PIRAMIDA.ID- Komisi Kepemudaan Keuskupan Sintang melakukan Kegiatan Startup Weekend Indonesia Keuskupan Sintang (SWI KESI). Kegiatan ini dilakukan melalui kerja sama dengan Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Ruang & Tempo, Techstars dan beberapa mitra partner lainnya.
Kegiatan SWI KESI ini dilaksanakan di Wisma Keuskupan Sintang dan Biara Susteran PRR Sintang, dari tanggal 1-3 April 2022.
Dalam pelaksanaannya kegiatan SWI KESI ini diikuti oleh Orang Muda Keuskupan Sintang yang diwakili oleh dari perwakilan OMK Paroki yang telah terpilih melalui seleksi peserta oleh Tim SWI KESI. Setelah melakukan proses seleksi yang ketat, akhirnya terpilih 30 peserta yang mengikuti kegiatan SWI KESI dari awal hingga akhri proses. Peserta yang mengikuti terbagi dalam 3 regional wilayah yang ada di Keuskupan Sintang, yaitu di regional Sintang, regional Melawi, dan regional Kapuas Hulu.
Dalam kegiatan SWI KESI yang dilakukan ini, banyak proses pembelajaran dan penguatan peserta secara individu maupun kelompok yang dilakukan dan dikembangkan sepanjang proses berlangsung. Proses yang berlangsung dalam kegiatan ini, yaitu pertama peserta diajak untuk mulai membentuk tim startup dan pitching ide. Pada kegiatan hari pertama ini, peserta diajak untuk memahami secara detail alur kegiatan yang akan dilakukan selama tiga hari kedepan, selanjutnya setiap peserta melakukan pitching singkat ide masing-masing yang telah dipersiapkan dalam masa pendaftaran dan seleksi peserta.
Setiap peserta yang ikut dalam kegiatan ini datang dari paroki masing-masing dengan membawa ide masing-masing yang potensial dan dianggap mampu memberikan peluang yang baik untuk didampingi dalam proses pelatihan dikegiatan yang berlangsung.
Setelah peserta melakukan pitching pertama dengan idenya masing masing dalam waktu satu menit, selanjutnya dari ide-ide peserta ini dipilih beberapa ide yang dinilai matang dan terstruktur idenya, dilanjutkan dengan penentuan formasi tim menjadi enam tim.
Enam tim ini kemudian akan dimentoring oleh mentor mentor dari tingkat nasional yang tentunya memiliki kapasitas yang baik dalam pengembangan startup dan juga pastinya adalah pelaku dalam usaha dan pengembangan startup. Mentor dari tingkatan lokal Keuskupan Sintang juga turut dilibatkan dalam memberikan pendampingan dan pembekalan kepada tim-tim dengan enam ide terbaiknya.
Enam ide startup terpilih, yaitu HERBO, PRIBETTER, CARNA.CO, CABE RAWIT RANGPALCA, IKI COLLECTIONS, INSTRUMEN BORNEO. Proses ini menjadi dasar yang baik dan juga menjadi bekal yang baik bagi para peserta untuk berlatih dalam menyusun perencanaan tim dalam mengoptimalkan ide bisnis yang dipilih.
Proses dihari kedua, yaitu peserta diajak untuk mulai membangun produk stratup bersama dalam timnya. Enam tim dengan ide terpilih dihari kedua diajak untuk menyusun perencaan pengembangan dalam setiap timnya melalui proses mentoring dan pendampingan ide startupnya. Proses pembelajaran dihari kedua juga dijalankan dengan melalui validasi pasar, dimana setiap tim memiliki waktu untuk melakukan validasi akan ide bisnis mereka kepada masyarakat luas.
Proses ini memberikan gambaran secara umum terkait ide yang mereka jalankan apakah dibutuhkan masyarakat dan menjawab beberapa persoalan yang berkembang dan terjadi dimasyarakat. Melalui proses ini juga tim akan semakin memperkuat ide bisnisnya dengan memperhitungkan peluang kebutuhan dimasyarakat dan agar mampu menjawab kebutuhan yang berkembang. Selanjutnya peserta membuat bisnis model canvas yang merupakan gambaran dari pengembangan produk dan ide secara luas dan umum hingga peluang pengembangan jangka panjangnya.
