PIRAMIDA.ID- Rabu, 19 Mei 2021, PT DPM mengadakan sosialisasi kepada masyarakat Desa Bongkaras Dusun I, II, III, dan IV tentang kehadiran tambang di Sopokomil Desa Longkotan. Dalam sosialisasi tersebut PT DPM mengundang beberapa perwakilan dari setiap dusun.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa Bongkaras, Camat Silima Pungga-pungga, tokoh masyarakat, tokoh agama, perwakilan CU, Dinas Pendidikan, DPD, Karang Taruna, kepolisian, dari pihak perusahaan dihadiri oleh Budiman Situmorang, Zulkarnain, dan beberapa anggota lainnya dari pihak PT DPM.
Seharusnya kegiatan tersebut dimulai pulul 09.00 WIB, namun kegiatan tersebut dibuka pukul 10.40 WIB oleh pihak kepolisian. Semenjak tahun 1998 PT DPM hadir di Dairi, baru kali ini pihak perusahaan mengadakan sosialisasi kepada masyarakat di Bongkaras.
Masyarakat yang hadir banyak mempertanyakan potensi ancaman dari kegiatan PT DPM, seperti yang diungkapkan salah seorang perwakilan masyarakat, yaitu Ibu Mariati br. Tohang mengungkapkan “Tempat limbah kenapa dibuat dekat dari rumah rakyat, Dairi merupakan daerah patahan gempa dan sangat berpotensi terhadap dam tailing pecah. Bagaimana jika hal itu terjadi dan kami semua mati? Bahkan bahan peledak untuk kegiatan tambang akan berdampak juga terhadap masyarakat Bongkaras. Kami hidup bukan dari pertambangan, di kampung kami banyak penghasilan, semua tanaman bisa tumbuh di daerah kami, maka kami tidak membutuhkan tambang, kami sudah hidup aman di sini.”
Kemudian, peserta lainnya, yaitu amang Boang Manalu menanyakan perihal dam tailing.
“Bapak bilang bahwa di kawasan ada 53,11 ha akan dibangun terowongan di bawah tanah, sampai kemana terowongan tersebut? Apakah sampai ke bawah rumah kami? Selama ini kami warga merasa resah karena PT DPM tidak terbuka dalam hal ini. Hal ini ditanggapi oleh pihak PT DPM, yaitu Bapak Zulkarnain sebagai Senior Manager Eksternal Relations di PT DPM. “Ada kegiatan pemulihan di TSF, mahasiswa bisa studi di sana dan dijadikan tempat wisata, perusahaan bertanggung jawab hitam di atas putih, PT DPM punya badan hukum dan memiliki direktur utama yang akan bertanggung penuh terhadap segala kecelakaan yang akan terjadi,” ungkapnya.
Karena hanya beberapa perwakilan yang bisa masuk ke balai desa, puluhan warga yang juga menolak PT DPM duduk di luar balai desa sambil memegang poster dan spanduk yang berisikan: MASYARAKAT TOLAK KEHADIRAN PERTAMBANGAN PT DPM DI DAERAH RAWAN BENCANA, KAMI HIDUP BUKAN DARI TAMBANG, MANUSIA BISA HIDUP TANPA TAMBANG TAPI TIDAK TANPA AIR, JANGAN RUSAK ALAMKU, TAMBANG BUKAN SOLUSI, PERTANIAN YES TAMBANG NO HIDUP PETANI.
Beberapa peserta sosialisasi yang hadir merasa tidak puas atas informasi yang dijelaskan oleh pihak PT DPM sehingga mereka tidak bersedia menandatangani absensi kegiatan sosialisasi, juga tidak menerima konsumsi yang disediakan saat kegiatan sosialisasi, peserta merasa tidak puas atas penjelasan informasi mengenai pembangunan dam tailing, gudang handak, dan masalah penggunaan air.
Gerson Tampubolon yang mewakili komunitas masyarakat tolak tambang yang juga didukung penuh oleh anak rantau Desa Bongkaras yang menolak tambang menyampaikan pernyataan sikap mereka yang berisi:
1. Kami Masyarakat Penolak dari Bongkaras sudah puluhan tahun hidup dengan tenang, damai dan sejahtera dari hasil pertanian kami. Kami menghasilkan padi, ikan mas, gambis, anggur (jeruk purut), coklat, pinang, kopi, manggis, duku dan durian.
2. Kami bisa menyekolahkan anak-anak kami sampai kuliah selama ini dari hasil pertanian bukan dari tambang.
3. Kami menolak PT DPM karena Dairi berada di daerah patahan gempa yang dilewati patahan Toba, patahan Bahorok, dan patahan Lae Renun dengan resiko tertinggi di dunia.
4. Kami menolak pembangunan bendungan limbah yang menurut ahli keselamatan bendungan limbah, bendungan tersebut akan dibangun di daerah curah hujan yang tinggi dan di lokasi tanah yang tidak stabil yang berada di dusun Sopo Komil.
5. Kami tidak ingin kehilangan sumber air kami, yakni Sikalombun 1, Sikalombun 2, Batu Hapur, dan Lae Salapsap yang kami gunakan untuk air minum, mandi, dan memasak dan sangat sehat selama ini. Air juga kami gunakan untuk irigasi pertanian kami.
6. Kami menolak PT DPM karena kami tidak menginginkan kebocoran limbah pada tahun 2012 yanv menewaskan ikan mas warga terulang kembali.
7. Kami masyarakat Desa Bongkaras tidak setuju kampung menjadi areal tambang sesuai peta konsese areal PT DPM.
8. Kami ingin hidup selamat dan sejahtera selama-lamanya di Desa Bongkaras. Hidup petani, hidup Bongkaras, tolak PT DPM!
Setelah penyampaian pernyataan sikap, puluhan masyarakat yang menolak tambang baik yang di dalam balai desa dan di luar meninggalkan kegiatan sosialisasi sambil menyanyikan lagu Tano Bongkaras, “Tano Bongkaras haholonganhu, sai naeng malungun do rohanghu sai naeng di son”.(*)
Narahubung:
Gerson Tampubolon (081262043070)
Darwin Situmorang (081265018275)