Fitzerald Kennedy Sitorus*
PIRAMIDA.ID- Ketika sedang mempersiapkan tulisan mengenai Martin Luther dalam rangka Peringatan 500 tahun Reformasi, saya dapat melihat dengan lebih konkret pengaruh tokoh ini pada peradaban modern sekarang.
Kata kunci yang dapat merangkum keseluruhan pemikiran Luther adalah demokrasi dan kebebasan. Melalui kedua istilah inilah ia menjalankan pengaruh yang sangat revolusioner bukan hanya dalam bidang teologi, tapi juga sosial politik. Kebesaran pengaruh Luther sesungguhnya terletak pada pengaruh ajarannya dalam bidang sosial politik.
Demokrasi dan kebebasan dalam bidang teologi: Luther mengatakan, kita hanya diselamatkan melalui iman (sola fide). Itu berarti, berbagai ritus dan sakramen gereja tidak dibutuhkan untuk keselamatan. Dan karena iman adalah hasil pertemuan langsung (pembacaan) atas Kitab Suci (melalui pertolongan Roh Kudus), maka peranan rohaniwan atau pendeta bukan hanya tidak penting, melainkan justru dapat menjadi penghalang bagi pertemuan dengan Tuhan.
Dan karena Allah berbicara kepada setiap orang secara pribadi melalui Injil, maka tidak ada dogma definitif yang ditunjuk sebagai ajaran Kristen. Setiap individu dapat membuat keputusan sendiri mengenai tanggung jawab agama mereka. Setiap orang bertanggung jawab dan berhubungan langsung dengan Tuhan.
Potensi demokrasi radikal yang terkandung dalam ajaran ini disambut gembira oleh jemaat yang pada saat itu yang merasa bahwa kekuasaan gereja terlalu dominan dan kekuasaan itu dilegitimasi, menurut Luther, melalui penyelewengan atas ajaran Injil.
Demokrasi dan kebebasan dalam bidang sosial politik: locus di mana Tuhan berbicara kepada setiap orang adalah suara hati. Tuhan berbicara melalui dan di dalam suara hati (Gewissen, conscience) manusia. Dalam proses pengadilan di Worms, Luther mengatakan: suara hati saya ditangkap oleh Tuhan, dan saya tidak dapat dan tidak ingin bertindak melawan suara hati!
Sejak saat itu, Eropa menjadi sama sekali lain dari sebelumnya. Sejak saat itu, gagasan demokrasi dan kebebasan yang disuarakan Luther mengubah cara orang memahami kehidupan sosial politik.
Bagaimana itu mungkin? Karena suara hati manusia terpaut pada Tuhan, maka manusia itu suci. Ia memiliki harkat dan martabat yang tidak dapat diganggu gugat. Manusia juga bebas. Ia tidak tunduk dan tidak boleh ditundukkan kepada penguasa duniawi manapun, entah itu raja atau paus. Inilah yang menjadi dasar konsep hak asasi manusia modern, yang membuat manusia memiliki harkat dan martabat yang harus dilindungi dan dijunjung tinggi.
Dan gagasan ini kemudian diakomodasi dalam hukum-hukum positif di Eropa, dan kemudian di berbagai negara di belahan dunia lainnya, termasuk di negara kita. Gagasan Reformasi Luther mendunia.
Filsuf G.W.F. Hegel mengatakan bahwa, melalui Luther, dimulailah pengakuan atas kebebasan roh manusia. Luther menemukan subjek modern. Ia menemukan individu yang bebas dan bermartabat.
Ahli filsafat politik dan hakim konstitusi Jerman yang terkenal, E-W. Böckenförde mengatakan, Luther menemukan suara hati (Gewissen, conscience) sebagai pusat kepribadian individu dan locus kebebasannya, benteng terakhir kemanusiaan yang wajib dihargai dan dilindungi.
Kebebasan suara hati (Gewissensfreiheit) yang ditemukan Luther itu menjadi konsepsi dasar demokrasi modern; kebebasan suara hati menjadi hak paling mendasar seorang individu. Dan itulah yang membuat Luther menjadi salah seorang peletak fondasi filsafat politik modern.
Penulis merupakan pengajar di Universitas Pelita Harapan.