Sudarto Toto*
PIRAMIDA.ID- Saya sering bertanya pada orang-orang teriak-teriak kebangkitan PKI, tapi ujungnya selain tidak bisa menunjuk di mana tempat kumpul dan wujudnya juga cuma ngajak gunjingan doang.
Saya tanyakan lagi bisakah tunjukan bukti akademis yang memuat pernyataan PKI ingin mengganti Pancasila dengan Komunis(me)? Juga tidak ada jawaban yang cerdas, hanya muter-muter kayak kolor. Atau kalau ada yang bisa nunjukin dokumen atau petikan pernyataan pentolan PKI dulu yang menyatakan anti Pancasila, saya akan buru dokumen itu.
Berikut saya kutipkan wawancara wartawan Solichin Salam dengan ketua CC PKI DN. Aidit yang dimuat dalam Majalah Binaan tertanggal 12 Agustus 1964. Arsipnya ada di Badan Arsip Nasional, sebelumya disimpan KOTI (Komando Operasional Tertinggi).
**
Solichin Salam: Benarkah PKI menerima Pancasila?
Aidit: PKI menerima Pancasila secara keseluruhan, semua sila sama pentingnya. PKI menerima sila Ketuhanan sebagai satu kesatuan. Dengan menerima sila Ketuhanan YME, berarti tidak boleh ada propaganda anti agama tapi juga tidak boleh ada paksaan dalam beragama.
Solichin Salam: Benarkah Marxisme tidak mengakui Tuhan?
Aidit: Marxisme adalah ilmu yang bagiannya adalah materialism-historis. Materialisme menjelaskan secara ilmiah mengapa manusia beragama. Hanya, bagi PKI agama itu urusan pribadi.
Agama juga memainkan peran progresif revolusioner. Kristen punya gerakan revolusioner, membebaskan budak-budak. Islam juga punya andil besar dalam melawan kolonialisme di Indonesia. Candu masyarakat atau tidak itu tergantung peran revolusioner atau tidak.
Agama yang out of date adalah agama yang ikut melestarikan kolonialisme dan imperialisme. PKI juga akan out of date jika tidak memainkan peran progresif revolusionernya.
Solichin Salam: Apakah PKI sadar bahwa Indonesia mayoritas beragama?
Aidit: Sadar sesadar-sadarnya. Agama bagi PKI adalah urusan individu. Hubungan manusia dengan Tuhan tidak bisa diwakilkan pada CC PKI. Anggota PKI juga banyak yang beragama.
Solichin Salam: Apakah beda pembangunan sosial Pancasila dengan Marxisme?
Saat ini, kita baru tahap pertama, yakni nasionalisme-demokrasi. Dan tahap keduanya sosialisme.
Sosialisme berdasarkan Pancasila adalah masyarakat yang tanpa “exploitation de I’homme par I’homme”, menuju masyarakat adil makmur, tentu sesuai dengan Marxisme.
Solichin Salam: Bagaimana pandangan Aidit tentang Islam?
Aidit: Out of date atau tidaknya itu tergantung peran progresif revolusionetnya (untuk mengetahui konsep progresivitas revolusioner, kita bisa membaca konsep teologi pembebasan-saya).
**
Terus di mana penolakan PKI terhadap Pancasila dan keinginan menggantinya?
Bukankah HTI yang mempropagandakan penggantian demokrasi Pancasila dengan sistem khilafah?
Dari sini saya setuju HTI, MMI, serta pendukung Khilafah-lah yang anti Pancasila tapi teriak-teriak PKI (yang sudah bubar) yang mau ganti Pancasila.
Penulis merupakan salah seorang tokoh yang fokus mengadvokasi permasalahan kebebasan beragama di Sumatera Barat sekaligus menjabat sebagai Program Manager Pusaka Foundation. Menulis beberapa karya buku tema agama.