PIRAMIDA.ID- Berdasarkan sumbangsih yang diberikan pada Rusia, Lomonosov dapat disejajarkan dengan Peter I, tsar pendiri kota Saint Petersburg. Lomonosov selalu menjadi orang pertama dalam berbagai bidang, mulai dari fisika, filosofi, hingga kesusastraan. Ia jugalah yang mengembangkan budaya Rusia yang kita ketahui saat ini.
Ada mitos yang mengatakan bahwa sebenarnya Lomonosov adalah putra Peter I di luar nikah. Memang benar, Peter I pernah berada di Laut Putih, tempat Lomonosov dilahirkan. Peter I datang ke daerah tersebut untuk bekerja dan belajar di galangan kapal. Jadi, mungkin saja mitos itu benar.
Kejar Ilmu Hingga ke Jerman
Dalam biografi Lomonsov pun banyak misteri yang belum terkuak. Ayahnya adalah seorang pria kaya raya, yang memiliki rumah besar dengan bidang tanah yang luas dan kapal pribadi. Namun, Lomonosov memutuskan keluar dari rumah. Ia pergi ke Moskow menggunakan gerobak ikan dan menyambung hidup di kota tersebut mengandalak uang receh. Seorang petugas gereja yang mendidik Lomonosov di kota asalnya menerangkan bahwa Lomonosov ingin belajar bahasa Latin agar bisa mempelajari ilmu pengetahuan, dan itu hanya bisa didapat di kota Moskow.
Lomonosov menuntut ilmu di Moskow dan masuk ke Slavic Greek Latin Academy, salah satu institusi pendidikan ternama di Moskow kala itu. Institusi tersebut kemudian mengutus pemuda berbakat ini pergi ke Eropa untuk menuntut ilmu di sana.
Selama masa pendidikannya di Jerman, Lomonosov terlibat dalam sebuah skandal. Ketika beasiswa Lomonosov ditahan, ia kabur dari universitas dan pergi mengelilingi Eropa setahun penuh sebagai aksi protes atas hal tersebut. Lomonosov pun mengalami banyak petualangan yang menarik selama ia berada di Jerman.
Salah satunya ia sempat dipaksa masuk ke dalam tentara Prusia (nama kerajaan di Jerman), lalu dikurung dalam benteng, kemudian Lomonosov berhasil kabur dari sana layaknya yang terjadi di novel petualangan “Pangeran Monte Cristo”. Lomonosov menikah dengan seorang perempuan Jerman secara Kristen Protestan, meski tentu Lomonosov sendiri beragama Kristen Ortodoks dan saat itu hal tersebut dinilai tabu di Rusia.
Watak Tempramental
Lomonosov sendiri tidak terlalu terlihat seperti seorang ilmuwan. Ia berbadan tegap dengan kepercayaan diri yang tinggi.
Pada suatu ketika, segerombolan penjahat berusaha merampok Lomonosov. Ia lalu memegang kepala dua orang perampok itu dan membenturkannya satu sama lain. Kedua perampok itu pun langsung pingsan seketika, sementara perampok lain spontan lari meninggalkan teman-temannya. Lomonosov mengejar dan menangkapnya, lalu bertanya, “Apa yang hendak kau lakukan pada saya?”. “Merampas pakaianmu,” jawab sang perampok. Lomonosov pun berkata, “Oh begitu. Sekarang saya akan tanggalkan pakaianmu. Copot semua!”, dan sang perampok pun menanggalkan semua pakaiannya.
Setelah itu Lomonosov mengambil semua pakaian milik perampok itu dan membuangnya ke sungai di dekat sana. Adegan tersebut layaknya peristiwa yang terjadi dalam film aksi Amerika.
Lomonosov terkenal memiliki watak temperamental. Ia pernah mengatakan, “Saya tidak ingin hanya menjadi orang bodoh di depan para bangsawan, bahkan di depan Tuhan sekalipun”. Pernyataan tersebut menggambarkan sifat Lomonosov yang cenderung mudah terusik.
Skandal berikutnya yang dibuat Lomonosov terjadi di Akademi Sains Saint Petersburg. Dalam sebuah laporan ditulis, “Dia (Lomonosov) menghujat para profesor, menyebut mereka sebagai pencuri dan menyerukan kata-kata, yang bahkan ia malu untuk menuliskannya di sini, dan dia acungkan tangannya pada mereka sambil menunjukkan tanda yang paling merendahkan mereka”.
