Oleh: Rina Adriani Silalahi*
PIRAMIDA.ID- Membaca dewasa ini merupakan kegiatan yang gampang-gampang sulit dilakukan. Mengapa saya katakan demikian? Karena menurut pendapat saya, masing-masing orang memiliki kegemaran yang berbeda.
Dengan demikian, membaca akan menjadi gampang bagi orang-orang yang memang sudah melekat dengan kegiatan ini. Sebaliknya, membaca akan menjadi terasa sulit bagi orang-orang yang tidak memiliki atau belum mengenal nikmatnya membaca. Banyak di antaranya sudah pusing sebelum membaca.
Melihat tingkat ketebalan buku serta paragraf demi paragraf membuat sebagian orang urung untuk membaca. Ironis memang, namun kenyataan ini kerap terjadi di sekitar kita. Perlu upaya khusus yang harus kita ciptakan dan tanamkan sejak kecil agar kegiatan membaca menjadi sebuah hal yang sangat menyenangkan dan tidak merupakan beban.
Wajib kita bangun dalam benak kita bahwa membaca justru merupakan sebuah keterampilan dasar yang harus kita miliki yang tidak hanya dibutuhkan oleh orang dewasa.
Perjalanan membaca sejatinya merupakan sebuah proses yang terus menerus (sustainable) akan kita lakukan hingga akhir hayat. Membaca akan menjadi menyenangkan bila kita menjadikannya sebagai sebuah kebutuhan prioritas dan hal ini harus diperkenalkan pada anak sejak usia dini. Rasa ingin tahu menjadi pemantik untuk mengantongi sebanyak-banyaknya informasi.
Nah, untuk menciptakan anak yang akrab dengan kegiatan membaca, beberapa teknik harus dilakukan secara masif dan kolektif.
Bagaimana teknik menarik perhatian anak usia dini agar memiliki kelekatan dengan membaca? Mari kita simak bersama.
Pertama
Mengoptimalkan peran orangtua sebagai guru pertama dan guru utama anak, tenaga pendidik serta seluruh warga negara yang melek literasi. Anda harus sudah mengenalkan media baca seperti buku berupa buku cerita anak yang sesuai usia, komik, novel. Kemudian mulailah dari membaca topik-topik yang diminati anak.
Ketika anak sudah mulai menunjukkan ketertarikan terhadap buku, maka sudah waktunya anda merambah buku dari genre lainnya. Tahukah Anda, buku cerita bergambar pun harus dibaca dengan intonasi dan ekspresi yang tepat agar ceritanya membekas dalam memori anak.
Upaya mengakrabkan buku bertujuan agar anak-anak tumbuh di lingkungan rumah yang kaya literasi. Jadi anak-anak mulai dikenalkan dengan majalah, surat kabar, poster, serta sumber informasi lainnya.
Kenalkan fungsi buku untuk dibaca, bukan dirobek dan ajari cara memperlakukan buku. Bagaimana cara memperlakukan buku? Tata pada rak buku yang mudah dijangkau anak. Sering kali yang terjadi buku disimpan pada lemari yang sulit dijangkau anak-anak sehingga anak menjadi enggan untuk meraihnya.
Kedua
Bangkitkan motivasi agar anak-anak tertarik dan menikmati buku. Bagaimana akhirnya anak-anak bisa menikmati membaca buku adalah sesuatu yang layak diperjuangkan. Anak-anak membutuhkan dorongan untuk mengembangkan lingkungan yang kaya literasi.
Gunakan kegiatan sehari-hari untuk mengembangkan bahasa dan perbendaharaan kosakata anak. Namun jangan membanding-bandingkan anak-anak, karena semua wilayah perkembangan anak saling berhubungan dan berbeda satu dengan lainnya.
Ketiga
Mencari teman yang memiliki kegemaran membaca buku.
Memiliki teman ataupun grup komunitas yang memiliki kegemaran yang sama tentu sangat menyenangkan. Ini dapat menularkan kebiasaan baik.
Di samping anak memiliki teman berdiskusi, lingkungan pertemanan ini pun membuat anak semakin terpacu untuk menambah pengetahuan. Tentunya dengan pendampingan orang tua.
Manfaat membaca dan mindset “membaca itu penting”
Beberapa manfaat membaca di antaranya:
- Membaca memperkaya jumlah kosakata yang dimiliki;
- Melebarkan rentang perhatian anak;
- Mendukung daya pikir analitis;
- Melatih otak.
Membaca bukan hanya menjadi kebutuhan orang yang sudah dewasa. Jangan sampai Anda salah kaprah. Justru membaca harus sudah menjadi kebutuhan sejak kecil. Tanamkan mindset “membaca itu penting”.
Bila sudah tertanam dalam diri anak, secara otomatis mereka akan lebih akrab terhadap buku Anak-anak pada umumnya sering meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Maka, dengan menemani anak membaca sekaligus menunjukkan kepada anak bahwa membaca itu penting.
Dorong anak-anak membaca kapan pun di manapun. Misalnya ketika di mall, di rumah makan, biarkan anak-anak membaca menu. Beri kesempatan untuk membaca merk mainan, merk baju, nama toko, petunjuk informasi apapun yang ditangkap oleh mata.
Jangan tertawakan ketika anak-anak melakukan kesalahan. Perbaiki dengan cara yang halus. Ketika kita menertawakan mereka, ada perasaan seperti kita mempermalukan. Karena anak kecil juga memiliki emosi yang sama seperti orang tua.
Buatlah perjalanan membaca menyenangkan. Misalnya, dengan membuat kuis yang jawabannya ada pada buku yang akan dibaca. Berikan hadiah setelahnya. Ini bisa membangun komunikasi interaktif dengan anak.
Mari bersama membangun giat literasi untuk anak usia dini, menciptakan generasi yang akrab dengan buku bacaan sebagai sumber informasi yang inspiratif.
Penulis merupakan lulusan Fakultas Ekonomi USU yang memiliki minat di bidang menulis. Penulis lahir 33 tahun lalu dan menggunakan nama reena_adriani pada akun media sosialnya. Pada kesempatan sebelumnya, penulis sudah menelurkan berbagai artikel opini dan juga puisi.