PIRAMIDA.ID- Sebagai negara demokrasi, sangat erat kaitannya dengan penyelenggaraan pemilu. Untuk mewujudkan negara yang demokratis, pemilu merupakan cara untuk mengangkat eksistensi rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dalam negara.
Melihat hal tersebut, Komite Pemuda Indonesia Pusaka (KOPI-SAKA) menyelenggarakan diskusi publik dengan tema “Posisi Pemuda dan Mahasiswa di Tahun Politik Jelang Pemilu Tahun 2024” yang bertempat di Gedung Juang 45, Jakarta Pusat, Jumat (15/07/2022).
Dalam pembukaan diskusi publik, Tamtam selaku Koordinator Pusat KOPI-SAKA menyampaikan Indonesia merupakan negara demokrasi, yang artinya pemerintahan berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, di mana pemilu merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. “Ini merupakan amanat dari UUD 1945 yang harus kita kawal betul,” ujarnya.
Ia menerangkan, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) berdasarkan data Kemendagri mencapai 200 juta lebih, sedangkan data KPU RI mencapai kurang lebih 190 jutaan, data pemilih muda atau milenial mencapai 35%- 40%.
“Artinya, pentingnya posisi dan potensi pemuda juga mahasiswa dalam mengawal proses pemilu, sehingga dapat menghasilkan Pemilu 2024 yang berintegritas dan bahkan mengawal roda pemerintahan dengan baik pasca pemilu,” tegasnya sambil menutup sambutan.
Dalam diskusi ini adapun narasumber yang hadir dalam kegiatan ini adalah F. X Gian Tue Mali selaku Kepala Prodi Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia; Eka Joko Fajariyanto selaku Ketua Umum Gerakan Pemuda Islam Indonesia; Paulina Tamara Nainggolan selaku Ketua Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Serang; dan, Roberto Vaildo Simanjuntak selaku Ketua Umum Senat Mahasiswa Universitas Kristen Indonesia.
Dalam pemaparannya, F. X Gian Tue Mali menyampaikan bahwa pemuda dan mahasiswa adalah penentu di dalam Pemilu 2024 yang akan datang.
“Pemuda dan mahasiswa adalah penentu di dalam pemilu 2024 karena pemuda dan mahasiswa masih memiliki rasionalitas dalam memilih,” terangnya.
Selanjutnya, Ketua Gerakan Pemuda Islam Indonesia DKI Jakarta, Eka Joko Fajariyanto menyampaikan, bahwa pemuda dan mahasiswa harus bisa masuk di dalam penyelenggara pemilu.
“Pemuda dan mahasiswa Indonesia harus bisa duduk menjadi penyelenggara pemilu agar pemuda dan mahasiswa Indonesia bisa membawa Pemilu 2024 ke arah yang lebih baik,” harapnya.
Kemudian, penyampaian dari Paulina Tamara Nainggolan bahwa para pemuda dan mahasiswa Indonesia sangat amat penting untuk berpartisipasi dalam pemilu dan dapat menangkal politik identitas dalam pemilu.
“Para pemuda dan mahasiswa Indonesia sebagai populasi terbesar masyarakat Indonesia harus ikut aktif dalam isu-isu politik termasuk pemilu untuk memperkuat sikap persatuan dan kesatuan bangsa,” tukasnya.
Sementara, Roberto Vaildo Simanjuntak menyampaikan bahwa pemuda dan mahasiswa harus mengawal pemilu tahun 2024.
“Kita lihat sendiri bahwa saat Pemilu 2019 banyak terjadi kecurangan dan kampanye gelap yang merusak hubungan masyarakat. Oleh karena itu pemuda dan mahasiswa Indonesia harus bisa mengawal Pemilu 2024 nanti untuk mencegah berkembangnya hal-hal tersebut,” tegasnya.
Di akhir diskusi, KOPI-SAKA juga mendeklarasikan sebuah seruan bahwa Komite Pemuda Indonesia Pusaka mendukung dan mengawal Pemilu 2024, dengan beberapa poin, yakni:
1. Tolak penggunaan ujaran kebencian, hoaks dan politik identitas di pemilu tahun 2024;
2. Sukseskan pemilu tahun 2024 agar berjalan tertib, aman, dan tepat waktu;
3. Dukung pemilu tahun 2024 untuk kemajuan dan kedewasaan bangsa.(*)