Lomonosov menyebut mereka sebagai “pencuri” bukannya tanpa dasar. Pencurian kerap terjadi di institusi tersebut. Lomonosov juga merasa keberatan semua profesor di sana adalah orang Jerman. Sempat terjadi polemik antara Lomonosov dengan sejarawan asal Jerman Gerhard Freidrich Miller.
Miller menilai sejarah sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang bersifat objektif. Sementara Lomonosov mengatakan, sebelum mengizinkan seseorang masuk ke dalam mata kuliah sejarah, orang tersebut perlu disumpah bahwa dia hanya akan menulis hal-hal yang meninggikan tanah airnya, tidak termasuk sisi-sisi gelap yang dimiliki negaranya. Selain itu, menurut Lomonosov sejarawan Rusia haruslah orang Rusia sendiri, bukan bangsa lain.
Merombak Ilmu Pengetahuan
Lomonosov tertarik dengan semua hal, mulai dari sejarah, lalu dengan mudahnya dapat masuk dan mempelajari fisika dan astronomi. Ia adalah penemu hukum kekekalan massa yang dikenal dengan nama “Hukum Lomonosov-Lavoisier”, yang berbunyi, “massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap”.
Ia juga membuat teleskop dan mengamati planet Venus melalui alat tersebut. Namun, semua itu tidak diklaim oleh Lomonosov. Banyak sekali penemuan-penemuan Lomonosov yang tidak diketahui oleh Eropa dan banyak dari penemuan tersebut dilakukan kembali.
Namun bagi Rusia, Lomonosov mempunyai arti yang lebih besar dibanding Einstein ataupun Newton. Sendirian, ia berhasil merombak praktis seluruh ilmu pengetahuan yang ada, termasuk bidang sastra. Ia banyak menulis ode (sejenis puisi lirik dengan tema serius) dan tragedi.
Memang karya sastra tulisannya tidak terlalu anggun, bahkan terkesan acak-acakan. Akan tetapi Lomonosov termasuk orang pertama yang membuat tulisan dalam bahasa Rusia, bukan dalam bahasa gereja-Slavia. Sastra sekuler (yang bersifat duniawi) baru dimulai di Rusia setelah kemunculan ode-ode yang ditulis oleh Lomonosov. Sebelum itu, di Rusia hanya ada sastra-sastra religius saja.
Lomonosov selalu terobsesi dengan apa yang ia kerjakan. Ketika menulis sesuatu, ia sering lupa makan, bahkan selama berminggu-minggu ia hanya minum air putih dan roti tawar saja. Lomonosov telah memberi sumbangsih di semua bidang yang ada di dunia ini. Selalu ada penemuan-penemuan perdana milik Lomonosov di bidang apapun. Ia bahkan menciptakan cara untuk menentukan ramalan cuaca, instrumen pembuat jalan bagi kapal di samudera beku, dan mendalami ilmu demografi.
Dalam bidang demografi, ia mengajukan sejumlah cara untuk pemerintahan kala itu, yang dapat berguna untuk meningkatkan populasi penduduk.
Beberapa langkah yang dimaksud adalah menganulir peraturan yang melarang orang untuk menikah lebih dari tiga kali, menarik warga asing lebih banyak ke dalam negeri (fenomena tersebut saat ini disebut gastarbeiter/pekerja migran), gerakan antimabuk, dan mengurangi masa wajib militer sebab banyak orang yang kabur ke luar negeri untuk menghindari wamil. Para petinggi negara saat itu tidak menyadari hal tersebut dan bisa dikatakan mereka sama sekali tidak mengerti kehidupan di Rusia. Sedangkan Lomonosov mengerti dan peduli.
Lomonosov sering menjadi orang yang pertama memulai atau pun mencetuskan sesuatu. Di Prancis, semua pekerjaan yang berhasil dilakukan oleh Lomonosov seorang diri, dilakukan juga di sana, namun oleh sejumlah tim yang terdiri dari polimatik (orang dengan pengetahuan yang tidak terbatas di satu bidang) dan tenaga ahli seperti filsuf, ilmuwan, dan pakar ekonomi. Sementara, pada abad ke-18, di Rusia tidak ada tim tenaga ahli, hanya ada satu orang, yakni Mikhail Lomonosov.
Source: Russia Beyond.