Oleh: Rasmi Siburian*
PIRAMIDA.ID- Setiap tanggal 21 April di Indonesia, diperingati sebagai Hari Kartini untuk mengenang kembali perjuangan kaum perempuan di masa penjajahan. Sosok seorang perempuan yang disapa dengan Raden Ajeng Kartini yang berhasil mengangkat martabat/ derajat perempuan setara dengan laki-laki.
Kartini adalah sosok seorang perempuan yang patut untuk diteladani di mana setiap tingkah lakunya adalah cerminan untuk setiap perempuan dalam memperjuangkan emansipasi perempuan tanpa harus meninggalkan kodratnnya sebagai perempuan dan menjadikan perempuan dihargai oleh laki-laki.
Adapun semangat Kartini yang harus dicontoh perempuan masa kini adalah menjadi perempuan yang pekerja keras, tangguh, mandiri dan terus belajar.
Selain itu berkat dari perjuangan R.A. Kartini dalam hal kesetaraan gender menjadi teladan bagi masyarakat Indonesia di mana atas jerih payahnya beliau untuk perempuan, yaitu perempuan boleh mengeyam pendidikan lebih baik lagi, padahal dulunya kita tahu bahwa perempuan di usianya yang masih remaja sudah dinikahkan dan diharuskan mengurus rumah, anak dan suami sehingga tidak ada peluang untuk perempuan untuk mendapatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sebagai perempuan ataupun Kartini masa kini mari kita saling memberdayakan khususnya keluarga, tetangga ataupun orang-orang sekitar kita melihat situasi yang terjadi kurang lebih 2 tahun ini di mana pandemi Covid-19 menjadi ancaman untuk kita bahkan perempuan juga harus bisa bertahan dengan mengembangkan kreasi, inovatif di tengah-tengah keterbatasan yang ada.
Masa pandemi saat ini telah memberikan efek domino cukup signifikan terhadap perekonomian Indonesia dan juga kebiasaan-kebiasaan masyarakat Indonesia sehingga melahirkan tatanan kehidupan baru yang mau tidak mau harus dijalani bersama.
Perempuan-perempuan Indonesia dituntut sebagai Kartini modern yang siap mengarungi masa pandemi dengan berbagai peran, baik menjadi peran ibu dalam rumah tangga maupun menjadi sosok perempuan yang berkarier yang bekerja dengan fasilitas tekhnologi yang diperlukan sendiri.
Hal ini menjadi tantangan para Kartini Indonesia, jika dia menjadi mahasiswa maka hidup dan kuasailah teknologi pandemi sehingga semakin lahir generasi Kartini yang semakin membumi untuk menaklukkan tekhnologi sehingga selalu berdampak untuk pribadi dan juga ibu pertiwi.
Lahir dan hiduplah menjadi pribadi yang merdeka, kritis dan terbuka terhadap pengajaran serta berintegritas tinggi karena Indonesia sangat membutuhkan generasi Kartini yang semakin mewarnai Indonesia dan dunia dengan nilai-nilai keindonesiaan serta suara kenabian demi kemaslahatan umat.(*)
Penulis merupakan Sekfung Akspel Pemberdayaan Perempuan GMKI Cabang Tarutung yang juga mahasiswa IAKN Tarutung.