PIRAMIDA.ID- Beberapa hari ini masyarakat Kapuas Hulu, khususnya di Putussibau dikagetkan dengan informasi bahwa stok Bahan Bakar Minyak (BBM) akan habis karena kendala pendistribusian akibat bencana banjir di Kabupaten Sintang yang merupakan jalur pendistribusian BBM ke Kapuas Hulu.
Dampak dari habisnya BBM ini mengakibatkan masyarakat panik dan terburu-buru ke kios BBM yang tersedia untuk mengantri minyak dengan harga yang meningkat drastis. Biasanya BBM jenis pertalite dijual Rp.10.000/liter namun seketika harganya naik berkisar Rp.12.000 sampai Rp.20.000.
Menanggapi kejadian tersebut, Yohanes Belen Wuwur selaku Ketua Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kapuas Hulu sangat menyesalkan kejadian tersebut, sebab akan sangat merugikan masyarakat, terlebih situasi masyarakat sedang dalam kondisi dilanda bencana banjir.
Ia mengatakan, berdasarkan informasi yang mereka dapat, bahwa pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Putussibau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat sebenarnya menyatakan hingga saat ini stok BBM di daerah tersebut masih aman, sehingga tidak ada alasan menaikkan harga BBM.
“Meskipun banjir yang melanda Sintang, namun proses pendistribusian BBM masih dapat berjalan dengan baik, jadi tidak ada alasan kelangkaan BBM untuk menaikkan harga,” katanya dalam rilis publik yang diterima redaksi, Rabu malam (10/11/2021).
“Berkaca dari hal tersebut dan kejadian yang dialami masyarakat tentu bertolak belakang. Isu mengenai terhalangnya distribusi BBM ke Kapuas Hulu tentu saja sangat meresahkan masyarakat, terutama mereka yang menggantungkan hidupnya dari penggunaan BBM,” ujarnya.
Dia juga meminta seluruh komponen dan pemangku kebijakan agar mereka memberi rasa aman dan kepastian terhadap distribusi BBM.
“Oleh karena itu, pemerintah Kapuas Hulu melalui komponen dan seluruh pemangku kebijakan yang ada di Kapuas Hulu untuk hadir memberikan kenyamanan dan kepastian terkait pendistribusian BBM. Selain itu, pemerintah juga harus memastikan proses pengawasan terhadap distribusi komoditas yang ada di daerah demi mengurangi risiko melebarnya disparitas harga,” desaknya.
Mengakhiri pernyataannya, pria yang akrab disapa Yance mengatakan, jangan sampai ada oknum yang memanfaatkan situasi ini untuk meraup keuntungan sendiri. “Ekonomi masyarakat sudah sangat terpuruk dengan adanya Covid-19, jangan sampai masyarakat semakin menderita karena ada adanya praktik ketidakadilan seperti ini,” tukasnya.(*)