Ristika Ulyartha Silalahi
PIRAMIDA.ID-“Bye-bye masa kuliah, selamat tinggal masa mahasiswa,” begitu ucap mereka ketika mengenakan baju toga kebanggaannya.
Setelah mengalami jatuh bangun berulang kali, akhirnya, mereka sampai juga di penghujung menemukan dunia baru yang kata orang “lebih kejam”.
Mereka berharap setelah lulus kuliah, cepat mendapatkan pekerjaan, supaya bisa membantu perekonomian keluarga. Ternyata, dipersulit masa pandemi Covid-19.
Jangankan kemudahan mendapatkan pekerjaan, malah di masa pandemi Covid-19, banyak pengusaha melakukan pengurangan karyawan, dengan jumlah besar.
Kondisi tersebut, semakin mempersulit sekaligus mempersempit ruang gerak para sarjana – yang datang dari berbagai disiplin ilmu – untuk mendapatkan kesempatan bekerja.
Kalau pun ada kesempatan bekerja yang dibuka sebuah lembaga, atau perkantoran, maka tingkat kompetisi demikian tinggi, juga alot. Belum lagi jumlah yang melamar, persentasenya lebih tinggi dari jumlah personil yang dibutuhkan perusahaan.
Kesiapan Kualitas di Besarnya Kuantitas
Hampir boleh dikatakan, pada setiap sektor kebutuhan pekerja bagi lembaga atau perusahaan dengan dispilin mau pun karakter pengetahuan yang ada, akan berbanding jauh. Jika lembaga atau perusahaan membutuh atau merekrut pekerja baru 100 orang dari berbagai disiplin ilmu, maka jumlah yang mengajukan permohonan boleh jadi 10 kali lebih dari yang dibutuhkan.
Itu artinya, tingkat kompetisi demikian tinggi, di mana 100 pekerja yang lolos sesuai kebutuhan, sudah pasti adalah orang-orang pilihan dengan kemampuan memuaskan, serta kecerdasan yang tidak diragukan.
Apalagi di masa pandemi Covid-19, tingkat kompetisi menjadi sedemikian tinggi, diakibatkan keharusan dalam mematuhi protokol kesehatan, untuk rangkaian memutus mata rantai sebaran virus Covid-19.
Walaupun ada terbetik kabar, adanya permainan dalam penerimaan kesempatan kerja, harus tetaplah pada keyakinan bahwa ada ruang terbuka bagi orang yang berkualitas untuk memenangkan kesempatan kerja.
Jadi, apakah itu di masa sebelum atau sesudah pandemi Covid-19, tingkat kualitas penguasaan ilmu, akan menjadi modal dalam memenangkan kompetisi mendapatkan kesempatan kerja.
Apa pun nama kelembagaan atau perusahaan, yang melakukan rekrutmen calon pekerja, akan tetap memberikan prioritas utama bagi sarjana-sarjana yang memiliki kualitas dan kecakapan dalam menguasai sektor yang dibutuhkan.
Meraih toga kesarjanaan, adalah cermin tingkat kualitas dan kecakapan dalam memahami dan menguasai serta mengimplementasikan keilmuan yang dipelajar selama di bangku kuliah pada apa yang dibutuhkan sebuah kelembagaan mau pun perusahaan.
Mari mengemas kualitas dan kecakapan sebagai bagian yang melekat dalam kealmamateran dan Tri Darma Perguruan Tinggi. Sarjana berkualitas dan cakap mengimplementasikan keilmuannya, pasti mendapatkan atau sudah tersediakan kursi kesempatan kerja.(*)
Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas HKBP Nommensen Kota Pematangsiantar dan aktivis di Kelompok Studi Pendidikan Merdeka (KSPM).