Oleh: Nanda Purba*
PIRAMIDA.ID- Pemuda adalah seseorang yang berjiwa besar dalam menghadapi segala hal. Sedangkan bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjadi menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Pemuda dan kesadaran bela negara adalah suatu yang memiliki keselarasan dalam jiwa masing-masing orang terutama dari dalam diri pemuda. Membangun kesadaran bela negara pada pemuda merupakan sesuatu yang penting dan tidak bisa dianggap suatu hal yang sepele, karena pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang tidak dapat disparitaskan dari sejarah bangsa ini.
Kendatipun demikian, kesadaran bela negara ini jangan pula ditafsir hanya berhubungan dengan angkat senjata melawan musuh dari negara luar belaka, melainkan harus lebih luas memandangnya, sehingga dalam pengejawantahan, pemuda lebih kreatif mengimplementasikan arti bela negara ini dalam kehidupannya tanpa menghilangkan hakikat bela negara itu sendiri.
Dalam hal ini pemuda harus sadar bahwa masa depan bangsa dan kepemimpinan negara berada di tangannya. Karena itu, pemuda harus mengetahui asas kepemimpinan, di mana asas kepemimpinan adalah kesadaran dan kemauan.
Sikap dan kepemimpinan yang baik adalah
1. Berilmu, berakhlak, berintegritas, profesional dan pandai;
2. Dapat membuat keputusan dan bertanggung jawab di atas keputusannya;
3. Dapat mempengaruhi bukan dipengaruhi dan mampu menjadi contoh;
4. Bersedia mendengar masukan dan kritik;
5. Bisa memberi semangat dan motivasi.
Serta pemuda perlu memiliki pengetahuan tentang kepemimpinan dari apa itu
pemimpin, ciri-ciri, dan tugasnya. Pemimpin adalah seorang yang pandai dan menggunakan kepadatan tersebut untuk menggerakkan diri, organisasi, dan masyarakat.
Di antara kepandaian harus dikuasai adalah: (a) pandai mengurus diri dan organisasi termasuk mengatur waktu, keperluan diri sendiri dan kerja; (b) Anda mendengar dan menghormati apapun pendapat dan kritikan; (c) pandai menganalisa dalam membuat keputusan; (d) pandai berkomunikasi dengan bahasa yang santun; (e) pandai menulis dan berdokumentasi dan mengerti Iptek.
Adapun seorang pemuda dituntut untuk tidak apatis atau masa bodoh atas segala masalah yang menimpa bangsa dan negara. Baik itu masalah bencana alam sampai bencana sosial ekonomi dan politik yang di mana alam bernegara dirusak oleh kebanyakan generasi tua yang haus akan kekuasaan. Pemuda sebagai generasi penerus dan pemegang tali kekuasaan, harus melawan segala kebobrokan yang ada. Baik di area sosial ataupun politik.
Kedua, sebagaimana merujuk pada penjelasan di atas, pendidikan bela negara menjadi sesuatu yang wajib, sejalan dengan kenyataan empiris yang berkembang saat ini, yaitu jika dikaitkan dengan kondisi empiris Indonesia yang berada pada persimpangan kepentingan dunia.
Realitas empiris inilah yang menjadi satu kebutuhan Indonesia untuk melakukan reorientasi sistem ketahanan sosial. Dari salah satu upaya lain dalam bela negara yang dapat dilakukan generasi muda adalah dengan mengikuti resimen mahasiswa. Resimen mahasiswa dapat disingkat Menwa adalah salah satu kekuatan sipil yang dilatih dan dipersiapkan untuk mempertahankan NKRI sebagai perwujudan sistem pertahanan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta atau (sinhankamrata).
Markas komando Menwa bertempat di perguruan tinggi di kesatuan masing-masing yang anggotanya adalah mahasiswa atau mahasiswi yang berkedudukan di kampus tersebut. Benua merupakan komponen cadangan pertahanan negara yang diberikan pelatihan dasar militer seperti penggunaan seperti penggunaan senjata. Teknik pertempuran, survival, terjun payung, bela diri militer, senam militer, penyamaran, navigasi dan sebagainya.
Pemuda harus berperan serta dan berada dalam garis terdepan, dalam melakukan perubahan, demikianlah pemuda menjaga keutuhan bangsa ini, mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan yang lebih besar, untuk mengantisipasi terjadinya penjajahan gaya baru di segala aspek, atas derasnya arus globalisasi dan tak terbantu juga merupakan salah satu menjaga negara.
Hal lain yang tak kalah pentingnya pemuda harus memiliki kepala dan sosial dan memiliki tanggung jawab atas kondisi masyarakat saat ini, harus turut serta mencari solusinya. Dengan membangun kesadaran itulah, maka pemuda telah melakukan salah satu dari sekian banyak aspek untuk menjaga keutuhan negara ini, yaitu kesatuan republik Indonesia (NKRI).
“Bela negara adalah suatu konsep yang memang masih perlu penajaman-penajaman untuk perlu diimplementasikan secara tajam dan tepat di dalam sistem nasional,” kata Letjend. Agus Widjojo, mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) pada kegiatan training of trainer bela negara Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, dan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa timur.
Memulai paparannya Agus mengutip presiden Joko Widodo yang pernah menyampaikan bahwa bela negara memiliki spektrum yang sangat luas.
Negara bisa dilakukan oleh setiap warga negara yang dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari sesuai peran dan profesi masing-masing.
Lebih lanjut Agus menegaskan bahwa bela negara sangat luas spektrumnya. Oleh karena itu, tidak hanya dilahirkan dari suatu kementerian lembaga, karena lingkungan lingkupnya nasional. Fungsi penataan sistem bela negara belum memberikan makna yang dapat dilaksanakan secara konkret, konferensi dan final.
“Bela negara itu bukan keterampilan militer,” kata Agus.
Keterampilan yang dapat dikaitkan dengan unsur dasar bela negara adalah mengisi keterampilan profesional dalam fungsi pelayanan negara kepada masyarakat sebagai bentuk pengabdian masyarakat kebangsaan.
Ikut serta dalam bela negara merupakan salah satu amanat penting yang termuat dalam undang-undang dasar negara republik Indonesia tahun 1945. Bela negara perlu dilakukan oleh seluruh pemegang tanggung jawab dalam menciptakan Indonesia sebagai bangsa yang cerdas dan sejahtera.
Ya, negara menjadi penting karena aktivitas pertahanan dan keamanan nasional tidak hanya diserahkan sepenuhnya kepada institusi TNI dan Polri. Oleh sebab itu, diperlukan berbagai upaya dalam menjangkau seluruh elemen warga negara Indonesia yang dinamis dan variatif dalam pengetahuannya.
Masyarakat desa sebagai suatu aktivitas kas kewarganegaraan Indonesia belum tersentuh dengan baik terkait upaya-upaya menanamkan kesadaran bela negara.(*)
Penulis merupakan siswi kelas X-MIS di Yayasan Perguruan Mars.