Piramida.id|Simalungun – Hotel Patra Jasa yang berada di Parapat, Girsang Sipangan Bolon, kabupaten Simalungun, dituding oleh warga setempat sebagai ‘dalang’ pencemaran perairan Danau Toba dengan limbah yang dikeluarkannya.
Hampir setiap hari warga sekitar perairan Parapat menemukan bangkai ikan di sekitar pantai parapat ditambah dengan kondisi air yang berbuih, akibat terkena limbah cair.
Diduga telah mengeluarkan limbahnya tanpa mekanisme yang telah ditentukan, Patra Jasa Hotel Parapat juga dituding tidak mendukung program Pemerintah Pusat untuk mengembangkan wisata Danau Toba yang masuk dalam destinasi Utama.
Sebelumnya dalam mengembangkan destinasi wisata Danau Toba, Pemerintah Pusat telah mengaturnya dan tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2016, tentang Badan Otorita Pengelolaan Kawasan Pariwisata Danau Toba.
Pengunjung yang datang ke Parapat dengan tujuan bertamasya kini merasa ‘ogah’ untuk menikmati air (berenang/mandi) Danau Toba akibat dicemari limbah termasuk milik Patra Jasa Hotel.
Sangat disayangkan, bahwa pihak manajemen Patra Jasa sama sekali tidak menaruh rasa peduli akan pengembangan destinasi wisata Danau Toba tersebut.
Hal itu terbukti Pasca diketahuinya dari salah seorang petugas Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Simalungun, bahwa Patra Jasa Hotel Parapat hingga saat ini belum memiliki ijin pengelolaan limbah.
Bambang S.Budi selaku Manajer Patra Jasa Hotel Parapat, ketika dikonfirmasi kru media ini terkait belum adanya ijin pengelolaan limbah hotelnya, masih diam dan tidak berkomentar apapun.
Warga sekitar Parapat yang merasa akan terganggu mata pencahariannya akibat limbah milik hotel berfasilitas mewah itu merasa geram dan meminta agar Hotel Patra Jasa untuk tidak beroperasi lagi.
“Apapun katanya sudah jelas kalau Patra Jasa Hotel Parapat belum memiliki ijin pengelolaan limbahnya dari dinas, pantasan limbah mereka mencemari Danau Toba dan kami terganggu karena itu, bisa bisa Parapat gak diminati pengunjung lagi, karena itu kami minta agar Hotel Patra Jasa ditutup dulu sampai ijin limbahnya dari semua dinas terkait dipenuhi dan mereka harus buktikan kalau limbahnya tidak mencemari Danau Toba lagi,” ketus beberapa warga kepada Piramida.id, Selasa (7/11) sore.(Fas)