PIRAMIDA.ID – Kongres XXXVII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) yang berlangsung sejak tanggal 24-30 November 2020 di Kota Manokwari, Papua Barat, telah selesai.
Untuk kedua kalinya, hasil kongres mempercayakan kader GMKI Cabang Tanah Papua menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat GMKI periode 2020-2022, yakni Jefri Gultom.
Pernyataan sikap GMKI tentang kondisi di Papua dan Papua Barat harus berdasarkan data dan fakta
Sekretaris Umum Pengurus Pusat GMKI, Demisioner David Sitorus menyebut, pada periode 2008-2010, Ketum berasal dari cabang Jayapura, yakni Mamberob Rumakiek. Saat ini Mamberob menjadi anggota DPD RI dari dapil Papua Barat.
“Puji Tuhan, Kongres ke-37 telah selesai. Dinamika Kongres berlangsung selama tujuh hari dengan standar protokol kesehatan.
Kader-kader GMKI progresif dalam memikirkan cita-cita bangsa dan masyarakat. Peserta Kongres saat ini sudah kembali ke daerahnya masing-masing.
Evaluasi hingga hari ini, belum ada laporan peserta atau kader yang hadir yang terinfeksi Covid-19,” kata David, Jumat, 4 Desember 2020.
Dia menuturkan, kongres yang digelar di Kota Injil Manokwari, telah dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo melalui virtual. Kongres yang dihadiri 97 cabang ini telah menetapkan kepemimpinan nasional GMKI untuk masa bakti 2020-2022.
“Kongres GMKI memberikan kepercayaan sebagai Ketum terpilih kepada Bung Jefri Gultom dari ufuk Timur Indonesia, Kota Rusa, Merauke, Papua dan Sekretaris Umum Bung Michael Anggi dari Balikpapan, Kaltim,” ujarnya.
Diketahui, dari hasil kongres, Jefri meraih suara mayoritas sebanyak 50 suara. Dia unggul dari dua kandidat calon Ketua Umum lainnya, yakni Alhendri Fara dari Cabang Yogyakarta sebanyak 11 suara, dan Christian Patricho Adoe dari Cabang Jakarta Barat sebanyak 36 suara.
Dalam kesempatan yang terpisah, Ketua Umum GMKI terpilih, Jefri Gultom mengatakan perbaikan internal organisasi menjadi agenda utama di kepemimpinannya.
Pria kelahiran Kampung Erambu, Merauke, yang terletak di perbatasan RI-PNG ini menyebut, GMKI akan bersikap terkait isu-isu nasional dan kebangsaan sebagai bentuk komitmen GMKI yang hadir menyampaikan suara kenabian di tengah gereja, perguruan tinggi, dan masyarakat.
“Kami fokus pada penguatan organisasi dan kaderisasi GMKI. Membangun kader yang kuat, kokoh, dan setia kepada cita-cita bangsa, dengan platform digital yang sesuai dengan tuntutan global. Tagline saya, Bangkit Bergerak untuk Kolaborasi Berkelanjutan akan diimplementasikan sesuai dengan arahan, pokok-pokok, dan kebijakan organisasi yang ditetapkan dalam Kongres yang lalu,” ujarnya.
Dia menegaskan, GMKI akan mengawal secara serius masalah lingkungan hidup, persoalan Papua, dan kesetaraan gender serta perlawanan terhadap kekerasan perempuan.
Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan di Univeritas Indonesia ini menyampaikan, persoalan lingkungan adalah dimensi hidup semesta masyarakat Indonesia yang harus dilindungi oleh Negara. Sementara itu, persoalan HAM Papua juga menjadi keprihatinan bersama seluruh kader GMKI se-Tanah Air.
“Lingkungan hidup itu urusan masa kini dan masa depan. Termasuk mencermati Rancangan Peraturan Pelaksanaan (RPP) Undang-Undang (UU) Cipta Kerja itu. GMKI juga akan merumuskan dan menyampaikan pokok pikiran tentang persoalan HAM dan pembangunan di Papua kepada Presiden sebagai sikap resmi organisasi,” tuturnya.
Ia menambahkan, penyampaian sikap resmi GMKI kepada Presiden Jokowi terkait isu HAM dan Otonomi Khusus di Papua akan dirumuskan bersama Pengurus Pusat GMKI.
Menurutnya, penyampaian aspirasi atau sikap resmi GMKI kepada Presiden Jokowi akan dilakukan berdasarkan data.
“Pernyataan sikap GMKI tentang kondisi di Papua dan Papua Barat harus berdasarkan data dan fakta. Tentunya, sampai saat ini GMKI selalu setia dengan dua Proklamasinya, yakni Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan proklamasi Yesus Kristus sebagai Sang Kepala Gerakan dan Juru Selamat,” ucapnya.
“Namun bagaimana agar Negara hadir untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat di Tanah Papua, ini yang akan diperjuangkan oleh GMKI,” kata Jefri menambahkan.