan ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, ternak dan segala yang melata di bumi menjadi terganggu dan rusak kehidupannya.
Sebab Allah juga memelihara kehidupan binatang di bumi, burung di udara dan dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa dengan memberikan mereka tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya. Semua makhluk hidup diberikan makanan untuk melanjutkan kehidupannya. Allah memberikan kuasa kepada manusia untuk memelihara dan melanjutkan ciptaanNya “yang sungguh amat baik itu”.
Sama seperti manusia juga mendapat makanannya sehari-hari, demikian juga segala makhluk hidup mendapatkan makanan sehari-hari juga.
Semuanya itu adalah proses memperlihatkan kemuliaan Allah yang mencipta segala sesuatu dengan baik dan memberi kehidupan untuk kesinambungan ciptaannya itu dengan baik pula. Semakin kuat penghayatan akan ciptaan Tuhan “sungguh amat baik”, semakin nyata kemuliaan Tuhan dalam diri manusia yang dapat melihat ciptaan Tuhan sebagaimana Tuhan melihatNya.
Dua hal itu menjadi hal yang pokok dalam rancangan Allah menciptakan manusia.
Penulis adalah Kadep Koinonia HKBP