PIRAMIDA.ID- Jumlah kasus virus corona di Indonesia telah mencapai 200.000. Berbagai upaya pencegahan penyebaran virus itu terus dilakukan, termasuk meluncurkan prakarsa nasional yang disebut “Gerakan Pakai Masker”.
Ketua Umum Gerakan Pakai Masker, Sigit Pramono, mengatakan masker merupakan cara paling efektif menekan laju kenaikan angka kasus virus corona. Mengenakan masker secara benar dan pada saat yang tepat, dipercaya mampu mencegah penularan virus hingga 75 persen.
Dalam sebuah webinar bertema Jaga Indonesia dengan Masker, Teknologi Baru Masker Melawan Covid-19 yang diadakan oleh Katadata, Gerakan Pakai Masker memang terfokus pada upaya melindungi kesehatan masyarakat, namun juga bertujuan untuk membantu memulihkan perekonomian.
“Yang pertama kita merespon isu kesehatannya yaitu menyelamatkan nyawa manusia. Gerakan Pakai Masker pada saat ini, 90 persen porsinya mengarah ke sana. Dan kemudian untuk masalah ekonomi, kami meresponnya dengan membuat platform digital untuk nantinya membantu memberikan bantuan sosial, bantuan sembako dan sebagainya, tapi ini porsinya sekarang baru 10 persen,” kata Sigit.
Gerakan Pakai Masker ini, kata Sigit, telah berjalan sekitar tiga bulan, dan telah menjangkau sekitar 9.200 pasar di seluruh Indonesia, yang di dalamnya mencakup 7 juta pedagang. Gerakan ini juga menjangkau sekitar 54.000 santri di 44 pesantren.
Menurut Sigit, mensosialisasikan penggunaan masker bukanlah hal mudah karena banyak warga yang belum memahami pentingnya memakai masker.
“Masker adalah perlindungan pertama yang saya beli, waktu itu awal pandemi karena ini bisa melindungi kita sampai 70-75 persen. Jadi memang kita harus menggunakan masker, bahkan anak pun sudah dijelaskan ya, karena paling susah bagi anak-anak untuk memahami. Dan mungkin banyak sekali orang tua di sana, kalau keluar rumah dan harus membawa anaknya, pada saat anaknya tidak mau memakai masker, mungkin ah ya sudahlah susah sekali memberi tahu anak, tapi kita tidak boleh seperti itu, kita harus tetap disiplin dalam menggunakan masker, apalagi diri kita,” ujar Cathy Sharon.
Juru Bicara Satgas Nasional Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Bakti Bawono Adisasmito, menyatakan masker adalah alat paling efektif untuk mencegah penularan virus corona. Selain mencuci tangan secara teratur dan menjaga jarak, memakai masker dapat mencegah masuknya virus corona melalui hidung dan mulut.
“Mereka masuk itu pintunya cuma tiga untuk manusia paling gampang, manusia punya reseptor ACI2 itu letaknya ada di mukosa mata, hidung, dan mulut, dan kalau itu masuk ke situ maka kita akan tertular. Maka dari itu pakai masker itu jadi penting karena bisa menutupi mulut dan hidung, paling tidak dengan jaga jarak, otomatis kalau ada droplet tidak sampai ke mata kita, jadi sebenarnya kita terlindung. Berikutnya lagi cuci tangan, kalau kita cuci tangan, karena biasanya yang mengantar virusnya itu ke mata, hidung dan mulut adalah jari kita sendiri karena tidak bersih, megang apa dan seterusnya,” papar Prof. Wiku.
Terkait pentingnya masker untuk mencegah penularan virus corona, Wiku menyebut Indonesia telah mampu membuat masker yang mampu menyaring masuknya virus hingga 88 persen, dan menyaring masuknya bakteri hingga 99 persen. Masker ini diberi label INA United. Masker kain dari bahan polyester yang dibuat Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament (APSYFI) ini, memiliki kemampuan menyaring yang setara dengan masker bedah.
“Jadi sebenarnya kalau kita bekerja, sebenarnya kita itu punya sumber dayanya untuk bisa menyelesaikan itu, salah satunya adalah masker. Ini yang harusnya diberikan perlindungan untuk seluruh rakyat Indonesia, betul-betul dari virus itu,” tandasnya