PIRAMIDA.ID- Setelah Jakarta dan Surabaya, Medan adalah kota terbesar di Indonesia. Dalam laporan KLHK, ada 5 kota terkotor. Dari 5 kota tersebut, Medan mendapat nilai paling rendah. Nilai paling rendah diartikan sebagai kota paling kotor. Namun, Pemko Medan menolak pengertian tersebut.
Dari kantor berita Antara, pihak Pemerintah Kota Medan, Sumatera Utara, menyatakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) tidak pernah menyebut Medan sebagai kota terkotor 2022.
“Kementerian LHK tidak pernah menyatakan Medan kota terkotor. Cuma nilainya rendah, belum mencapai untuk memperoleh Adipura di 2018,” ucap Kadis Lindup di Medan.
Menanggapi hal tersebut, Komda PMKRI Sumbagut, Ceperianus Gea, geram. “PEMKO bukan melakukan sisi positif atau melakukan gebrakan yang semakin bagus, malah yang ada berusaha mengklarifikasi bahwa hal itu adalah hoaks” katanya pada media (28/1/2023).
Ceperianus melanjutkan, ada banyak sampah di sepanjang jalan Medan. “Dengan kata lain, medan sebagai ibukota provinsi identik dengan sampah dari setiap sudut gang, selokan, jalan dan sebagainya,” katanya.
Menurut Ceperianus, tidak ada keistimewaan Bobby Nasution sebagai wali kota. Bobby disamakan dengan wali kota wali kota sebelumnya. “Walikota hari ini tidak ada bedanya dengan walikota sebelumnya. Walikota hari ini malah fokus dalam pencitraan di media sosial dan media lainnya sehingga lupa untuk berbuat dan berbenah. Bobby selaku wali kota bukan menjadi sosok pemimpin yang baik dimata masyarakat, dibuktikan dengan sikap masyarakat yang belum mau mengikuti apa yang diinginkan oleh wali kota untuk melakukan kebersihan lingkungan.”.
Diketahui, Bobby Nasution memang sangat aktif di media sosial. Banyak pejabat aktif di media sosial. Namun, menurut Ceperianus, Bobby Nasution tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Sebagai menantu Presiden, diketahui, masyarakat berharap banyak pada Bobby.
Apalagi, Bobby pernah bercita-cita membuat kota yang ramah ramah disabilitas. Di beberapa waktu lalu, Bobby memang mengatakan ingin mewujudkan Medan yang ramah disabilitas. “Namun, sampai hari ini, Medan belum menunjukkan kota yang ramah disabilitas,” katanya.
Ceperianus tak menampik bahwa ada jalan yang ramah disabilitas. Namun, bagi Ceperianus,hal itu hanya untuk pencitraan. “itu hanya untuk pencitraan semata. Penyekatan tinggi dijalan di sekitar Karya Wisata. Satu sisi, masyarakat patut diapresiasi karena melakukan gugatan terhadap keputusan walikota yang tidak pro kepada rakyat”.
Masyarakat memang ada yang gerah. Hal ini terdapat seperti termaktub dalam postingan instagram dari akun Inimedanbungg. Dalam postingan tersebut, seorang warga menyapa dan mengingatkan Bobby Nasution.
Halo, Bobby. Ini apa ini kerjanya udah berapa bulan ini gak siap-siap ini. Ditinggal gitu orang ga bisa makan loh. Toko semua ga bisa buka,” ucap akun tersebut. Ceperianus tak menampik, ada kemajuan. Namun, secara umum, Bobby dinilainya gagal dan penuh pencitraan.(*)