Oleh: Safira Nida Risma Latifah (2005030022)*
PIRAMIDA.ID- Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan bahan baku dasar yang strategis dan serbaguna. Kedua sifat tersebut menjadikan minyak goreng sebagai salah satu komoditas penting dalam perekonomian Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, harga minyak goreng mengalami kenaikan yang cukup tajam. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga CPO global yang juga menyebabkan kenaikan harga CPO domestik dan pasokan CPO untuk pasar domestik. Kenaikan harga secara langsung akan berdampak pada konsumen domestik maupun industri, terutama yang menggunakan minyak nabati pada industri pengolahan makanan skala kecil dan menengah.
Berdasarkan penetapan dan penyimpanan bahan kebutuhan pokok dalam Perpres Nomor 17 Tahun 2015, minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok produk industri, selain gula dan tepung.
Pasal 25 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 menjelaskan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah mengendalikan ketersediaan bahan kebutuhan pokok dalam jumlah, kualitas, dan keterjangkauan yang cukup.
Kenaikan harga minyak nabati jelas berdampak pada para pemain di industri perhotelan. Peningkatan penggunaan bahan baku ini dan kenaikan biaya produksi juga menyebabkan penurunan kualitas produk, tetapi industri memasak sangat bergantung pada minyak nabati. Bahan ini merupakan bagian integral tidak hanya menggoreng, tetapi juga produksi berbagai makanan.
Secara umum, konflik adalah terjadinya pertgkaran atau perselisihan antara kelompok maupun individu. Menurut sosiolog konflik Karl Marx, teori konflik mengambil bentuk konflik kelas.
Dari sudut pandang ini, Marx memperkenalkan konsep struktur kelas dalam masyarakat. Teori Marx melihat masyarakat sebagai arena ketidaksetaraan yang dapat menimbulkan konflik dan perubahan sosial. Marx percaya bahwa konflik dalam masyarakat terkait dengan keberadaan kelompok kekuasaan dan dominasi.
Dalam teori Marx, perjuangan kelas disebabkan oleh konflik kepentingan ekonomi. Menurut Marx, perjuangan kelas disebabkan oleh perbedaan akses terhadap sumber kekuasaan, yaitu modal. Dalam masyarakat kapitalis, dua kelas yang berlawanan muncul: borjuasi dan proletariat.
Contoh konflik Karl Marx adalah bahwa pemerintah borjuis atau kapitalis adalah pemilik alat produksi, pemilik kekuasaan, dan proletariat atau buruh yaitu yang menjual tenaga kerja mereka kepada Borjuasi untuk meperoleh upah dan tidak berhak menaikkan harga minyak goreng.(*)
Penulis merupakan Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji Prodi Sosiologi.