Dalam canvas bisnis, peserta juga diajak untuk memikirkan strategi pemasaran dan sumberdaya yang dimiliki untuk menjadi modal dalam pengembangan usahanya. Pada hari kedua juga peserta membuat prototipe produk yang akan menjadi tindak lanjut ide awal yang dibentuk dalam tim, peserta diajak untuk lebih dalam untuk menyusun tahapan pengembangan ide dalam tim yang ada.
Akhirnya di hari ketiga semua peserta yang tergabung dalam tim mengumpulkan ide akhir yang telah disusun dan dirancang dengan baik melalui proses pendampingan dan mentoring selama hari pertama dan kedua. Dalam tim yang telah berproses dengan ketat, keenam tim dengan ide masing-masing yang kreatif dan inovatif mempresentasikan idenya dihadapan juri handal yang telah dipilih oleh tim.
Juri dalam pelaksanaan akhir penentuan ide terbaik SWI KESI ini, yaitu Bruder Filipus Neri Subardi, CSA, Hetty Kus Endang (Owner Galeri Kain Pantang Sintang), dan Pastor Joseph Chrispinus Longa, Pr (Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Sintang). Proses penjurian menjadi ketat karena keenam tim tampil dengan ide ide matang yang sangat berpotensial.
Melalui proses yang cukup panjang, akhirnya terpilih empat ide, yaitu HERBO sebagai Most Impactul yang merupakan platform mitra dengan pemilik kebun rumahan di Sintang, selanjutnya dijuara ke tiga CARNA.CO yang akan menjadi penyedia jasa pengolahan sampah bernilai jual secara door to door yang diakses dengan cepat dan mudah, selanjutnya untuk juara kedua yaitu dari tim INSTRUMEN BORNEO yang akan menjadi jembatan antara creator dan peminat musik liturgi yang bernuansa tradisional Borneo, dan juara pertama adalah IKI COLLECTION yang berupaya menjadi platform bagi para seniman kerajinan tangan dari kayu Pelaik.
Setelah dilakukan pengumuman dan diperoleh empat tim terbaik dalam SWI KESI ini, seluruh tim dan peserta mendapat pembekalan yang menjadi tindak lanjut dalam kegiatan selanjutnya setelah tim kembali ke paroki masing-masing. Dalam moment ini juga disusun proses-proses pengembangan kedepannya yang selaras dan sejalan dengan pengembangan lanjutan ide terpilih pasca kegiatan SWI KESI.
Berbagai rencana tindak lanjut dan prospek kedepannya juga disusun agar semua berjalan dan terus berkembang untuk jangka yang panjang.
Dalam penutupan, Pastor Joseph Chrispinus Longa Pr (Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Sintang) mengapresiasi kerja tim yang dijalankan oleh semua tim SWI KESI yang telah optimal dan berupaya menyiapkan kegiatan ini sehingga bisa dilaksanakan dengan baik. Pastor Chris juga menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) bersama Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) KWI, Ruang & Tempo, Techstars dan semua media partner yang telah membantu mendukung proses berjalannya kegiatan SWI KESI dengan lancar.
Terima kasih juga kepada CU Keling Kumang, dan para donatur yang sudah mendukung acara ini hingga dapat terlaksana dengan baik. Kepada para mentor nasional, para mentor lokal dan juga seluruh tim yang terlibat dalam kegiatan ini.
Kepada peserta SWI KESI Tahun 2022 ini, Pastor Chris menyampaikan harapannya agar orang muda berani menjadi pembawa perubahan melalui setiap rencana dan proses pengembangannya di masing-masing paroki. Beliau juga berharap kepada ide ide terpilih untuk terus dijalankan dan dikembangkan secara bertahap, namun dalam jangka yang panjang dan terus mau belajar serta jangan takut untuk berproses.
Momen ini menjadi tahap awal yang baik dalam mengembangkan ekosistem bisnis berbasis digital atau startup yang dikembangkan dari setiap peluang-peluang yang ada di tiap daerah di Keuskupan Sintang. Banyak potensi dan bidang-bidang yang jika dikelola dengan baik akan mampu memberikan peluang baru bagi pengembangan bisnis khususnya dalam tingkatan orang muda. Semangat semangat kolaborasi juga sangat dibutuhkan guna memperkuat sistem yang dibangun dan dijalankan.
Akhirnya melalui perutusan dan berkat, semua peserta dan tim diutus untuk memberikan perubahan yang nyata bagi perkembangan OMK dan juga menjadi berkat bagi semua orang karena pada dasarnya kita adalah pembawa berkat dan selalu digaungkan untuk OMK di Sintang dan Borneo bahwa Borneo adalah berkat.(*)