Oleh: Daniel Jonathan Tito Sigalingging, M.Si.*
PIRAMIDA.ID- Sebagai kota ketiga terbesar di Indonesia, Medan kini telah mulai unjuk gigi dalam hal pembenahan dan pembangunan kota. Kalau harus menatap hal yang dibanggakan Medan untuk kancah nasional, selama ini hampir tidak ada yg dapat membuat rakyat Medan membusungkan dada sebagai kebanggaan akan kota yang ditinggalinya.
Harapan Medan yang harus mengejar ketertinggalan ini mulai tampak pasca Bobby Nasution dilantik menjadi wali kota Medan, akhir Februari lalu.
Belum genap setahun, namun gebrakan sudah mulai terlihat. Wali kota Medan telah memulai dari hal paling dasar yang menjadi keluhan masyarakat Medan, yakni pembenahan birokrasi pemerintahan, serta perbaikan infrastruktur umum.
Dalam berbagai kesempatan wali kota Medan telah melakukan pembenahan dalam aparatur sipil negara dengan tagline #antipungli, serta segala hal birokrasi untuk pelayanan masyarakat dapat dipercepat dan dipermudah bagi masyarakat.
Bukan hanya kadis dan camat, lurah hingga kepling berkali-kali selalu menjadi sasaran dalam sidak yang dilakukan oleh Bobby dalam rangka mewujudkan lemerintah selaku pelayan yang benar-benar hadir di tengah masyarakat.
Belum lagi dengan diberlakukannya sistem parkir dengan menggunakan e-money di sebagian titik, telah menambah pendapat pemerintah kota yang selama ini tidak pernah mengalir menjadi pendapat daerah, serta memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang parkir karena yakin bahwa uang parkir yang diberikan, berarti masuk ke kas pemerintah yang artinya ikut berkontribusi dalam melakukan pembangunan kota.
Sejumlah ketertinggalan kita mulai dikebut Bobby sudah mulai membawa Medan ke arah lebih baik.
Pun demikian dalam pembenahan infrastruktur, dalam keterbatasan anggaran akibat refocusing pandemi, Pemko Medan berusaha menyelesaikan persoalan jalanan medan yang terkenal ‘semi offroad’. Meski memiliki keterbatasan tadi, Pemko dinilai berhasil memanfaatkan dana Silpa Rp.622 M untuk perbaikan jalan di beberapa tempat yang dinggap perlu dilakukan perbaikan secara segera.
Selain itu, Bobby juga berhasil meyakinkan Kementerian Pekerjaan Umum untuk ikut terlibat dalam pemugaran kembali kota lama Kesawan, menjadi pusat wisata sejarah dan kuliner. Tentu dengan support anggaran dari pemerintah pusat, maka mewujudkan icon baru Ibukota Sumut ini dapat segera terwujud.
Ajang Pembuktian
Tahun 2022 telah di depan mata, sejumlah PR besar yang masih menumpuk faktanya masih belum sebanding dengan apa yang harus dibenahi.
Pemko Medan bersama DPRD Kota Medan telah menyetujui APBD Kota Medan 2022, kini tinggal Bobby Nasition menunjukkan bagaimana penggunakan anggaran yang telah disusunnya tersebut dapat termaksimalkan dan sesuai dengan visi misi wali kota Medan ketika masa Pilkada.
Sejumlah tugas seperti perbaikan drainase, perbaikan infrastruktur jalan, penertiban bangunan liar, normalisasi sungai, pembenahan fasilitas umum, serta tidak lupa pembangunan SDM akan menjadi sorotan utama masyarakat Medan.
Jikalau melihat dari beberapa bulan kepemimpinan Bobby-Aulia di Kota Medan, bukan terlalu optimis menyampaikan PR tersebut dapat diselesaikan dengan mengedepankan kolaborasi dengan seluruh elemen yang ada, karena setiap pembangunan dan pembenahan tentu selalu menuai pro dan kontra.
Gebrakan penataan transportasi umum juga masih menjadi penantian besar warga Kota Medan, karena kenyamanan dan keamanan dapat tercipta apabila dikelola dengan sistem yang tepat dan fasilitas yang memadai.
Pekerjaan besar ini memang tidaklah bisa selesai hanya dalam satu tahun, tetapi 2022 menjadi awal pondasi menuju transformasi Kota Medan ke arah yang lebih baik.(*)
Penulis merupakan Ketua DPD GMNI Sumut. Alumni Pascasarjana Perencanaan Wilayah – USU.